05

21.5K 3.4K 1.5K
                                    

"kau menciptakan kebun bunga dalam paru-paruku. Walau ini indah, namun aku tak dapat bernafas."

Yamaguchi masih tercengang atas kata-kata yang diberikan oleh senior terpaut satu tahun itu. Kenma memang kakak kelasnya, namun ia tak pernah bersikap senioritas karena masa lalunya.

Jadi... Kenma mengetahui bahwa ia memiliki penyakit itu ?

Ini tak bisa dibiarkan. Yamaguchi tak ingin semua orang mengetahui bahwa ia memiliki kelainan dalam paru-parunya. Ia tak membutuhkan belas kasihan orang-orang dan menatapnya dengan anggapan bahwa ia lemah dan sebagainya.

"Kenma-san, tolong jaga rahasia itu, aku tak ingin semua orang mengetahuinya."

"Aku tidak berjanji, tapi akan kuusahakan."

Ia pasrah, bagaimana jika Kenma membocorkan hal itu ? Tidak tidak, ia tidak boleh berprasangka buruk. Ia yakin Kenma mampu melakukan hal yang ia mau.

Tsukishima terlihat menghampiri dirinya, kemudian Kenma paham akan situasi tersebut. Lelaki itu tak ingin mengganggu mereka berdua dan hanya menjadi nyamuk, sehingga ia memilih untuk pergi.

"Kau seharusnya sudah tidur."

"Begitu juga denganmu, Tsukki !" Balasnya sembari tersenyum ceria.

Tsukishima terdiam, kemudian mengalihkannya pada topik yang lain.

"Apa yang kau lakukan bersama Kozume-san ?"

"Ah-um, anu... Hanya berbincang sedikit. Omong omong, Tsukki, kau dekat ya dengan Kuroo-san ? Padahal baru hari pertama."

"Mengapa memangnya ?"

Yamaguchi menggeleng, "tidak, hanya saja... Kita sudah dekat selama beberapa tahun sejak kecil, bukan begitu ?"

"Lalu ?"

"Kau tak pernah tersenyum padaku seperti caramu tersenyum padanya."

Hari ini adalah hari kedua dalam training camp. Katakanlah Tsukishima itu bodoh, memang benar. Apa yang dilontarkan Yamaguchi semalam membuatnya tak bisa tidur dan terus memikirkan hal itu.

Apa maksudnya Yamaguchi berbicara seperti itu ? Apa ia tidak suka bahwa Tsukishima dekat dengan Kuroo ?

Tentu saja, namun ia tak mungkin berbicara terus terang.

"Yamaguchi-kun, apa kau tak apa apa ? Kau tampak pucat ?"

Yachi meletakkan telapak tangannya pada kening Yamaguchi, gadis itu khawatir akan keadaan temannya. Tentu saja, ia kan calon manager Karasuno setelah para kelas tiga lulus.

Lelaki itu sedikit blushing, kemudian menggeleng, "tidak kok, terima kasih telah khawatir terhadapku."

"Bukan apa apa kok, hanya saja... Ah tak usah dipikirkan! Bilang padaku ya, kalau kau tidak enak badan."

Saran Yachi hanya diberi anggukan oleh Yamaguchi. Kemudian mereka melanjutkan latihan itu.

Tsukishima sedikit khawatir. Memang benar, wajah Yamaguchi tampak lebih pucat dari biasanya. Apa ia sakit ? Tanyanya dalam diri sendiri.

Ia hendak menghampiri teman masa kecilnya itu, namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Oi, kacamata. Tolong ambilkan minumku dong."

Tsukishima mendecih, sebenarnya ia sangat ogah, namun hatinya ingin memberi botol minum itu kepadanya.

"Ini, Kuroo-san."

"Aah, terima kasih," balasnya sembari mengacak rambut Tsukishima.

Yamaguchi menangis dalam hati, ia hanya tersenyum kecil dan meremas pakaiannya di bagian dada.

"Yamaguchi, apa kau tidak apa apa ?"

"Aku tidak apa apa, Tsukki! Hanya saja, aku tidak memiliki energi untuk menyembunyikan kesedihanku hari ini."

One Last Time - Tsukiyama [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang