Ara Milik Ares

105 15 2
                                    

Jangan lupa vote, komen dan follow akun aku bagi yang belum:)

ENJOY:)

***

"Permisi, Arabelle-nya, ada? "

Hal yang pertama Arabelle dengar sesaat setelah bel istirahat berbunyi adalah suara seseorang yang dia kenal dipintu kelas. Dengan wajah tertekuk, Ara menopang dagu, menghela nafas panjang saat tatapan mereka bertemu.

Itu bocah ngapain sih kesini?

"Ara, ya? Itu lagi nyatet tugas. "

"Oh, oke. Makasih, ya. " Ares melempar senyum manis, sukses membuat seisi murid yang melihat menahan pekikan.

Arabelle memainkan bolpoinnya dibibir, masih menopang dagu dengan kedua tangannya. Begitu Ares berhenti tepat didepan mejanya, cowok itu langsung menarik bolpoin dari mulutnya. "Kamu ngapain gigit ginian. Ini kotor, Ra. Banyak kumannya. "

Ara memutar bola mata. "Lo yang ngapain nyamperin gue mulu. Nggak bosen apa? Gue aja bosen liat muka lo tiap hari. " Ara mencebik jengkel. Satu minggu yang lalu, jika saja dia tidak menerima tantangan TOD dari teman-temannya, pastinya Ara tidak perlu berurusan dengan Ares.

Sialan, mengingatnya membuat Arabelle kesal setengah mati.

"Res, plis. Lo tau kan gue cuma kena Dare sama temen-temen gue. " Arabelle menegakkan pungung, berkata serius.

Ares menyahut lempeng. "Tau. "

"Kalo tau kenapa masih gini? Udahan aja yuk,"

Ares menarik kursi disampingnya, duduk tepat didepan Arabelle yang mengernyit menatapnya. "Putus, maksudnya? "

"Hu-um. " Arabelle mengangguk. Ares bergeming, wajahnya datar. "Never, Ra. "

Ara menganga. Ares berdiri lagi, menarik tangan Ara hingga membuat si empu ikut berdiri. "Sekarang ke kantin, kamu belum makan, kan? "

Ara mengernyit. Cowok ini.. Cowok ini..

Mengabaikan pekikan siswi-siswi yang terang-terangan melirik tak suka pada dirinya, Ares terus membawa langkah mereka keluar kelas. Ara berkedut jengkel, menarik lengannya keras dan melipat kedua tangannya di dada. Ara muak!

Ares berhenti berjalan. Mereka saling pandang, ekspresi Ares kembali datar. "Lo nggak denger gue bilang apa? Kita putus. Stop sampai sini, paham kan, Ares? "

Ares mengepalkan tangannya. Mereka sedang menjadi pusat perhatian murid-murid yang berlalu lalang dikoridor sekolah, bahkan dari mereka berhenti untuk menonton seakan ini adalah pertunjukkan. Cowok itu menarik nafas panjang, maniknya terbuka dengan kobaran api biru didalamnya. Arabelle tertegun tanpa alasan saat melihat tatapan cowok itu padanya.

"Oke, kalau itu mau kamu. Kita putus, udahan sampai sini, "

Ara memekik girang, berkata 'yes' berkali-kali, senyum gadis itu bahkan sampai membuat Ares tertegun beberapa saat. Malaikat-nya.

"Itupun kalau kamu berhasil memutar waktu kembali. "

Eh?

Ara mengerjap tak paham. Memutar waktu? Ini lagi ngomongin putus loh, bukan doraemon dan mesin waktu.

Ara tambah kebingungan saat Ares maju selangkah mendekatinya, cowok itu menyelipkan rambut hitam gadisnya kebalik telinga, Ara merinding saat nafas Ares menderu panas mengenai telinganya. Cowok itu tersenyum menyeringai, memiringkan kepalanya dan berbisik lirih. "Karena kamu, aku jadi seperti ini. Kalau aja saat itu kamu nggak menerima tantangan itu, aku nggak akan begini, kan? A-ra-belle. "

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Baby Don't Look PossessiveWhere stories live. Discover now