13. Tanabata

394 48 8
                                    

"Nezuko-chan, selamat karena sudah kembali dari rumah sakit!!" ucap Zenitsu sambil menaburkan bunga-bunga ke atas kepala gadis itu.


"Nezuko-chan, aku senang kamu sudah kembali."

"Selamat datang, Nezuko," sahut Sabito yang berdiri di sebelah adiknya.

Nezuko baru saja sampai di rumahnya naik taksi bersama Tanjirou, tanpa tahu Zenitsu, Makomo, dan Sabito akan menyambutnya, meski cowok berambut oranye itu nggak terlalu dekat dengan mereka.

Nezuko tersenyum lebar, walaupun masih kesulitan berjalan sendiri, tapi cewek itu sangat bahagia bisa melihat rumahnya lagi setelah seminggu lebih berpisah darinya. Dia kangen dengan kasur empuknya, kangen dengan aroma wangi kamarnya, kangen perabotan di rumahnya, pokoknya kangen semua-muanya lah.

"Yes!! Mereka udah balik! Aku bisa main lagi di sini!! WAHAHAHA!!" teriakan bar-bar Inosuke terdengar dari jauh.

"GYAAAH!! Cepat amankan diri kalian!" Zenitsu bergerak cepat sembunyi di belakang Tanjirou, takut diseruduk si topeng babi itu seperti kebiasaannya di sekolah.

Percuma, Inosuke tetap mengincar Zenitsu, yang berujung kejar-kejaran di halaman rumah Tanjirou dan Nezuko yang luas, ini juga yang jadi alasan cowok bersurai hitam kebiruan sebahu itu suka bermain di sana.

.

.

"Uuh..." Zenitsu meringis kesakitan, rasanya tulang-tulang punggungnya hampir patah akibat terlalu sering dihantam oleh kepala cowok berwajah cewek itu.

"Lemah kau!" Inosuke dengan sengaja memukul punggung pemuda itu, menimbulkan bunyi tulang yang saling beradu.

Zenitsu berteriak kesakitan. Sebisa mungkin untuk nggak ngeluarin air mata.

"Inosuke!" tegur Tanjirou. Kalo nggak diingetin anak itu pasti akan keterusan bercanda di luar batas.

Inosuke menghentikan tangannya. "Ngomong-ngomong malam ini Festival Tanabata udah dimulai kan ya... kalian mau ke sana?" tanyanya sambil mengunyah nasi kepal (onigiri) buatan Tanjirou.

"Aku nggak bisa datang." Kata-kata Tanjirou membuat Nezuko kecewa. Lagi-lagi tahun ini dia hanya bisa menggantung permohonan di pohon bambu halaman rumahnya tanpa datang ke festival.

Beda dengan Nezuko, Makomo tiap tahun bisa datang ke festival di daerah tempat tinggalnya bersama sang kakak.

Melihat raut sedih Nezuko, Zenitsu meninju ringan lengan atas Tanjirou. "Kamu ini... Nezuko-chan baru sembuh loh, masa iya kamu nggak mau membuatnya tersenyum lagi?" Zenitsu kesal, Tanjirou selalu saja nggak punya banyak waktu buat bersenang-senang sama adiknya sendiri.

Tanjirou berpikir sejenak. Selama ini dia sama Nezuko memang jarang jalan-jalan bareng karena kesibukan mereka masing-masing, makanya gadis itu lebih sering jalan bareng Makomo.

"Baiklah, aku juga akan pergi." Secercah senyuman terukir di bibir gadis itu.

.

.

"Makomo-chan cantik banget!" puji Nezuko setelah mereka mengenakan yukata.

"Masa sih?" Makomo menyentuh pipinya, tersipu malu karena pujian sahabatnya.

"Benar loh! Mungkin Mui-kun suatu saat nanti juga suka sama kamu!" Nezuko mengepalkan kedua tangannya bersemangat.

"Mm... kalo itu aku nggak yakin sih, ehehe."

𝑌𝑒𝑙𝑙𝑜𝑤 𝐻𝑒𝑎𝑟𝑡 𝑀𝑜𝑛𝑜𝑔𝑎𝑡𝑎𝑟𝑖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang