18.

2.3K 167 14
                                    

“Grace?!” pekikku. Mataku hampir saja copot karena memekik terlalu kencang, dan Ven hampir saja menjatuhkan buku-buku yang ia bawa.

“iya, Grace, Grace Lawrence, lalu setelah menjalin hubungan beberapa bulan, ku dengar Grace dekat dengan lelaki lain, dan saat kelas 10 Calum menjalin hubungan dengan Lily.” Lanjut Ven. Aku hanya mengangguk-angguk.

Kami sampai di lokerku. Setelah aku menaruh buku-buku ku. Kami berjalan menuju parkiran. Ven membawa mobil chevrolet berwarna silver. Aku duduk dikursi penumpang. Selama perjalanan kami hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku sibuk memikirkan Calum, Grace, Lily, Aku, dan Ven, semuanya membuatku pusing. Sementara Ven fokus dengan jalan raya. Keningnya pun berkerut menandakan ia benar-benar serius menyetir. Tinggal 2 belokkan lagi kami sampai dirumahku.

“terima kasih Ven,” aku melemparkan senyuman kearahnya. Ia menoleh lalu tersenyum dan mengangguk.

“kau boleh memintaku untuk menjemput atau mengantarmu, selagi Calum dan yang lain masih tour.” Tawarnya. Menurutku ini tidak buruk juga, maksudku Ven tulus kan, berteman denganku?

“um, okay,” aku membuka pintu mobil Ven, lalu berjalan menuju halaman rumahku.

“bye.”

“bye.” Aku memandanginya yang menghilang di belokkan komplek rumahku.

            Saking sibuknya memikirkan antara Aku-Calum-Ven-Grace-Lily, aku sampai lupa kalau aku belum memberi makan untuk anak kucing yang belum kuberi nama ini. Aku pun bergegas ke dalam rumah dan mendapati Mrs. Styles sedang menonton talk show di ruang keluarga.

“hey mom.” sapaku sambil duduk disofa tepat disampingnya.

“hey Bell- oh my gosh, Bella, kau membeli anak kucing yang lucu ini?” tanyanya bersemangat sembari menggendong anak kucingnya.

“Calum. Calum yang memberiku.” Jawabku. Tanpa bisa ku tahan lengkungan di bibirku mengembang.

“aw manis sekali, kau beri nama siapa?” Mrs. Styles membelai bulu kucingnya dengan lembut. Aku mengangkat bahu. “tidak tahu.”

“aku akan bertanya pada Calum nanti.” Tambahku.

“baiklah.” Sahutnya.

“aku ke kamar dulu ya mom, sekalian aku mau kasih makan dia.” Ucapku. Mom mengangkat alisnya, ia tampak bingung. Aku menunjuk anak kucingku yang sedang ia peluk.

“oh-ha ha. Ini.” Ia tertawa canggung lalu memberikannya kepadaku.

            Tanpa butuh waktu yang lama, aku menggendong anak kucingnya lalu membawanya ke kamarku. Beruntung di kamarku masih ada sisa makanan Bellu. Aku jadi merindukannya.

            Setelah memberi makan kucingku, aku membersihkan tubuhku, maksudku mandi. Lalu aku berbaring di tempat tidurku dan mengecek ponselku. Aku juga mengecek beberapa aplikasi di ponselku, lalu aku juga men-stalk akun 5SOS. Oh ya, kurasa aku harus menelpon Calum.

            Hanya butuh 2 deringan, Calum sudah mengangkat telpon dariku.

“halo?”

hai, Bella, bagaimana? Kau suka dengan kitten nya?

“suka banget Cal!! Aku suka sekali kalau aku membelai bulunya ia selalu mendengkur, sama seperti Bellu,”

semua kucing memang seperti itu bodoh

“aku dengar Cal, walaupun kau hanya berbisik,”

hehe maaf, jadi kita beri dia nama apa?

Ordinary Girl ¤ Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang