E l e v e n

6 2 0
                                        

"Hei Irene-ssi, apakah tempat tujuan kita masih jauh? Kakiku ini sudah sangat pegal rasanya." Ucap Jisoo sambil berhenti dan memijat-mijat lututnya yang pegal akibat jalan terlalu jauh itu.

Irene yang berjalan paling depan bersama Seungmin dan Jinyoung itu akhirnya berhenti dan melihat Jisoo di belakang mereka. "Aissh, kau ini! Bagaimana kita bisa cepat sampai jika kau terus mengeluh seperti itu? Apa kau mau kalau tim kita kalah?!" Kesal Irene yang bosan mendengar keluhan Jisoo sedari tadi.

"Tapi, kan-"

"Ah sudahlah! Jika kau ingin berhenti, berhentilah! Tapi aku dan yang lain akan meninggalkanmu, karena kami harus melanjutkan misi selanjutnya, walau itu dengan atau tanpamu." Ketus Irene sambil melenggang kembali.

"Hei! Seharusnya kau tidak seperti itu Irene-ssi! Apa kau tahu? Kami semua juga capek, jadi tidak bisakah kau berlaku adil pada kami dan membiarkan kami berhenti dan beristirahat sejenak?" Tambah Jungwoo yang notabenenya menyukai Jisoo itu.

Irene menghentikan langkahnya dan menengok kembali sambil berkata, "Ya! Apa kau fikir kita di sini hanya main-main saja? Apa kau tidak tahu betapa susahnya aku sebagai ketua kalian untuk menuntun kalian ke jalan yang benar, ke jalan kemenangan tim kita?!"

"Jungwoo benar, sebaiknya kita beristiahat sejenak, Irene-ssi. Kan tidak baik kalau kita meninggalkan Jungwoo dan Jisoo, bagaimana dengan keadaan mereka nanti?" Kini Jinyoung yang berusaha membujuk Irene si ketua kelompok tiga itu.

/nanti mereka modus gmn?:v/

Irene menatap Jinyoung yang kebetulan berada di sebelah Seungmin dengan geram. "Ck, kau sama saja dengannya. Silahkan saja jika kau ingin di sini juga bersama mereka. Bukankah keadaanmu diantara mereka juga termasuk ke dalam kategori mengganggu." Irene menekuk-luruskan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan. "Maksudku, biarkan saja mereka berduaan. Toh mungkin saja itu adalah sebuah kesempatan bagi Jungwoo untuk mendekati Jisoo." Tambah Irene sambil tersenyum remeh ke arah Jungwoo dan Jisoo yang pipinya sudah sama-sama berubah merah itu.

/terimakasih, author:") -Jungwoo/

"Kalau begitu, begini saja. Siapa yang mau ikut dan memenangkan misi ini bersamaku, ayo ikut denganku. Tapi, jika kalian ingin mengganggu momen Jungwoo dengan Jisoo, silahkan tinggal dengan mereka di sini."

Setelah mengatakan itu, Irene kembali berjalan ke depan tanpa menghiraukan teman-temannya yang masih terdiam di tempat layaknya ada lem perekat di kaki mereka sehingga mereka tidak bisa bergerak ataupun berjalan bersama Irene.

Mereka semua saling menatap. "Hmm, tunggu sebentar di sini. Aku akan mencoba membujuknya." Kini Seungmin berkata layaknya seorang malaikat. Mereka semua mengangguk.

Seungmin dengan langkah lebarnya segera berjalan menyusul Irene yang sudah berjalan cukup jauh darinya di tempat ia dan yang lainnya berdiri tadi.

"Irene-ssi!" Panggil Seungmin sambil menepuk pundak Irene dan membuatnya berhenti kemudian menatap Seungmin.

"Wae? Apa kau akan ikut denganku?" Tanya Irene penuh harap.

"Bukan, bukan itu." Jawab Seungmin takut-takut. Irene kembali memasang wajah datarnya ketika mendengar jawaban dari Seungmin itu. "Maksudku, aku tahu kau juga pasti lelah dengan perjalanan jauh kita di misi ini. Jadi, sebaiknya kita menuruti perkataan mereka dan berisitirahat sejenak di sini, ya? Kumohon?" Pinta Seungmin dengan puppy eyes-nya.

Irene menatap wajah memelas Seungmin, 'Ah benar juga. Aku bisa memanfaatkannya!' Batin Irene.

"Baiklah. Aku akan mengikuti permintaan kalian kali ini. Aku akan beristirahat sejenak bersama kalian di sini."

Nose bleeding •|• 도경수Where stories live. Discover now