06. Keluarga Baru

Mulai dari awal
                                    

"Sebenarnya, aku lebih tua 3 tahun darimu..."

"Ya? Bagaimana bisa?!"

"Karena sebentar lagi aku akan berulang tahun. Hari pertama musim semi adalah hari kelahiran ku."

Annika membulatkan matanya lebar, itu artinya, Lucian ketinggalan tahun ajaran baru selama satu tahun. Usia seorang pria yang akan bersekolah diacademy itu minimal 10 hingga 12 tahun.

"Begitu..."

Apa masih sempat?

"Ngomong-ngomong, kenapa para pelayan membungkuk juga padaku?"

"Karena kau telah resmi diberi sponsor oleh ayah, itu berarti kau juga bagian dari Raihanna. Mereka juga akan memperlakukan mu seperti tuan mereka juga."

"Itu sedikit canggung..."

"Tidak apa, makanya biasakan dirimu saat akan dilayani mereka."

Annika dan Lucian sampai diruang tamu kediaman Raihanna. Disana terlihat Marquis dan Jean yang tengah berbincang serius. Entah apa itu. Mereka akan segera mengetahui nya kan?

"Ayah, kami datang."

"Oh, kemarilah putriku. Lucian, kau juga, kemarilah." Lucian terlihat ragu, namun ia segera mendekati Marquis yang tersenyum hangat padanya.

"Kenapa kalian terlihat serius? Membicarakan apa?" Tanya Annika pada Jean memegang sebuah brosur.

"Kami masih mendiskusikan tentang pendaftaran apa yang akan tuan Lucian ikuti." Ucapnya, ia lalu menyerahkan secarik kertas pada Annika. Kertas itu berisi formulir pendaftaran siswa baru tahun ajaran baru. "Disana tertulis ada dua jenis pendaftaran. Pendaftaran pertama melalui ujian, tes tertulis, tes praktek, dan ujian lisan, tes ini tes khusus bagi para bangsawan."

"Sedangkan pendaftaran kedua merupakan pendaftaran melalui surat rekomendasi dari seseorang dengan status tinggi. Pendaftaran ini yang paling banyak dilakukan oleh para siswa, tapi pendaftaran ini lebih sulit. Apalagi, academy of magia tidak asal menerima murid dengan bakat sihir meski kaisar sendiri yang mensponsori nya. Mereka akan dites dan diberi ujian lisan." Jelas Jean panjang lebar. Baik Annika dan Lucian sendiri bingung dibuatnya.

"Tapi kan Jean, kau sendiri lulusan academy itu, kau bisa memberikan surat rekomendasi nya. Mereka tidak akan menilai hanya dari nilai pendidikan umum kan? Academy of magia lebih melirik kebakat sihir yang orang itu miliki." Timpal Annika, Jean tersenyum. Terkadang ia berpikir, anak kecil didepannya ini lebih dewasa dibanding umur dan rupa anak-anaknya. Pola pikir dewasa Annika terkadang membuatnya tercengang dan takjub sekaligus.

"Betul Nona."

"Jadi, karena pendaftaran kedua lah yang akan Lucian ikuti, alangkah baiknya, kita menerima tawaran Jean untuk mengajar sihir sementara waktu menunggu tahun ajaran baru mendatang untuk mendaftar. Serta menyewa beberapa guru untuk mengajar pendidikan umum dan guru etiket juga." Tambah Marquis lalu menuliskan beberapa list dengan pena bulunya.

"Lucian, kau tidak keberatan bukan?" Marquis menatap Lucian. Lelaki itu mengangguk. "Saya akan melakukan yang terbaik!"

"Aku suka sikap optimis mu."

Annika tersenyum kearah Lucian. Tahun ajaran baru akan tiba saat pertengahan hingga akhir musim semi. Seharusnya Lucian bisa menyelesaikan beberapa pendidikan dasar selama waktu 2 bulan ini. Meski usia nya terlambat satu tahun, academy of magia tidak akan keberatan menerima siswa sejenius Lucian. Karena mata merah yang ia miliki bukan suatu kutukan kebodohan, ataupun aib suatu fisik, melainkan hadiah dan berkah dari Tuhan. Annika tau itu. Novel aslinya sendiri yang menjelaskan nya.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang