Prioritas.23

634 92 7
                                    

Siang ini kantin tidak begitu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini kantin tidak begitu ramai. Mungkin karena memang ini belum memasuki jam istirahat jadi hanya ada segelintir anak yang diam-diam membolos dan makan di kantin.

Tapi meskipun begitu justru pojok kantin siang itu menjadi tempat yang paling penuh, alasannya sederhana karena anak-anak Dreams sedang ada di sana, sibuk menikmati makanan. Karena lagi-lagi kelas Nathan mengalami jam kosong.

"Makan tuh makan main hp ya nggak usah makan, kecebur bakso baru tau rasa," ujar Iden saat melihat Raja sibuk memainkan handphone di tangan kiri dan tangan kanannya sibuk menyuap bakso.

"Ucapan itu adalah doa, lo sengaja doain hp gue kecebur gitu?" Raja melirik sinis.

Iden menghela napas, "lo tuh dibilangin malah ngajak gelud ya. Bodo lah, semoga kecebur beneran aja."

"Wah-wah ini sih elo yang ngajak gelud, mau di mana nih?" kata Raja nantangin.

"Eh, gue tuh bilang yang bener, memperingat.  Tapi kok lo malah nyolot sih?"

Raja terkekeh, "lo sebenarnya perhatian kan sama gue?" tanyanya sambil menaik turunkan alis, menggoda Iden.

Iden berdecak, "nggak usah sok lo. Kapan juga gue pernah perhatian sama lo."

"Dih, ngaku aja kalau lo emang perhatian sama gue."

"In your dream, lah."

Nathan dan Julio hanya menggelengkan kepala melihat perdebatan tidak mutu kedua sahabatanya. Mereka berdua kalau sudah mode tom jerry memang suka berantem, tapi saat keduanya mempunyai pikiran yang sama, pasti saling kompak. Tapi jatuhnya tetap saja mereka berdua itu ngeselin.

"Mending balik deh lo berdua, ribut muluk," kata Julio, mengusir.

"Ati-ati nih Je, entar kalau gue udah pergi lo kangen lagi," kata Iden. Cowok itu menompang dagu dengan satu tangannya, menatap intens ke arah Julio.

Julio bergidik geli, "amit-amit deh gue."

"Tapi yang di omongin Iden ada benarnya. Emang ada apa sih di hp lo?" Timpal Nathan.

Raja menyimpan handphonenya di samping mangkuk, beralih menatap Nathan yang duduk di depannya. "Besok ada pameran di Kota Tua, rencananya gue mau ke sana sama Yena."

Nathan mengangguk paham. Memang jiwa seni Raja tuh sudah terbentuk sejak dini, jadi apapun yang berhubungan dengan seni pasti cowok itu suka. Apa lagi Raja juga pandai menggambar.

"Ikut lah gue. Dari pada di rumah seharian, bosen banget hari minggu rebahan doang," kata Iden, cowok itu meminum es jeruk yang dia pesan.

"Boleh sih, asal lo ngajak cewek ya," titah Raja. "Tapi sendirian juga gapapa asal lo mau jadi obat nyamuk."

"Dih ogah, entar gue ngajak Deana deh," kata Iden, sambil mengetikan beberapa kata di handphonenya.

"Jalan terus tapi nggak jadian. Apa-apaan," cibir Julio.

PrioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang