"Gila ya gue, mau USBN bukannya belajar malah baca novel. Udah bego tambah bego."

Suara laki-laki yang sedaritadi terdengar mulai samar-samar. Tergantikan dengan musik yang ia pasang dengan volume full.

Di luar sana, Iqbaal mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu pintu lift berdenting dan munculah tiga perempuan yang saat ini memandang Iqbaal dengan tatapan jijik.

"Nggak waras ya lo?" celetuk Steffi ketika matanya menangkap sosok Iqbaal dengan rambut berantakan.

Iqbaal memandang Steffi tajam. Tapi perempuan itu sama sekali tidak takut dengan tatapan Iqbaal. Siapa yang menyakiti sahabatnya, itu adalah musuhnya. Dan Iqbaal menyakiti (Namakamu) berkali-kali.

"Masuk sana! Zidny nungguin tuh di kamar."

"Zidny bukan cewek kayak gitu!"

"Masih aja ngebelain si bego." Cassie menimpali.

Salsha tertawa sinis. "Biarin aja. Belom tau kali dia kalo cewek yang selama ini dibelain itu ternyata piala bergilir angkatan kita."

"Kalo lo bukan cewek, abis lo sama gue!" ucap Iqbaal lalu membalikan badannya dan masuk ke apartmentnya sendiri. Setelah tubuh Iqbaal ditelan pintu, ketiga perempuan itu langsung menjerit.

"Cepetaaan! Anjir Salsha lama banget ngetik password doang." Steffi menoleh ke belakang memastikan Iqbaal tidak keluar dari pintunya.

"Sabar bego. Dua dulu atau tujuh dulu sih?" tanya Salsha dengan alis mengernyit.

Cassie yang kesal lalu mendorong Salsha dan langsung mengetikan kata sandinya. Ketika alat itu berbunyi, Cassie langsung membuka pintu dan masuk. Disusul oleh Steffi. Dan ketika Salsha ingin masuk, Iqbaal membuka pintu apartementnya lalu berjalan dengan cepat ke arah mereka. Namun, usaha Iqbaal tidak berhasil. Cassie langsung menarik Salsha hingga keduanya terjatuh, sedangkan Steffi menutup pintunya dengan keras.

Mereka bertiga sama-sama memegang dadanya. Pintu apartemen itu langsung bergaris lurus dengan pintu balkon yang terdapat kolam renangnya, jadi (Namakamu) bisa mendengar suara pintu yang seperti dibanting. Sebenarnya bukan seperti, Steffi benar-benar membanting pintunya.

(Namakamu) dapat melihat ketiga sahabatnya yang sedang mengusap dadanya dengan wajah memerah. Ada apa?

Ia melepas earphone yang menempel di telinganya. "Steff? Cass? Sal? Kenapa?"

"Abis shooting film action gue." Cassie menjawab asal.

Alis (Namakamu) mengernyit bingung. Mereka bertiga membiarkan tas mereka tergeletak di sana tanpa dibenahi terlebih dahulu. Lantas ketiga perempuan itu duduk di sekitaran kolam renang yang langsung memperlihatkan keadaan kota Jakarta pada sore hari.

"Tadi pas kita sampe, itu ada Iqbaal di depan pintu lo," jelas Steffi yang menyelupkan kakinya ke kolam renang.

"Iqbaal emang daritadi gedor-gedor pintu terus," jawab (Namakamu).

Steffi menjentikan jarinya. "Nah kan! Terus pas itu tuh kita adu bacot gitu sama dia, sengaja sih biar dia pergi. Kalo misalnya gue buka password pas ada dia, bisa aja kan dia nyelonong masuk."

(Namakamu) menyimak apa yang sedang diceritakan oleh sahabatnya. "Iya, terus?"

"Pas dia masuk, gue langsung nyuruh cepet-cepet ngetik passwordnya, takutnya dia keluar lagi. Eh si Salsha bego dia malah lupa angka dua dulu apa tujuh dulu."

Cassie mengambil alih. "Kesel nggak sih lo dia pake mikir dulu? Gue dorong aja terus pas gue sama Steffi udah masuk, eh si Iqbaal keluar anjir, panik gua. Terus gue narik aja si Salsha. Si Steffi langsung nutup pintunya, orang Iqbaal udah di depan pintu."

(Namakamu) tertawa terbahak-bahak. "Bego!"

"Lah ngatain, gue buka nih pintunya biar dia masuk." Cassie mengercutkan bibirnya kesal.

"Gue dorong lu ke bawah."

Cassie mendorong ban berbentuk angsa yang (Namakamu) naiki.

(Namakamu) menjerit. Lalu menepak air sehingga air tersebut muncrat ke arah Cassie. "Anjirrr!"

(Namakamu) tergelak. Lalu ia bertanya. "Btw kalian sampe kapan nginep di sini?"

"Selesai UN," jawab Salsha.

"Hah? Serius?"

"Iyalah! Menurut lo aja, kita mau misah-misah juga, masa jauh-jauhan terus."

Tak lama, Cassie membuka ponselnya ketika ponsel itu berdenting. Notofikasi email masuk ke dalam ponselnya. Ketika dibuka raut wajahnya terlihat sangat terkejut, matanya berbinar, lalu ia berteriak. "OH MY GOD, GUE KETERIMA OXFORD! YA TUHAN!"

"Demi apa lu anjir?" Steffi melihat ke arah Cassie tidak percaya.

Lalu Cassie menunjukan email yang baru saja diterimanya.

"YES PUTUSIN BABAS! YES YES." Cassie berteriak riang.

"WOI SENENG BANGET! AKHIRNYA LO PUNYA ALESAN BUAT MUTUSIN BASTIAN! PARTY DONG KITA!" ujar Salsha.

"AYO SEKARANG! Mau keluar atau mau delivery aja?"

"Nanti malem aja keluar, kemana kek."

"Bandung lagi yuk?" ajak Cassie kepada teman-temannya. "Gue bayarin semuanya."

"Asik banget." Lalu keempat gadis itu tertawa.

Ini yang dinamakan sahabat kan? Susah senang mereka selalu bersama. Bahkan mereka tidak ada yang meninggalkan (Namakamu) ketika gadis itu sedang dalam masa sulit. Saling mengerti. Saling menghibur. Semoga saja mereka akan terus menerus seperti itu. Tanpa ada yang bisa merusaknya.

oOo

Sementara di sebrang sana, Iqbaal memijit pangkal hidungnya yang terasa nyeri. Pernyataan ketiga gadis itu terngiang-ngiang di kepalanya. Zidny piala bergilir? Bahkan selama ini perempuan itu memang tidak terlalu terbuka kepadanya. Iqbaal tahu ia salah sudah menduakan (Namakamu). Bahkan setelah ketahuan pun ia tetap mengelak, berkata bahwa ia dan Zidny tidak ada apa-apa. Padahal kenyataannya, Iqbaal sudah menjalin kasih dengan Zidny selama satu tahun.

Dan selama satu tahun pula ia membohongi (Namakamu).

Iqbaal berteriak kesal. Wajahnya sudah memerah menahan emosi. "Gotta kill myself!"

-To be continue-

GUYS AKU SAYANG BANGET SAMA KALIAN! MAKASIH YA 5K NYA!! HAHAHHAHAH 

Maaf kalo selama ini di cerita ini maupun World Go Round ga nyampe feelnya. Aku tuh pengen bikin cerita tentang kehidupan Iqbaal sebagai artis dan memebr svmmerdose. Cuma aku gatau apa2 tentang dia:( Mungkin next time bakal search tentang dia lebih banyak, biar feelnya nyampe ke kalian. 

Anw semoga Good Enough dan World Go Round nggak ngecewain ya! I love youuu!!!

EHH btw gue seneng bisa kontakan sama kalian semalem dan nunjukin diri gw wkwkwwkkw 

-Nana.

Good Enough (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora