Masa Lalu (1)

3 0 0
                                    

Sha sudah sampai dirumah sekitar pukul 22.00 WIB, ia meletakkan tas dan duduk dilantai bersandar pada kasurnya. Apa gue harus buka hati lagi? Piker Sha. Sungguh Sha masih takut untuk membuka hati setelah dikecewakan, menurut Sha hubungannya berakhir tidak sepenuhnya kesalahan dirinya. Sha mencari ponsel nya didalam tas terlihat sebuah pesan dari Bayu dan lelaki yang menyatkan perasaannya kepada Sha hari ini, Yoga nama nya. Yoga ini teman kelompokku saat aku ospek universitas, bukannya aku ge-er atau kepedean tapi ada teman kelompokku yang bercerita bahwa Yoga tertarik denganku, namun sayang nya saat itu Sha masih jadian dengan mantannya yang bernama Dito, Dito Pramestha nama lengkap nya.

_Flashback On_

Mantan Sepasang kekasih ini diam didalam sebuah ruangan kosong yang merupakan kelas mereka hanya ada diri nya dan sang kekasih yang larut dengan pikiran masing-masing. Embusan angin menyentuh permukaan kulit mereka, kedua nya hanya diam. Hingga akhirnya terdengar helaan nafas dari perempuan di samping nya.

"jadi mau bagaimana?"tanya perempuan ini to the point, sungguh ia sangat tidak betah hanya diam-diaman seperti patung.

"Sha, aku mau kita balikan. kamu mau terima aku lagi ga?"tanya laki-laki tersebut dalam satu tarikan nafas membuat perempuan di samping nya menoleh.

"jangan mengulang lagi ya, Dit? Kita sama-sama belajar dari kesalahan yang sama, maaf aku terlalu cemburu."Ucap Sha membuat Dito mengangguk mantap, meyakinkan Sha.

Sha-Dito memulai kembali hubungannya sebelum mereka melakukan Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hubungan keduanya berjalan dengan baik walaupun tidak selalu lancar, ada saja keributan kecil yang terjadi diantara mereka berdua namun mereka berhasil melewati nya. Sha dan Dito telah menjalani hubungan yang cukup lama sekitar 3 tahun lebih yang lebih jelas Sha dan Dito menjalin hubungan sejak kelas 1 SMA. Saat Dito ulang tahun Sha memberikan sebuah tas ransel berwarna perpabudan antara biru dan hitam dengan alasan "kalo nanti kita kuliah di Universitas yang berbeda dan kita jauh gabisa deket lagi seperti jaman SMA, tas ini bias nemenin kamu kemanapun, biar kamu inget sama aku daaaannn biar kamu ga ganjen." Sungguh Sha sangat bucin pada saat itu.

Dito adalah orang yang sangat special untuk Sha. Dito orang yang mengajarkan banyak hal kepada Sha. Dito yang mengajak Sha dalam dunia baru seperti perjalanan jauh menggunakan motor atau touring, mengajak Sha tracking ke alam, dan lain sebagainya. Dito yang selalu mengajak Sha pergi ke Puncak untuk menenangkan pikiran gadis-nya. Dito yang suka sekali membelikan es krim lebih dari 1 cone dan berbagi dengan nya dengan menikmati es krim nya di atas motor berdua, bersenda gurau, bercanda, mengelilingi kota Bogor, dan bertengkar hanya karna perkara ujung kue cone yang menjadi favorite mereka, ah ini yang membuat Dito selalu membeli es krim lebih dari 1 cone, membuat tangan Sha kiri-kanan sibuk dengan es krim, agar mereka tidak berebut ujung kue cone nya. Dito seorang teman kuliner Sha. Dito seseorang yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Waktu Ujian Nasional telah selesai, Sha dan murid lain-nya telah bebas dalam tugas dan lainnya tinggal menunggu nilai mereka keluar. Hanya saja Sha dan Dito masih suka ke sekolah karna ada beberapa kegiatan yang menurut mereka dapat menghilangkan kegabutan nya dari pada hanya diam dirumah saja. Walaupun mereka berujung di kantin, bukan di aula sekolahnya.

"Dit, kamu jadi nya mau masuk kemana kalo engga masuk ke Universitas Negeri?"tanya Sha di sela-sela ia menyantap mie kuah yang bertaburan cabai hijau di dalamnya, Dito yang sedang menikmati ayam penyetnya menoleh.

"aku belum kepikiran mau kemana kalo swastanya, kamu mau kemana? Jakarta? Udah yakin buat balik ke Jakarta lagi?"tanya Dito, Dito sangat mengenal betul bahwa gadis disamping nya ini sangat enggan untuk kembali ke Jakarta, panas kalau kata Sha.

"aku sih ga mau di Jakarta, kampus di Bogor swasta dimana ya Dit. Kamu jadi daftar jalur mandiri buat masuk PTN?"tanya balik Sha, dan hanya di jawab anggukan oleh Dito, mulutnya penuh dengan nasi dan ayam. Mereka kembali menikmati makanan masing-masing.

Perpisahan sekolahan Sha dan Dito terselenggara tidak lama setelah Ujian Nasional terlaksana yang berlokasi di sebuah Hotel di Kawasan Puncak Megamendung dimana seluruh siswa menginap dan mengadakan puncak perpisahan pada malam hari. Seluruh siswa berangkat siang hari secara Bersama-sama dengan pihak sekolah namun Sha dan Dito terpaksa harus terpisah dari rombongan, Sha-Dito harus menghampiri tante dan om Sha yang sedang menginap didaerah Cisarua terlebih dahulu. Sha dijemput oleh Dito pukul 8.30. Seperti biasa bawaan perempuan sangat lah banyak, mobil mungil Dito di seat belakang sangatlah penuh dengan barang dan bawaan Sha yang tercampur dengan bawaan Dito yang dominan membawa snack ringan dan air. Dito suka makanan dan minum seperti ikan.

"Dit, aku bawa nasi nih dipakein kertas bungkus nasi aja ya biar langsung buang. Cukup lah ya buat ber2 aku juga udah beli juga fried chicken nya yang gampang aja dah biar engga ribet."ujar Sha disela kesibukannya mengecek tas-tas yang ia bawa

"iyaaa, Sha. Udah engga ada yang ketinggalan kan? Btw Sha, ini pertama kali aku bawa mobil ke Puncak, kalo macet mundur ga ya"pikir Dito. Sungguh Dito belum pernah sama sekali membawa mobil kopling ke daerah Puncak apalagi dengan kondisi macet, namun Sha selalu meyakinkan Dito bahwa Dito pasti bisa.

"udah kamu pasti bisa, Dit. Selama ini kan kamu selalu di jalan yang lurussssss terus. Bisa kok tenang aja, nekat dikit gapapa biar lancar"ujar Sha penuh keyakinan.

"oke, bismillah"ujar Dito

"mah, pah, aku berangkat ya mau perpisahan dulu"pamit Sha kepada kedua orang tua nya dan diikuti oleh Dito yang juga berpamitan dengan orang tua Sha.

"iya hatihati ya, Dit kamu jangan ngebut bawa mobil nya"ucap Mama Sha mengingatkan Dito

"Siap 86 tante! Ya udah tan, Dito sama Sha berangkat ya tan, om. Assalamualaikum"pamit Dito sedangkan Sha sudah duduk manis di kursi penumpang hanya dadah-dadah kepada mama dan papa nya.

Ternyata perjalanan menuju Puncak sudah macet setelah keluar tol, sungguh sangat panjang. Namun Dito dan Sha menikmati nya, diiringi dengan berbincang, tertawa, dan didominasi oleh mengunyah snack ringan.

"kan Sha macet banget ini baru jam berapa, macet nya udah sampe keluar pintu tol"keluh Dito

"paling simpang gadog, ini juga merayap kan ntar juga sampe nikmatin aja"ujar Sha disela-sela ia menikmati minuman yang baru saja dibeli nya tadi di rest area dengan cara drive-thru minuman favorite mereka, Java Chip Frappucino.

Mereka berdua menikmati macet nya jalur Puncak saat weekend, sungguh melelahkan. Sha memainkan ponsel nya meihat group kelas dan angkatannya telah ramai bahwa sebentar lagi mereka akan berangkat bersama-sama dari sekolah. Sudah 1 jam lebih mereka dijalur macet dan mereka masih lumayan jauh dari daerah yang dituju, Cisarua. Dan selama sejam pula Sha dan Dito melakukan hal yang dapat menghilangkan bosan mereka seperti Sha tiba-tiba bersandar ke pundak Dito, berbagi snack dengan Dito dengan cara menyuapinya, dan lain sebagainya.

"Dit, lapar ga? Makan yu"ajak Sha tanpa menunggu persetujian dari Dito ia mengambil nasi dan ayam yang di beli nya dan membuka nya. Ditengah kemacetan Sha menyuapi Dito diselingi dengan candaan dan rebut kecil karna rebutan kulit ayam nya (:

SEGINI DULU YA GUYS, PLEASE VOTE DAN COMMENT YA..

MAKASIH, LUV <3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Break A BelieveWhere stories live. Discover now