02: A beautiful night.

Mulai dari awal
                                    

Seumur hidup, Taehyung tidak mengetahui ada seorang lelaki yang memiliki bokong sebesar dan sekenyal ini. Ia bahkan tidak bisa berhenti menyentuhnya barang sedetik. Dan ia tidak menyesal memilih Jungkook untuk menjadi teman malamnya saat ini.

Jungkook menjauhkan dirinya, mengecup pipi Taehyung sekilas. Tubuhnya dengan perlahan merosot ke bawah, berlutut di antara dua kaki Taehyung terbuka, lalu menjawil gundukan Taehyung dengan hidung mancungnya. "Di sini?"

Taehyung mengangguk cepat dan tidak sabaran, "Di sini, Jungkook."

Jungkook tersenyum simpul penuh senang, ia membuka resleting celana Taehyung dengan mudah dan mengeluarkan sesuatu yang membuatnya berdebar sedari tadi dengan semangat. "Oh, wow." Ucapnya takjub. Jungkook mendongak, "It's big, Taehyungie."

Taehyung terkekeh bangga. "I know."

"Jangan lupakan perjanjian kita." Taehyung menyela, "aku keluar sebelum rokok habis, kau akan mendapat bonus, baby."

"Baby?" Jungkook bertanya tidak percaya.

"Ya, panggilan untukmu. Apa kau tidak suka?" Ada rasa gelisah ketika Taehyung menyadari bahwa raut Jungkook berubah menyendu.

"T-tidak... aku suka... suka sekali," Jungkook tersenyum lebar, ia melingkup milik Taehyung begitu pas pada genggaman mungilnya. "dan aku berhak mendapatkan hadiahku sekarang, kan?"

"Kau belum—" Taehyung menengadahkan kepalanya sembari mendesah panjang, "Fuck, yeah. Kau berhak, baby. Kau berhak."

Jungkook mengulum dirinya begitu lihai, menjilat, menggigit halus serta memberinya kehangatan yang sangat membuatnya gila seketika. Ia jadi mempertanyakan jawaban Jungkook tadi jika dia belum berpengalaman. Ini bahkan sudah sangat baik, menurutnya. Bagaimana bisa Jungkook merendahkan dirinya seperti itu?

Ia mengerang kesekian kalinya. Membawa tangannya untuk menjambak surai Jungkook, menghentak dirinya lebih dalam pada mulut hangat si manis. "Ah, yes."

"You feels good, Taehyungie?" Sejenak Jungkook melepas kulumannya, bertanya dengan nada polos dan binarnya yang berkaca.

Taehyung mengangguk sembari tertawa hambar, "Yeah. Lanjutkan, baby."

Jungkook kembali melahapnya. Memainkan lidahnya di atas lubang kencing Taehyung hingga pria itu gemetaran keenakan. Taehyung mengumpat secara terus-menerus, mengerang frustasi kala merasakan akan mencapai pelepasannya.

"I'm close." Taehyung berujar susah payah.

Jungkook memberikan jarak, beralih memaju-mundurkan milik Taehyung di depan wajahnya, Taehyung sudah tidak sanggup untuk menahannya lagi. "Kau ingin aku keluar di sana, pretty? Di wajah cantikmu, hm?"

Jungkook mengangguk senang. "Please, please, Taehyungie."

Si Kim menghela napas berat dan membiarkan Jungkook mengambil alih, "Sebentar lagi."

Dan tidak butuh waktu lama, cairan panas itu mengenai wajah Jungkook. Berhamburan sampai terkena rambutnya. Ia menjilat sekitar bibirnya dan menoleh ke belakang, lalu menatap Taehyung kembali. "Aku tahu aku bisa melakukannya."

"Ya, you did it. Kau berbohong padaku, padahal kau itu adalah jalang kehausan yang butuh seseorang untuk mengujimu, kan? Nakal." Taehyung mendengus, dan mengatur napasnya yang masih belum stabil.

Jungkook bangkit dari tempatnya, menunduk untuk mengecup bibir Taehyung sedetik, "Aku akan pesankan kamar."

Taehyung menggeleng-geleng, "Bahkan spermaku belum dibersihkan olehnya."

serendipity [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang