11. Fokus! Ian!

Mulai dari awal
                                    

"Semangat!" Ucap Lucian mengikuti.

"Nah karena kalian sudah siap untuk berangkat keistana kekaisaran. Kakak belikan croissant enak dari bread bakery' setelah mengantri panjang." Ucap Yurian lalu menyerahkan satu kotak berisi 4 croissant pada Annika.

Pantas saja aku tidak melihat Yurian selama pagi ini-_ pikir Annika seraya mengukir senyum. Dan menerima kotak itu ditangannya. "Terimakasih kakak^^"

"Wah, croissant?!" Ucap Lucian dengan mata berbinar. "Kau mau? Ini ambil, kakak membelinya untuk kita. Kau suka?"

Anak lelaki itu mengangguk. "Aku sangat suka croissant, tapi aku lebih menyukai Cocoa panas buatan Maggie."

"Begitu? Kebetulan sekali, Wintermount terkenal dengan coklat panasnya:) kau bisa menikmatinya setiap pagi." Annika menyerahkan satu potong croissant itu pada Lucian.
"Bicara tentang Wintermount, seberapa jauh jaraknya dengan Westeergard?"

"Hmm...aku tidak tau, yang pasti Wintermount itu kerajaan dikekaisaran Ireland, negara tetangga Westeergard. Lumayan jauh lah..." Jelas Annika dan memakan croissant tersebut. "Katanya harus pakai kereta dulu baru sampai."

"Kereta?"

"Hmm." Annika mengangguk kan kepala.

"Yang biasa lewat disisi kota?"

"Iya, stasiun nya ada di cilia, baru naik kereta uap ke Ireland, setelahnya naik lagi kereta kuda ke Wintermount."

Lucian terdiam. membayangkan seberapa jauh nya jarak antar dua kekaisaran tersebut. Ditatapnya langit biru dengan awan dan saljunya. Seraya berpikir panjang.

Langit saja sangat luas tanpa batas dan tidak bisa dijangkau hanya dengan tangan, bagaimana dengan jauhnya academy itu dari sini? Tiga tahun? Selama itukah?

"Ian, Jean sudah tiba dengan kereta! Ayo, ayo!!!" Annika menarik tangan nya untuk segera menemui Jean yang menyapa mereka dari kejauhan. Kereta kuda itulah yang akan membawa serta tuan dan penumpang nya untuk bepergian. Istana, langkah kedua dari pertemuan berikutnya.

***

Bangunan putih megah dengan taman disamping kanan-kiri nya, menara penyihir dan menara pengawas dimana para kesatria siap berjaga dari ketinggian. Pelayan yang berlalu lalang kesana kemari, serta para duta bangsawan berpangkat tinggi. Istana, adalah tempat dimana segala kegiatan politik dan pemerintahan terjadi. Disana lah pusat kekuasaan dan perebutan kursi kekuasaan terukir dalam sejarah.

Istana utama, berdiri dengan megahnya, diantara istana-istana lainnya.

Annika menatapnya dengan pandangan kagum, tak pernah terlintas dibenaknya akan wujud mahakarya indah itu. Bahkan keinginan untuk mengunjungi nya saja tak pernah terlintas dibenaknya. Dan tentunya tidak masuk dalam list 'perencanaan kehidupan kedua yang luar biasa' miliknya. "Wah, apa bangunan besar ini istana?! Ini lebih besar dari rumah mu, Annika!" Mungkin Lucian juga berpikiran sama dengannya.

"Jena sering kesini kan?" Tanyanya. Sedang lelaki yang tengah sibuk dengan kertas-kertas dokumen apalah itu hanya meng-iyakan. "Saya sering kesini sebelum datang kerumah Marquis untuk melatih anda."

"Apa croissant disana juga besar?"

"Ah...itu...tanyakan pada koki istana."

Istana, tidak seperti kantor atau perusahaan dengan kantin penuh makanan untuk dibeli dan dimakan. Hanya keluarga kerajaan saja yang bisa menikmati hidangan super mewah tersebut. Annika menyadari nya. Toh, ia tidak terlalu mengharapkan hal itu.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang