•ᕙPrologᕗ•

221 13 0
                                        

Author POV

"Apa?!"

Prang!!!

Gelas malang itu menampar keras marmer yang dingin. Diikuti dengan nasib sial barang kaca lainnya. Hancur berkeping-keping dengan mudahnya.

Tangannya mengepal, berjalan beberapa langkah ke depan lalu bergerak meninju mejanya dengan kasar.

Para anak buahnya hanya bisa diam membisu dengan ketakutan yang merajalela. Mereka pantas bersyukur ketika boss nya melampiaskan amarah pada barang disekitarnya, bukan pada tubuh mereka yang kalah saingan dengan si boss.

Sial!

Kenapa nasib buruknya itu selalu menghantui keluarganya? Dulu orang tercintanya dan putranya yang malang karena mendapatkan ayah yang tidak becus seperti dirinya. Tapi sekarang? Kenapa putrinya juga ikut kena imbasnya?!

"Siapkan segera pesawat pribadiku!" Arya melangkah lebar-lebar keluar dari ruangan kebesarannya. Tangannya terkepal kuat, amarahnya menginginkan pelampiasan. Dan tunggu saja, ia akan segera mendapatkannya.

Arya tersenyum miring dengan rahang yang mengeras. Siapa dia berani-beraninya berurusan dengannya? Sedari awal pria sialan itu memang tidak pantas bersama putrinya!

.
.
.

Brak!

Dengan terburu-buru Arya menutup pintu mobilnya. Kakinya yang panjang bergerak menulusuri hutan yang lebat.

Mata tajamnya menatap sekitar dengan rasa khawatir yang mendalam. Terus menambah kecepatan kakinya. Panik benar-benar telah menguasai dirinya!

Bagaimana ia bisa tenang mengetahui putrinya jatuh ke jurang. Lagi-lagi jurang dan jurang! Semua berawal dari tempat itu, jurang!

Arya mendongak ke atas, menatap cahaya rembulan yang temaram. Menatap tebing yang menjulang tinggi di atas sana.

Tangannya bergerak tergesa-gesa mengambil sebuah benda kotak pipih dari saku celana dan segera menyalakan senter.

Arya berjalan sedikit demi sedikit dengan senter yang menerangi sekitarnya. Berjalan mendekati sebuah danau yang memantulkan sinar rembulan.

Indah. Sangat indah. Namun sayangnya, danau ini akan menjadi memori buruk untuknya.

Kerutan di keningnya tampak jelas, alisnya menyatu, matanya dengan teliti menatap sekitar.

Deg!

Jantungnya terasa ditampar sangat kuat.

Arya sontak melepaskan hpnya dan berlari secepat mungkin. Menatap sendu putrinya yang telah berada di dalam dekapannya. Anak kesayangannya dengan tubuh memucat itu mengambang di danau.

Arya langsung saja menggendong putrinya dan berlari kencang. Melewati pohon-pohon lebat yang mengganggu jalannya. Sesekali mata hitamnya itu menatap khawatir putrinya.

"CEPAT PANGGIL DOKTER! PERINTAHKAN MEREKA UNTUK IKUT DALAM PESAWATKU!" titah Arya tegas dengan nada tingginya.

Brak.

Brumm.

Mobil lamborghini silver itu melaju dengan kencang. Berderu keras seakan menyuarakan hati gelisah seorang ayah yang tengah menatap putri satu-satunya dengan sendu.

Mungkin jika saja ia dulu tidak melakukan perbuatan keji, keluarga kecilnya tidak akan menanggung konsekuensi sebesar ini.

Mungkin jika saja ia tidak membunuh Vrista dan keluarganya, semua ini tidak akan menyiksa dan merenggut kebahagiaan keluarga kecilnya dengan perlahan.

Dan banyak lagi perandaian yang memenuhi otak berIQ tinggi itu. Tapi tetap saja, semua isi benaknya akan berakhir pada pria bajingan itu. Pria yang sialnya dicintai oleh putrinya.

Gigi Arya bergemelatuk, wajahnya mengeras. "Ratakan semua kekuasaan seorang Kenward Dickinson. Tidak ada yang boleh tertinggal, termasuk perusahaan, kehidupan malamnya, semua asetnya."

Salah satu sudut bibir Arya terangkat. Lihat saja, ia akan membuat pria itu menyesal!

TBC

Hallo everybody! I'm back only for you! Eyakkk.
Betewe nih author udh ngerancang kejadian perchapter nya, yah kayak skenario gitu. Udh lengkap tinggal capcus ngeluarin semua unek-uneknya. Gk author nyangka the nerd is a psycho ini total chapternya bakal lebih dari 65 chapter. Uwaw banget! Karena biasanya per chapter akan berkembang jdi banyak, lebih dari perhitungan. Mangkanya baca sampai selesai dan jangan lupa vote yahh! Author udh nyiapin banyak kejutan nih🤗 udah segitu aja dari author, sekian trimksh :)

Salam hangat
Yunik Yuroidah

The Nerd is a PsychoWhere stories live. Discover now