1. Terlambat

120 26 1
                                    

•••••

Setelah keluar dari rumah sederhana itu, Raden berjalan pelan menuju tempat tadi ia dihajar untuk mengambil motornya. Tanpa ia sadari, tangan kanannya masih menggengam kapas yang ia ambil dari cewek tadi.

Setelah sampai ketempat yang dituju, Raden segera menunggangi motor sportnya. Saat akan memakai helm fullface nya, ia tersadar tangan kanannya masih menggengam sesuatu, "Ngapain juga gue masih pegang kapas ini," lalu membuangnya.

Raden kemudian memakai helmnya dan segera menuju kerumahnya.

Tak sampai dua puluh menit, Raden sudah tiba dirumah besar nan megah.

Baru saja ia masuk kerumahnya suara mamanya langsung terdengar di indra pendengaran Raden, "Raden, kenapa mukanya lebam semua? Kamu berantem?" tanya sang Mama khawatir.

"Hm," jawabnya pendek, berjalan tertatih-tatih menuju sofa. Mama nya lantas membantu Raden untuk kesofa.

"Mama obatin dulu ya! Papa kamu nanti marah liat anaknya bonyok gini," ujar Mama

"Gausah Ma-- Raden langsung keatas aja. Mau istirahat," setelah itu Raden menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Raden membaringkan tubuhnya ke ranjang, menyugar rambutnya kebelakang beberapa kali. Sekelebat bayangan dirinya bertemu dengan gadis polos itu melintas pikirannya. "Ngapain juga gue mikirin tu cewek. Bodoamat lah" tanpa sadar tangannya dipukulkan ke dahi bekas pukulan tadi.

"Eh anjing" umpatnya, merasakan dahinya berdenyut sakit.

•••••

"Padahal belum selesai ngobatinnya, malah udah kabur duluan tu cowok," gumam Amanda sembari membereskan kotak p3k.

"Manda, kenapa kok teriak-teriak?" Tanya Bunda berjalan mendekati anaknya yang duduk disofa.

"Itu tadi Amanda ngobatin cowok, habis dikeroyok didepan komplek gitu. Amanda belum selesai ngobatinnya tadi, tapi dia malah kabur gitu aja," ujarnya polos.

"Ya sudah. Mandi dulu sana! habis itu istirahat." Ujar Bunda kepada putri kesayangannya itu.

Amanda pun menuruti perkataan Bundanya lalu menuju kamarnya untuk membersihkan diri lalu istirahat.

•••••

"Manda kamu mau telat huh? Inii udah jam berapa," geram Bunda, tidak biasanya Amanda telat bangun seperti ini.

"Maaf bun, tadi malam Manda ikut nonton bola sama abang," cicit Amanda pelan.

"Yaudah sekarang kamu mandi, bekalnya sudah Bunda masukan ke dalam tas kamu," ucap Bunda lalu pergi keluar dari kamar anaknya.

"Kenapa sampai telat bangun sih," gumam Manda, lalu beranjak menuju arah kamar mandi.

•••••

Tok-Tok-Tok

"Raden ayo bangun nak, nanti kamu terlambat," ucap Mama Raden sambil mengetuk pintu kamar anak satu-satunya itu.

"Bentar lagi Ma, Raden masih cape," sahut Raden yang masih bergelung diselimut tebalnya.

"Buka pintunya Raden! Mama bawakan kamu sarapan," ucap Ana yang masih berdiri di depan pintu kamar anaknya itu

"Ck." Raden pun langsung membukakan pintu kamanya.

Ceklek

Terlihat Wanita paruh baya yang sedang di ambang depan pintu kamarnya dengan membawakan sarapan kesukaannya.

"Ini makanan kesukaan kamu dimakan ya," ucap Ana meletakan sarapan nya itu ke meja samping ranjang. Lalu beralih menatap anaknya lekat.

Tangan Ana pun terangkat untuk mengecek suhu badan Raden.

AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang