Jatuh

515 64 2
                                    


"Berani sekali kau masuk ke kamarku dan menontonku sedang berendam!" Taehyung memandang tajam pemuda yang berlutut dihadapannya. Lalu menoleh ke arah pria paruh baya yang masih duduk tenang dikursi kebesarannya.

"Ayahanda aku ingin Jendra tak tahu diri ini dihukum seberat-beratnya! Dia sudah melecehkan anak Dewa!"

Pria yang dipanggil ayahanda itu tampak berpikir keras, kedua alisnya bertaut. Memikirkan segala konsekuensi jika dia menghukum Jendral kebanggaan Langit atau mengabaikan keluhan anak sematawayangnya.

"Kasim, tolong bacakan ulang kesalahan yang dilakukan oleh Jendral Jeon Jeongguk.." Ucap Dewa Langit pelan ke arah sang Kasim yang berdiri disampingnya.

"Baik, Yang mulia.." Kasim mulai membuka lembar kertas dikedua tangannya. Membaca isi kertas tersebut keras-keras. "Diberitahukan bahwa hari ini Jendral Jeon Jeongguk telah melakukan kesalahan fatal dan tidak senonoh terhadap Anak Dewa Kim Taehyung. Kejadian tersebut terjadi di pemandian air hangat kamar Anak Dewa. Jeon Jeongguk terbukti bersalah karena Kim Taehyung sendiri memergoki dia sedang berdiri dibalik pintu pemandian. Oleh karena itu kami memutuskan untuk menurunkan Jendral Jeongguk ke Bumi dan mencabut gelar Jendral Langit menjadi manusia biasa."

Taehyung yang mendengar pernyataan tersebut tersenyum lebar. Merasa puas dan merasa semua itu sepadan dengan rasa malunya sewaktu dia menyuguhkan pemandangan yang tak seharusnya Jendra rendahan itu lihat—tubuh indah dan terawatnya.

Dewa Langit tampak menganggukkan kepalanya pelan. Memandang Jeon Jeongguk yang berlutut dengan kedua tangan terikat. Wajahnya sama sekali tak menunduk malu atau menampakkan rasa takut dan bersalah. Tubuhnya tetap tegap seperti seorang Jendral sejati yang siap pergi berperang.

"Wahai pemuda, biar kutanya sekali lagi.. kenapa kau melakukan itu pada anakku? Pikirkan baik-baik, jawabanmu itu mungkin bisa merubah pikiranku." Dewa Langit tampaknya masih bermurah hati memberikan kesempatan bagi Jeon Jeongguk.

Sedangkan Jeongguk yang mendengar hal itu terdiam sebentar, lalu berujar tanpa ragu. "Alasan saya masih tetap sama seperti sebelumnya Yang mulia. Bahwa disini ada kesalahpahaman, saya tidak mungkin bisa masuk sesuka hati kedalam kamar Anak Dewa jika bukan tanpa izin terlebih dahulu. Saya mendapat pesan bahwa Anak Dewa ingin saya menemui dirinya langsung—"

"PEMBOHONG! AKU TIDAK PERNAH MENYURUHMU MENEMUIKU!" Kim Taehyung tampak tak terima, menyela dengan suara keras.

"Mustahil.. Ayahanda percayalah padaku, untuk apa aku menemuinya saat aku sedang melakukan kegiatan rutinitasku? Jika aku ingin menemuinya pasti aku melakukannya sebelum atau sesudah aku berendam.." Taehyung kini mulai terisak, air matanya mengalir membasahi pipi tirus itu. Kedua telapak tangan lentiknya terkepal diatas dada, kepalanya menunduk dalam—mendramatisir keadaan.

Dewa Langit yang melihat anak tersayangnya tampak menderita merasa sangat sedih dan tak tega.

"Kasim.. segera laksanakan penurunan Jeon Jeongguk ke Bumi." Ucapnya final.

Dengan disaksikan oleh para prajurit dan teman-teman terdekatnya, Jeon Jeongguk yang tak bisa berkutik hanya bisa pasrah saat baju Jendralnya harus diganti dengan baju biasa yang dipakai oleh para manusia.

Dirinya tak sempat pamit pada keluarganya, lebih tepatnya tak diberikan banyak waktu oleh Dewa Langit.

Dia hanya bisa berdoa semoga hukuman ini tak berlaku selamanya dan secepatnya dipanggil kembali ke atas Langit.

"Pejamkan matamu." Perintah pria si Penjaga gerbang Langit.

Jeongguk menarik nafas berat, mulai menutup kedua matanya. Pasti setelah ini saat dia membuka kedua matanya, ia telah berpijak di Bumi yang dikelilingi oleh para manusia.

Diam-diam Taehyung menyeringai licik. Menatap dendam ke arah pemuda yang sudah berani menolak mentah-mentah seorang Kim Taehyung si Anak Dewa. Ini akibatnya jika ada yang berani menentang atau menolak keinginannya. Tak seorangpun yang bisa mengalahkan si cantik Dewa Poniria tersebut.






Di Bumi dua bulan kemudian.

"Tararahu tahu tahu tahu! Haneut keneh.. yeuh ditahuan ditahuan.."

Jeon Jeongguk nampak masih giat menjajakan dangannya disekitar terminal. Tahu Sumedang dikeranjang sudah setengahnya terjual habis. Dia harus lebih semangat lagi karena hari semakin sore.


-tamat-

Emang paling enak ngeledekin Jeongguk😍

NYELEWENG [KOOKV]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum