"Aku berusaha membangunkanmu saat tubuhmu bergerak acak. Kau berkeringat banyak. Kau yakin tidak papa?" sahut Soobin, menarik sebuah bangku bulat di belakangnya untuk ia dekatkan pada bangsal Beomgyu lalu didudukinya.

Jawaban Soobin membuat tubuh Beomgyu tersentak aneh. Cara bicara Soobin seolah menghangatkan jiwa dan menenangkan batinnya. Rasanya seperti kekuatan besar dan kemarahan yang membara dalam dadanya seolah dijinakkan oleh Soobin. Siapa sebenarnya Soobin?

Beomgyu memejamkan mata, mencoba mengingat-ingat wajah si tukang bersih-bersih yang sudah menghajarnya sampai hilang kesadaran. Beomgyu berasal dari luar dinding dan belum ada satupun yang mengetahui hal itu hingga detik ini.

Di luar dinding, Beomgyu adalah petarung terhebat di klannya, Ackerman. Ayahnya adalah orang penting dalam klan mereka dan ayahnya jugalah yang menjadi orang terkuat dalam klan di luar dinding. Beomgyu pikir, tidak ada yang bisa menandingi kehebatan ayahnya. Tapi ternyata dirinya sudah salah.

Seorang tukang bersih-bersih berhasil membuatnya tak berkutik. Hanya dengan menerima tendangannya saja, Beomgyu sudah bisa tahu jika tukang bersih-bersih tadi malam jauh lebih hebat dari ayahnya atau siapapun klan Ackerman di luar dinding.

"Tukang bersih-bersih itu..." Beomgyu terlihat ragu tetapi Soobin memberikan perhatiannya secara penuh pada sosok adik tingkatnya. Biar bagaimanapun, calon prajurit adalah orang-orang yang rela mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi kota dan calon raja.

"Tukang bersih-bersih yang tadi malam menghajarku sampai begini. Siapa sebenarnya dia?"

"Kau tidak ingat jika tukang bersih-bersih itu sempat memperkenalkan dirinya padamu sebelum lututnya menendang dagumu?"

Kulit di sekitar mata Beomgyu menegang karena dia benar-benar lupa identitas si tukang bersih-bersih.

"Aku tidak ingat. Telingaku sudah berdenging keras sebelum orang itu menendangku lagi." Beomgyu bisa mendengar rasa jijik dalam suaranya.

Soobin tersenyum dan menghela nafas sedikit lega. Paling tidak biarkan Beomgyu tahu Yeonjun dengan sendirinya saja di lain kesempatan. "Kau baik-baik saja?" tanyanya lagi karena pertanyaan kali pertama tak kunjung dijawab oleh adik tingkatnya.

Beomgyu mengangguk. Dirinya sudah terbiasa dihajar sampai hampir mati ketika bertahan hidup di luar dinding. Berlatih bertarung dan bertahan hidup di saat bersamaan.

"Syukurlah kalau kau tidak papa. Daya tahanmu cukup kuat kurasa." Soobin berkomentar. Pangeran itu memang belajar banyak tentang hal medis dan semacamnya selain aktif dalam pertarungan.

"Yeah, kurasa."

Soobin tersenyum melihat jawaban Beomgyu. Dia pikir sikap keras kepala dan acuh anak di hadapannya sudah mulai runtuh. Hanya keturunan keluarga kerajaan yang bisa menjinakkan kebengisan dan sikap acuh tak acuh seorang Ackerman seperti Yeonjun dan Beomgyu.

"Kenapa kau ingin bergabung menjadi Scouting Legion?" tanya Soobin.

"Untuk melindungi pangeran Reiss dan membunuh semua titan sialan di luar sana. Dunia kita bergantung pada pangeran Reiss. Sudah tugas seorang prajurit untuk mempertahankan darah kerajaan yang mengalir dalam tubuhnya." jawab Beomgyu tanpa mampu menatap Soobin.

"Kalau pangeran Reiss tidak membutuhkanmu dan bisa melindungi dirinya sendiri bagaimana?" Soobin menyentuh bahu telanjang Beomgyu dan mengelusnya lembut.

Sentuhan Soobin tiba-tiba saja membuat Beomgyu semakin luluh dan kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Raut wajah dinginnya melembut dan tidak terlalu tegang seperti sebelumnya. Keningnya tidak lagi berkerut dan senyuman sedikit tersungging di wajahnya hanya karena sentuhan Soobin.

The Ackerman •  YeonGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang