[DK] Arthur

23.8K 3.5K 1.5K
                                    

Lee Seokmin
As
dr. Arthur Morgan

"dok, saya mau lagu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"dok, saya mau lagu ... nanana ... hmm ... lala uuu ... nana."

Kadang gue sering bengong lamaaaaaa banget setiap kali dapet request lagu dari pasien-pasien gue. Biar gue jelaskan sebentar, gue bekerja di Pelayanan Rehabilitasi Mental khususnya di bidang penyaluran bakat, minat dan emosi pasien. Biasanya gue sering stay di studio musik, studio kreatif, sama studio tata boga. Pasien-pasien gue juga beragam, mulai dari anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan mental, orang dewasa yang sudah lepas dari sakit jiwa mereka dan siap kembali pada lingkungan, hingga lansia yang rata-rata udah pada lupa sama nama mereka sendiri.

Tugas gue yaitu memperbaiki dan mengembalikan kesehatan mental mereka seperti semula melalui kegiatan-kegiatan positif yang ada di Klinik Pelayanan Kesehatan Mental. Instalasi gue sekarang merupakan salah satu instalasi unggulan yang keberadaannya sangat membantu bagi para pasien-pasien rawat inap atau rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa. Di studio musik dan kreatif sendiri, gue terfokus pada peningkatan konsentrasi dan daya ingat pasien melalui kuis-kuis, pelatihan vokal dan alat musik, hingga penjurusan bakat bagi anak-anak yang menunjukkan kesukaannya terhadap seni musik. Sebenarnya gue gak punya latar belakang di bidang seni, hanya saja secara kebetulan gue sangat menyukai seni sehingga diarahkan secara langsung oleh kepala Instalasi untuk memfokuskan diri para penyaluran bakat minat serta emosi pasien di dunia seni.

Gue berpikir sangat keras saat seorang pasien depresi yang satu bulan lalu lebih memilih memojokkan diri di sudut ruangan bersama pengeras suara itu menggumamkan nada-nada yang tidak gue ketahui. Emang ada lagu nanana hm hm lalala? Setau gue sih yang begitu cuma penonton alay Dahsyat. Yang kalau artisnya dateng mereka otomatis teriak 'Lalala yeyeyeye' dengan gerakan tangan berputar dari atas pindah ke bawah.

"Oh! Oh!" Gue menjentikkan jari secara cepat kemudian menekan tuts-tuts piano dihadapan gue. Ada sekitar tujuh pasien gangguan jiwa dari bangsal rawat inap yang sedang menjalani rehabilitasi bersama gue. Semuanya perempuan dan rata-rata sudah berada di usia dewasa. Mereka juga memiliki kisah yang berbeda, kalau yang request barusan didiagnosa menderita depresi berat karena suaminya nikah lagi disusul dengan kematian putranya yang begitu tiba-tiba. Padahal dia jenius karena pekerjaannya yang sebelumnya merupakan seorang guru musik di beberapa SMA favorit kota Bandung.

"Lagunya Wali kan? Ada gajah dibalik batu, gajahnya hilang dilempar batu." Gue menyanyikan lirik lagu yang menjadi soundtrack sinetron favorit Ibu dengan lirik yang gue aransemen sendiri. Bukan aransemen sih, itu mah namanya ngerusak. Maap-maap aja nih buat Bang Faank and the geng, semua Arthur lakukan demi kebahagiaan pasien-pasien yang mengelilingi Arthur soalnya.

"Ih, bukan! Sini, sini." Perempuan itu duduk disebelah gue, dia memainkan piano dengan lihai sampai teman-temannya melongo tak percaya. Mendengar nada yang dia buat, akhirnya gue tau lagu apa yang dia maksudkan sedari tadi itu.

TIGA BELAS JIWAWhere stories live. Discover now