04. Arti Sebuah Nama

Start from the beginning
                                    

"Jika aku akan berbuat jahat terhadapmu, kau pasti tidak akan kuijinkan kau untuk naik kekereta ini. Ini kereta yang berbeda, ini kereta bangsawan.." aku menghela nafas. "Aku cukup baik untuk dipercayai bukan?"

Ia mengangguk pelan. Nampak ragu, sudahlah, jika kau masih tidak mempercayai ku untuk apa aku menjelaskan lagi? "Jadi siapa namamu?"

"...aku tidak yakin aku punya nama..."

"Jadi kau tidak punya nama?"

"Bukan, bukan begitu. Tentu saja aku punya nama!"

Apa kau memiliki hobi untuk mengolok ku dengan perkataan polos mu itu? Ooho...aku harus bersabar dengan ini, kakak pertama ku dulu lebih mengesalkan daripada ini.

"Mereka memanggilku...Jose.."

"Jose? ayah mu yang memberikan nya?" Ia mengangguk, kalau tidak salah, dia adalah anak yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya saat usianya 6 tahun. Tertulis dengan akurat dinovel aslinya.

"Mereka memanggil mu Jose bukan? Bagaimana jika aku memberikan mu sebuah nama baru..." Kupasang senyum ramah dan bertingkah seakan memikirkan nama yang cocok untuknya. Aku harus memikirkan nama lain untuknya.

Jika aku memberikan nama yang sama, ada kemungkinan yang tidak memungkinkan tapi mungkin akan terjadi dimasa depan jika aku benar-benar memberinya nama Carlos, hanya kemungkinan. (Kalian bisa menghitung kata mungkin yang tak terhitung jumlahnya. Terimakasih.)

"Apa yang kau pikirkan?"

"Nama untukmu, kita tidak bisa memanggilmu dengan nama Jose, ini adalah titik terbaru hidupmu... Ah!"

Sebuah nama terlintas dibenak ku.

"Lucian!"

"Lucian?"

"Aku akan memberikan nama Lucian untukmu."

"Itu terdengar seperti nama anak perempuan..."

Dahiku berkerut otomatis, kuelus pelan dadaku, berusaha bersikap tenang. "Itu nama yang bagus. Kaisar terdahulu Westeergard bernama Lucian, asal kau tau itu...." Pipinya nampak bersemu merah. "Kenapa kau diam saja? Kau tidak suka?"

"B..bukan Lucian, aku suka namanya..."

Aku tersenyum kecil. "Kupanggil 'ian' tidak apa kan?" Aju-ku padanya yang hanya mengangguk angguk setuju.

Lucian, bukan nama yang buruk, sebuah nama itu menggambarkan diri seseorang. Sesuai namanya, Lucian berarti cahaya. Aku memberikan nya nama itu dengan tujuan agar ia menjadi cahaya dalam gelap gulita nya kehidupan seorang Annika.

"Bisa kau panggil aku dengan nama itu? Aku ingin mendengar nya..."

Pernyataan yang terdengar seperti pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut kecil Ian. Gerak geriknya membuatnya terlihat malu dengan ucapannya sendiri, aku tersenyum. Sungguh, aku tidak menyangka ia seperti dimasa mudanya, karena dinovel, ia digambarkan sangat keras, melebihi batu terkeras didunia! (Sebut saja berlian.)

"Tentu:D" senyumku semakin lebar kearahnya. "Ian..."

***

Menatapnya tersenyum padaku seperti itu, membuat ku merasa aneh. Ia memanggil namaku dengan wajah cerah meski bibirnya sepucat salju, netra ungu nya yang tidak pernah kulihat itu. Nampak berbinar indah.

"Ian..."

Ah...

Apa aku benar-benar bisa mempercayai mereka? Terutama gadis bangsawan yang tiba-tiba mengejarku dan mengajakku untuk mengikuti nya seperti ini?

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now