"Alexa ganggu gak?"

"Nggak kok, ada apa?"

"Mau ... anter saya gak?"

Tanpa sadar gue tersenyum, "Kemana?"

"Nikahan temen."

Posisi gue sontak beralih menjadi duduk, "Kok ngajak saya?"

"Randomly kepikiran. Lagian pasti lagi sendiri, kan?"

"Ya udah, saya jemput dimana?"

"Di lab, serius mau ikut?"

"Kalau diajakin kan gak enak nolak, ya saya ikut. Saya siap-siap dulu, ya, satu jam lagi sampai."

Setelah mengucapkan selamat tinggal, panggilan terputus dan menyisakan gue yang tersenyum sendirian. Josh, lo kenapa sih? Beneran sesuka itu ya sama Alexa sampai-sampai denger suaranya aja berhasil bikin lo bersemu kayak gini? Lo jilat ludah sendiri apa gimana? Yakin bisa menghandle semuanya kalau-kalau perasaan lo makin besar lagi?

Gue menggeleng, cepat-cepat menepis semua pikiran sialan itu untuk bersiap pergi menemui Alexa. Kalau ke undangan, sepertinya gue harus berdandan formal soalnya gak mungkin pakai kaos dan outer doang. Kudu ganteng pokoknya, takut senasib sama Johan dan dituduh bapak-bapak anak dua gara-gara style pakaian doang.

Jarak dari apartemen ke laboratorium Alexa lumayan jauh. Gue memilih menggunakan akses jalan tol supaya waktu tempuh nggak terlalu memakan waktu. Dari tol Pasteur, gue mengambil arah ke exit tol Muhammad Toha. Daerah sini langganan macet, apalagi gue harus melalui satu lampu merah dan pasar tradisional sebelum akhirnya tiba di klinik milik Alexa.

Ketika sampai, kliniknya keliatan sepi walau sebenarnya tetap buka. Gue disambut oleh perawat yang bekerja disana, mereka udah kenal lagi soal siapa gue makanya langsung menyapa dengan ceria. Gue mengabari Alexa, duduk di kursi tunggu sambil sesekali mengobrol dengan perawat-perawat ramah itu.

"Dokter Joshua sama dokter Alexa mau kemana?" Tanya salah satu yang punya tahi lalat dekat hidung.

"Katanya sih ke undangan, mbak."

"Ih, kirain prewedding, cakep banget soalnya haha." Dua perawat itu tertawa, sementara gue cuma tersenyum sambil melihat tubuh gue sendiri melalui pantulan dinding kaca yang tertutup tirai dari dalam. Emang gue terlalu formal ya? Mirip pengantin? Enggak ah kayaknya, biasa aja walau— iya deh, ngapain gue pake jas sebagus ini coba?

 Emang gue terlalu formal ya? Mirip pengantin? Enggak ah kayaknya, biasa aja walau— iya deh, ngapain gue pake jas sebagus ini coba?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf nunggu, dok." Suara sepatu hak yang bersentuhan dengan lantai membuat gue menoleh. Tanpa janjian sebelumnya, Alexa memakai dress hitam dibawah lutut yang memiliki renda abu-abu pada bagian ujungnya. Rambutnya dicepol sehingga meninggalkan kesan berantakan yang elegan. Sejenak gue terdiam, soalnya ini baru pertama kali gue melihat Alexa melepaskan imagenya yang sederhana.

"Yuk?" Ajaknya sambil tersenyum lebar.

Gue mengangguk, mengikuti dia dari belakang dan menghiraukan kata 'cie' yang perawat itu lontarkan. Gue mempersilakan Alexa naik ke mobil, kemudian ikut masuk melalui pintu kursi pengemudi dan sedikit gelagapan ketika suasana begitu hening.

TIGA BELAS JIWAWhere stories live. Discover now