30 - Rainy Day

350 57 10
                                    

Enjoy Be Reading🖤

-----------------------

🐣🐣🐣🐣🐣

Sudut bibir Ahra terangkat naik, melihat nama Sehun terpampang jelas di layar ponselnya. Entah apa yang lalaki itu mau, Sehun malah terus menghubunginya dan mengatakan hal-hal tidak penting.

Sepertinya Sehun harus diberi sedikit pelajaran, agar dia tidak menganggunya lagi. Dengan sengaja Ahra membiarkan telepon itu terus berdering, sampai akhirnya Ahra tertawa pelan. Tidak tega, membiarkan panggilan Sehun lebih lama lagi. Mungkin saja kan, disana Sehun sedang mengkhawatirkannya?

Baru saja Ahra geser layarnya ke arah tombol hijau, untuk mengangkat panggilan dan ponselnya mati. Dia lupa mencharger ponselnya, sampai baterainya habis.

"Oh baiklah Choi Ahra, kau memang gadis terbodoh di dunia ini!" Gerutu Ahra yang sudah mengenakan gaun tidurnya.

Ahra berjalan sempoyongan, membiarkan kertas-kertas itu berserakan di atas kasurnya. Lekas mengambil charger ponsel di atas meja belajarnya. Menunggu sampai ponselnya menyala, Ahra menggelengkan kepalanya pelan mencoba mereda rasa pening yang membuat ubun-ubunya seperti akan pecah.

Di luar hujan turun deras sekali, iris gelapnya menatap sayu, hujan dari balik jendela kamarnya. Tiba-tiba perasaan yang selama ini terasa kosong, sekarang benar-benar terasa seperti sebuah ruangan hampa.

"Apa yang aku lupakan sebenarnya." Gumam Ahra, mengembalikan atensinya pada layar ponsel yang menyala.

Tidak butuh waktu lama, untuk Sehun menghubunginya lagi. Dengan senyum yang memenuhi sudut bibirnya, Ahra segera mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponsel pada daun telinganya.

"Yak! Kenapa baru mengangkat panggilanku! Sejong tidak ada di rumah?" Ahra menggedikkan bahunya tidak tau.

Setau Ahra, Sejong pergi keluar tadi. Tapi apa-apaan si Sehun itu, Yak? Dia berseru seperti itu kepada Ahra? Yang benar saja! Sekalinya menyebalkan memang tetap menyebalkan.

"Astaga jauhkan ponselnya dari telingamu, aku tidak bisa melihat wajah bodohmu!" Menyadari kebodohannya, Ahra mencebik kesal. Dia kira Sehun melakukan panggilan biasa, jadi Ahra tempelkan benda pipih itu ke daun telinganya, tapi rupanya Sehun melakukan video call.

Sehun, manusia yang ada di balik layar ponsel Ahra, tertawa pelan melihat wajah gadis di depannya. Wajah tanpa riasan, dengan pipi tanpa perona yang terlihat memerah. Bibir mungil dengan warna pink segar itu mencebik, dengan matanya yang terlihat sayu. Itu cukup menjelaskan kalau gadis ini sedang mabuk.

"Kau mabuk?" Ahra ingin tertawa sekarang juga, bukankah tadi Sehun berbicara dan berlagak mengkhawatirkannya?

Lalu sekarang, Sehun bertanya seolah sedang memarahinya. Lucu sekali, sampai Ahra ingin pukul kepala Sehun dengan palu.

"Aku habis minum wine, dan kepalaku sekarang pusing." Jawab Ahra, mencoba menjauhkan ponsel dari wajahnya.

"Hey! Kenapa wajahmu terlihat seperti Sehun?" Racau Ahra ketika pusingnya bertambah berat, membuat Sehun memijit pelipisnya pelan.

Sialan gadis ini membuat ingatannya terlempar, ke waktu dimana Sehun menemukan Ahra tengah mabuk di trotoar jalan. Kejadian dimana Sehun menyeret Ahra, seperti sekantung sampah.

Sehun tidak tau, kalau saat itu takdir sedang mempermainkan pertemuannya atau mungkin sebaliknya? Pertemuan mereka sudah ditakdirkan.

"Aku memang Sehun, bodoh!" Jawab Sehun sedikit khawatir, saat tau kalau gadisnya ini mabuk.

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Where stories live. Discover now