03

24.5K 3.6K 2.8K
                                    

Siapa yang tau kalau ternyata mencintaimu dapat begitu menyakitkan ?

"Nice kill !"

Mereka berdua mengusap peluh yang terus mengucur dari kening hingga leher mereka. Kalau Tsukishima boleh jujur, Kuroo terlihat semakin mempesona saat ini.

Bisep dan trisep yang basah, rahang tajam yang dialiri keringat, serta kedua pupilnya yang membuat lelaki berkacamata itu terus memandangi tanpa henti.

"Hm ~ ada apa Tsukki ? ~" Tanya Kuroo menggoda.

Bayangan seorang laki laki berambut hijau gelap tiba tiba terlintas dipikirannya, dengan freckles imut yang selalu menjadi ciri khasnya. Ia terkadang rindu akan sikap manja lelaki itu yang menjadi kebiasaan.

Ya, panggilan itu seharusnya hanya diberikan kepada Tsukishima oleh Yamaguchi seorang. Namun kini ia sudah memiliki pengganti.

"T-tidak apa-apa Kuroo-san."

Kuroo merangkul pundak Tsukishima gemas, lalu mengacak-acak rambut pirang lelaki itu. Tak dapat berbohong akan perasaannya sendiri, pipi Tsukishima memerah tipis.

"Dibalik sikapmu yang sungguh menyebalkan, ternyata kau ini manis sekali ya ! Benar benar menggemaskan."

Jantungnya berdebar kencang. Apa Kuroo selalu bersikap seperti ini ? Penuh dengan kata-kata yang bisa membuat terbang ke angkasa ?

Apa Kuroo hanya melakukan ini pada dirinya ? Atau banyak juga yang menjadi korban kata kata manisnya ?

Tsukishima tidak tau. Tetapi yang jelas, sepertinya ia mulai menumbuhkan perasaan pada middle blocker asal Nekoma ini.

Tanpa mereka sadari, dua orang melihat apa yang sedang terjadi.

Dan menyimpan rasa sakit untuk diri mereka sendiri.

Setelah selesai sesi latihan yang cukup menguras energi Tsukishima yang hanya sedikit itu, ia menggunakan handuk untuk menghapus keringat yang bercucuran deras.

Ia pun kini meneguk air minum dari botol berwarna putih pemberian Kuroo. Bukankah ia senior yang baik ? Walau sedikit lebih tinggi darinya, namun Tsukishima tetap saja lebih muda darinya.

Jadi, ialah yang harus bertindak sebagai 'senpai' disini.

Akaashi pun kelelahan, ia geleng-geleng perlahan melihat senior yang dikaguminya, alias Bokuto, yang memiliki energi infinity.

Setelah beberapa jam latihan, Bokuto masih saja belum mengeluh. Astaga, berapa durasi yang dibutuhkan untuk memuaskan Bokuto ?

Dalam bola voli maksudnya.

"Block mu semakin bagus, Tsukki. Tingkatkan hal itu, aku yakin kau bisa !" Kuroo memberi semangat.

"Ya, yang dikatakan Kuroo benar. Block mu semakin hebat ! Namun kau harus mengurangi sikap menjengkelkanmu itu, terutama pada senior," Bokuto mendecih, ia menyipitkan matanya tanda sebal.

"Aku rasa itu tidak akan bisa, Bokuto-san," celetuk Akaashi menyebalkan.

"Akaashi-san," ujar Tsukishima kesal, namun ia masih mempertahankan ekspresi datarnya.

"Maaf."

Yamaguchi terus memperhatikan gerak-gerik lelaki yang dikaguminya sejak dulu. Senyum Tsukishima begitu menenangkan.

Yamaguchi meninggalkan tempat itu, ia tak kuat. Paru parunya terus memaksanya untuk memuntahkan benda harum dan indah itu.

Dan hari ini, petal pertama mulai dibatukkan oleh Yamaguchi.

One Last Time - Tsukiyama [✓]Where stories live. Discover now