31 - Sweet Morning

Start from the beginning
                                    

Sehun hanya menggeleng, lalu melangkah membawa 2 mangkuk ramyeon dan sekotak kimchi ke hadapan Ahra.

"Tidak sama sekali, kau tidak merepotkan." Ahra tertawa lirih, memandangi ramyeonnya tidak nafsu.

"Sudah tidak usah dibahas, aku tidak apa-apa dan aku lega kau baik-baik saja. Sekarang makan saja ramyeonnya kalau tidak dimakan aku akan–"

"Berhenti mengomel Oh Sehun, aku akan memakannya!" Putus Ahra membuat Sehun tersenyum menang.

Sampai beberapa menit berlalu, ruangan itu hanya di penuhi oleh dentingan sumpit ke mangkuk, juga bunyi air hujan yang juga belum mereda. Mungkin karena saat itu turun hujan, Ahra bisa mengerti apa yang Sehun khawatirkan.

"Ra, boleh aku minta sesuatu padamu?" Ahra mengangkat naik kepalanya, membalas tatapan Sehun yang sudah selesai menghabiskan semangkuk ramyeonnya.

"Bicara saja, apa maumu?" Tanya Ahra, menelan ramyeonnya dengan susah payah.

"Aku ingin kamu kembali," satu halis Ahra berjenggit naik dia tidak mengerti.

"Meski aku tidak tau bagaimana masa kecilmu, aku yakin kau dulu adalah gadis yang ceria." Ahra tersenyum kecut, setelah mengerti maksud ucapan Sehun.

Dia sendiri tidak ingin mengingat sedikitpun, tentang masa kecilnya. Ah ralat! Dia bahkan tidak mengingat hal membahagiakan apa yang dia punya di masa kecilnya, Ahra bahkan lupa dengan siapa dia banyak menghabiskan waktunya saat itu. Kecuali ingatannya dengan Wonwoo. Yang teringat jelas di kepalanya adalah, dia yang hampir mati di tepi jurang.

Sehun menatap Ahra tenang, ketika gadis itu memandangi sekitar dengan gelisah. Oke, sepertinya Sehun salah bicara. "Kau harus ingat, tidak ada yang berani menyakitimu ketika aku ada di sisimu."

Ahra mengatur napasnya yang berantakan, mencoba mengukir senyum. Menenangkan diri, untuk membuat Sehun tidak mengkhawatirkannya lagi.

"Aku tau, lelaki tampan seperti kamu mana mungkin menyakiti aku." Jawab Ahra, yang sedari tadi sudah menghentikan aktivitas makannya.

Tersenyum tipis, Sehun hanya mengangguk kecil menanggapi

"Sehun," panggil Ahra lirih. "Sekarang aku boleh bertanya padamu?" lelaki berbibir kecil itu mengangkat naik satu halisnya yang menukik tajam.

"Ya?" Sehun menyahuti, sedikit tidak menduga kalau Ahra punya pertanyaan untuknya.

"Kenapa pria hebat sepertimu, harus berurusan dengan gadis payah sepertiku? Kenapa kamu harus menerima hukuman—"

"Syuttt!" Ahra menghentikan keluh kesahnya, ketika Sehun menaruh jari telunjuk di bibirnya sendiri.

"Kau, aku, kita semua sama. Tidak ada yang benar-benar payah dan tidak ada yang benar-benar hebat. Tuhan itu adil, dia memberikan kita ujian agar kita tidak lupa untuk bersyukur. Tuhan hanya ingin tau, sejauh mana kita bisa bertahan dari semua keadaan yang sudah Tuhan gariskan." Kedua iris tidak sewarna itu kembali bertemu, Sehun melukis senyum terbaik di bibir kecilnya.

"Ra, ini kehidupanku ini takdirku dan kamu adalah bagian dari keduanya, jadi jangan pernah berpikir seperti itu lagi." Ahra tersenyum tipis, meski dia tidak mengerti kalimat tentang takdir yang Sehun ucapkan.

"Bagian dari keduanya?" Sehun mengangguk membenarkan.

"Iya, keduanya. Kamu adalah bagian dari kehidupan dan takdirku." Ahra dibuat bungkam, tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Di sini," kata Sehun menepuk pelan dadanya sendiri.

"Kau harus yakinkan diri dan hatimu sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan dan merendahkan dirimu sendiri. Kamu adalah manusia yang berharga, di mata Tuhan dan di mata orang-orang yang menyayangimu."

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Where stories live. Discover now