[1] Gadis tanpa ekspresi

74 27 36
                                    


Untukmu yang sudah terluka terlalu dalam, kau terlalu kuat untuk bertahan sampai sekarang.

***

Diriuhnya kemacatan kota Jakarta terdapat gadis yang termenung disudut angkot yang menyesakkan.

Dia menyederkan kepalanya dipembatas kaca jendela, raganya memang ditempat tapi pikiranya melayang kemana mana. Dipelipis jidat gadis itu terdapat goresan luka yang sudah mengering.

Tatapan matanya sayu, menandakan bawa dia sangat lelah.

Di hari ini kehidupannya dimulai kembali, memulai yang seharusnya dimulai. Sudah berapa minggu dia tidak sekolah? Cukup 2 minggu yang membuat dia dikeluarkan dari sekolah lama nya dengan beralasan tidak ada surat keterangan ataupun izin.

Dan 2 minggu itu juga dia menghabiskan harinya untuk bekerja dan bekerja, bukan tanpa alasan dia tidak masuk sekolah dan bekerja. di rumah sakit bunda tersayangnya sedang sakit. Dan rasa sakit itu penyebab kehancuran yang dia rasakan sekarang.

Dunia memang sekejam itu, entah seberapa kuat bundamya itu bertahan dan tau kebenaran semuanya—kebenaran bahwa nyatanya ayahnya selingkuh oleh temannya sendiri. Lucu sekali dunia ini bukan.

Sampai kapan semua ini berakhir

"Neng udah nyampe" teguran itu membuat lamuan Alhena buyar.

Segera mungkin dia turun dan membayar uang ongkos angkot yang tanpa sadar sudah sampai disekolahnya—ya sekolah barunya.

SMA N Semesta Jakarta

Tulisan papan selamat datang itu terpapang jelas dari penglihatannya, sekarang dia perlu menyeberangi satu jalan besar ini untuk memulai semuanya di SMA ini.

Semudah itu memulainya Al, kamu pasti bisa batin Alhena menyemangati dirinya sendiri.

Belum sempat satu langkah dia tepaki, suara riuh motor terdengar keras di indra pendengaranya. Matanya menoleh keseberang sisi jalan terdapat 5 motor dengan riuhnya memasuki Gerbang itu.

Matanya bertemu oleh mata coklat hitam itu, tatapan yang tajam entah siapa dia pemilik mata itu, yang pasti seseorang berandal yang tak tau aturan. Sudah jelas dari motor yang dia kenakan.

Alhena menghela napas, entah apa yang akan ada didepan nya nanti.

Dia mulai melangkah melewati gerbang, menatap lurus kedepan dengan tatapan datar dan menghiraukan tatapan banyak siswa siswi yang melihatnya.

Dirinya yang dulu ceria sudah mati, dan sekarang dia hanya perlu melewati masa SMA nya ini dengan tenang tanpa ingin ada ikatan pertemanan. Sudah cukup yang dulu dulu, dia tidak ingin menjalin pertemanan karena menurutnya semuanya adalah kebohongan. Bahkan teman nya sudah berhasil menjadi pelakor di keluarganya.

Alhena menghela napas. Sudah beberapa menit dia memutari sekolah yang sangat luas ini, tapi dimana ruang guru itu berada.

Langkahnya melewati koridor, tujuannya hanya satu segera mencari ruang guru. Dia menatap peta sekolah ini dengan fokus dan sialnya mungkin hari ini bukan hari tenangnya.

Brukk

Hari yang buruk, tubuhnya terpental karena tertubruk tubuh jangkun yang ada persis didepan nya. Melihatnya tanpa berniat membantu ataupun meminta maaf.

Coffee Lover Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang