Chapter 3. Kyre

1 0 0
                                    

"Jangan mendekat nyonya! Tuan Rosera sedang tidak ingin diganggu."

Salah satu pengawal berusaha menghalangi, namun kelihatannya ibu tadi tak peduli, dia tetap saja berteriak dan menyeruak masuk barisan pengawal.

Akhirnya setelah beberapa kali didorong dan dihalangi oleh para pengawal, dia bisa menerobos dan menemui si lelaki pembawa pesan.

Tanpa basa basi dia langsung menanyakan beberapa hal, terutama tentang anaknya yang telah menjadi pasukan kerajaan.

"Tuan, apakah kau kenal anakku?"

Si pejabat yang melihat sang ibu menyeruak masuk membiarkannya mendekat.

"Siapa namanya nyonya? Mungkin saya mengenalnya."

"Kyre dari Locksley. Kata beberapa pasukan yang pernah datang kemari, dia telah menjadi kepala pasukan di wilayah hutan Poliphena. Apa kau kenal dia, tuan?"

Seolah tersengat petir, lelaki pembawa pesan itu kaget mendengar nama itu disebut. Dia jadi teringat sesuatu.

"Oh, jadi nyonya ini ibu dari Kyre!"jawabnya spontan.

"Maafkan aku nyonya, namaku Rosera, dan Kyre adalah teman seperjuanganku di Benteng Galdaras. Memang dia pernah menjadi kepala pasukan di Poliphena, tapi setelah itu dia diangkat menjadi protector untuk menjaga Benteng Galdaras. Namun..."

Dia menghentikan ucapannya, sepertinya ada sesuatu yang di khawatirkannya. Sesuatu tersebut tampaknya mengganjal di tenggorokannya.

Mengetahui gelagat tersebut, ibu tadi penasaran dan menanyakan lagi keadaan anaknya.

"Bagaimana tuan! Apakah anakku Kyre baik-baik saja?"

Raut muka lelaki itu tiba-tiba saja kelihatan sedih, sepertinya dia hendak menangis. Lelaki itu tak berani menatap sang wanita tua.

Para pengawalnya tampak khawatir melihat orang penting kerajaan itu tampak seperti itu. Mereka hendak menyeret ibu tua tersebut, namun segera dicegah oleh sang pembawa pesan.

Ibu tua tadi bertanya sekali lagi, namun melihat raut muka lelaki itu dia mulai cemas.

"Ada apa dengan anakku Kyre, tuan?"

Demi menjawab pertanyaan ibu tadi lalu sang pejabat menceritakan tentang kejadian pertempuran dahsyat mempertahankan Benteng Galdaras.

Disana, beribu-ribu pasukan Delmare dan Tasvegan bertempur habis-habisan, sampai tinggal beberapa pasukan yang tersisa, itupun mereka telah kehabisan tenaga dan beberapa terluka. Juga termasuk didalamnya Kyre dan Rosera, mereka masih memiliki semangat untuk mempertahankan Galdaras.

Sampai pada akhirnya seorang yang sangat kuat, mungkin dia salah satu jenderal besar Tasvegan, datang dan memporak-porandakan pasukan Delmare yang berjumlah tinggal sedikit.

Lalu Kyre dengan berani menghadapi lelaki itu sendirian. Rosera serta beberapa pasukan lainnya segera menutup gerbang benteng dan melihat pertempuran antara Kyre dan Jenderal Tasvegan dari atas benteng. Namun naas, Kyre terkena tebasan pedang sang Jenderal dan tewas, walau dia berhasil memotong tangan kiri jenderal tersebut.

Setelah menceritakan kejadian tersebut, dia segera meminta maaf berkali-kali kepada ibu tua tadi.

Mendengar setengah cerita dari sang pejabat ibu tadi sudah bisa menebak akhir dari cerita tersebut. Dia menangis. Sepertinya ibu tua tadi mengacuhkan permintaan maaf sang pembawa pesan, dan sambil menangis dia berlari menjauhi lelaki tadi.

Sementara itu Rosera hanya bisa melihat ibu tua itu berlari dari kejauhan tanpa mau mengejarnya. Tampak bahwa dia sangat bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri.

BLOOD BROTHERHOOD : Kingdom WarfareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang