Chapter 1. Rombongan Berkuda

11 0 0
                                    

Hamparan perkebunan jagung membentang luas sejauh mata memandang hingga kaki pegunungan Rockwell yang kokoh. Hamparan ini terpotong oleh jalan setapak yang melintang dan membuat sebuah persimpangan tiga arah.

Ditengah-tengah persimpangan tampak jelas papan tanda arah yang kelihatan sudah memudar tulisannya dan tidak bisa lagi dibaca.

Dari persimpangan kearah kiri tampak jelas bahwa jalan tersebut menuju hutan yang membatasi perkebunan jagung. Lalu kearah kanan terlihat sebuah perkampungan kecil yang dibatasi oleh ladang jagung di kaki pegunungan Rockwell.

Dibawah, dijalan setapak tadi, serombongan pasukan berkuda kelihatan tergesa-gesa melintasi persimpangan, lalu berhenti sebentar.

Beberapa orang tampak kepanasan mengahadapi cuaca siang hari yang terik dan menyengat. Seorang dari mereka mengeluh atas keadaan yang sangat menyulitkan itu.

"Huft, susah payah kita bekerja, panas dingin sudah kita lalui, namun upah tidak seberapa!"

"Kalau kau mau upah yang besar, jadilah anggota Akademi Tempur Kerajaan." Celetuk salah satu orang.

"Wah kalau itu aku menyerah!" Candanya sambil tertawa.

Rombongan itu hanya berhenti sesaat, setelah mendengar aba aba dari ketua rombongan, mereka kembali bergerak. Tujuan mereka sangat jelas, mereka pergi kearah perkampungan.

Identitas rombongan itu adalah para prajurit rendahan Kerajaan Delmare yang sedang mengantar seorang pejabat Delmare ke berbagai penjuru wilayah kerajaan itu. Itu adalah agenda misi tahunan mereka.

Susahnya misi para prajurit itu hanyalah maraknya gerombolan-gerombolan perampok yang tersebar di wilayah pinggiran Delmare. Ditambah penyerangan oleh kerajaan kerajaan di perbatasan kerajaan yang terkadang berhasil menyusup hingga wilayah dalam.

Sementara para prajurit itu berpanas panasan, sang pejabat dapat dipastikan berada di dalam sebuah kereta kuda mencolok di tengah-tengah rombongan berkuda yang khusus disiapkan hanya untuknya.

Sementara itu di belakang rombongan pasukan berkuda itu tampak puluhan orang yang menaiki kereta kayu terbuka yang digerakkan oleh puluhan ekor kuda. Ada juga beberapa orang pemuda yang masih kuat berjalan mendampingi puluhan kereta kayu terbuka tersebut.

Walau keadaan sangat melelahkan dan juga sangat panas, namun tampaknya para lelaki tersebut tidak peduli. Mereka terus saja berjalan mencoba mengimbangi laju rombongan kereta kayu yang terus mengikuti rombongan para penunggang kuda yang berada jauh di depannya.

Para penunggang kuda tidak mau berlama-lama di tempat terbuka itu. Panas yang menyengat mengalahkan rasa iba mereka untuk menunggu rombongan di belakang mereka yang bergerak dengan sangat lamban.

Pemimpin dari rombongan itu lantas segera menyuruh mereka untuk bergegas. Tanpa membuang waktu lama lagi mereka langsung meneruskan perjalanan mereka.

Sampai di perbatasan desa mereka ditanyai oleh para penjaga desa.

"Siapa kalian dan mau apa datang kemari?"

"Kami utusan kerajaan mau bertemu kepala desa sini, serta mau memberikan pesan dari kerajaan kepada semua penduduk desa."

"Tunggu sebentar, kami panggil kepala desa dulu!"

Salah satu penjaga desa berlari menuju sebuah rumah paling besar diujung desa. Tak berselang lama dia keluar bersama seorang kakek tua yang kelihatan masih segar dan kuat. Mereka segera berjalan menuju rombongan tadi, dan menanyakan maksud kedatangan mereka.

Setelah lama mereka berbicara dengan kepala rombongan, lalu kakek tua tadi menyuruh salah satu penjaga untuk membunyikan lonceng agar para penduduk segera berkumpul.

Terdengar suara lonceng desa menggema dengan kencang.

Para penduduk yang mendengar lonceng desa berbunyi segera berduyun-duyun menuju ke tempat perkumpulan yang berada di tengah desa. Terlihat kerumunan penduduk yang bertanya-tanya untuk apa mereka dipanggil.

" Warga Locksley sekalian!"ujar kepala desa." Kita kedatangan tamu penting dari istana Delmare yang ingin menyampaikan sebuah pesan dari King Morrent untuk kita semua."

BLOOD BROTHERHOOD : Kingdom WarfareWhere stories live. Discover now