Terlepas dari kebingungannya ia tetap melakukan apa yang disuruh Aksa setelah lelaki itu memberitahu dimana letak walk in closet-nya.

"Ingat jangan memasukan jas atau pakaian formal apapun. Cukup pakaian casual saja." Pinta Aksa pada Tere.

"Memangnya bapak mau pergi kemana?" Tanya Tere penasaran.

Aksa mengeryitkan dahinya mendengar pertanyaan dari Tere. Jangan bilang asistennya itu lupa kalau mereka akan ke Bali. Astaga! Kenapa Tere pikun sekali? Pikirnya.

"Koper kamu mana?" Tanya Aksa mencoba memastikan apakah Tere lupa atau tidak.

"Koper? Koper buat apa pak?" Tere semakin bingung kenapa Aksa menanyakan kopernya.

"Astaga! Teresha. Apa kamu lupa kalau jam 19.00 wib nanti kita akan berangkat ke Bali?" Tanya Aksa dengan memegang bahu Tere.

Tere menepuk jidatnya. Astaga! Kenapa ia bodoh sekali? Terus bagaimana ini? Ia bahkan hanya Mambawa tasnya saja! Untungnya ia tak lupa membawa dompet yang berisi semua kartu ATM.

Tere tak menjawab pertanyaan Aksa ia hanya menyegir bodoh. Aksa yang melihat itu tak percaya. Ternyata ada juga orang pikun sebelum mereka tua.

"Terus nanti kamu pakai apa disana?" Tanya Aksa lagi.

"Yah gampang pak! Tinggal beli aja. Apa susahnya?" Tere mengatakannya seolah bukan masalah besar kalau ia tak membawa apapun saat ke Bali nanti.

"Gaya kamu kayak orang banyak duit aja!" Ucap Aksa. Memang benar Tere hanya karyawan biasa tapi kenapa ia seolah-olah tak masalah untuk menghamburkan uangnya.

"Tenang aja pak. Saya gak akan kasbon cuma buat beli baju disana." Ucap Tere menjelaskan.

"Terserah kamu saja." Setelah mengatakan itu Aksa pergi meninggalkan walk in closet menuju kamar mandi.

Tere mulai memasukkan semua keperluan Aksa mulai dari baju, celana dan sepatu sport yang ia masukan ke dalam koper.
Ingat ini! Mungkin Tere mau menyiapkan pakaian Aksa tapi tidak dengan underwear-nya, BIG NO itu adalah hal menjijikkan yang tak mau ia sentuh.

"Jam tangan saya ada di laci nakas. Jangan lupa kamu masukin." Teriak Aksa dari dalam kamar mandi.

Tere langsung berjalan menuju kamar Aksa. Tak banyak barang yang ada disana hanya ada kasur king size dengan meja nakas di kedua sisinya dan juga sofa yang di taruh di dekat jendela. Tere dapat melihat balkon yang langsung mengarah ke pemukiman perkotaan. 'Pasti kalau malam suasananya sangat indah' pikirnya.

Ia langsung membuka laci nakas dan melihat dua buah jam tangan dengan merek rolex yang beda tipe. Lantas ia menaruh satu di atas nakas dan satunya lagi akan ia masukan ke dalam koper.

Saat kembali ke walk in closet ia mendapati Aksa sedang menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk. Sungguh pemandangan yang sangat indah apalagi Aksa hanya memakai handuk di pinggangnya dan membiarkan dada bidang lelaki itu bebas ia lihat.

"Sudah puas melihatnya?" Pertanyaan itu kembali menarik kesadaran Tere. Kenapa ia bodoh sekali? Pasti tadi Aksa melihat dirinya tengah menatap dada bidang lelaki itu yang tak terbalut apapun.

Tere langsung mengalihkan pandangannya setelah ketahuan oleh Aksa. Ia buru-buru menaruh jam tangan itu dan keluar tanpa mengatakan apapun.

Tere menunggu Aksa di ruang tamu karena lelaki itu sedang bersiap-siap.

"Pak cepatan dikit, yang lain udah pada nyampe bandara." Ucap Tere sedikit berteriak. Karena Aksa tak kunjung keluar. Entah apa yang dilakukan lelaki itu. Kenapa lama sekali?.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant