End Part | Jaemin

-11-

"Jangan keseringan, nggak baik."

"Susah, udah jadi kebiasaan."

"Iyadeh, serah lo aja. Lo tau nggak, selama ini gue nggak pernah cerita ke siapa-siapa, baru elo. Dan nggak tau, gue ngerasa nyaman."

"Duh, gue nggak tau harus ngerasa tersanjung atau enggak. Masalahnya kalo cewek lo tau nih, bisa diamuk gue."

"Nggak lah, dia nggak galak kok."

"Iya iya percaya."

"Betewe, lo udah ngantuk belum?"

Eunji melirik jam yang menempel di dinding kamarnya. Sudah pukul 01:00, tidak terasa sudah setemgah jam ia telponan dengan Jaemin. Dan dia juga udah lumayan ngantuk. "Lumayan, berasa didongengin gue."

"Perlu gue nyanyiin nggak? Biar tambah ngantuk."

"Gausah. Dibilag juga."

"Oke. Goodnight. Bye."

"Bye." Dan sambungan terputus.

Eunji menatap ponselnya yang sudah mati. Masih tidak percaya bisa telponan sama Jaemin, waktu Jaemin udah punya pacar lagi. Kurang greget apalagi tuh. Dipikir-pikir Eunji ngerasa jadi orang ketiga gitu, tapi bodo amat lah. Lagian juga yang nelpon duluan Jaemin.

Eunji mulai meposisikan badannya untuk bersiap tidur. Ia yakin malam ini dia akan mimpi indah. Makasih Jaem, udah nemenin gue malem ini.

Sedangkan Jaemin, ia merasa tenang setelah bercerita dengan Eunji. Jaemin jadi berpikir, kalau dia cerita dengen Yiren, apakah dia akan merasa tenang?

Jaemin menggelengkan kepalanya. Kenapa dia !alah kadi membanding-bamdingkan? Jaemin yakin pilihannya tepat. Lagian dia tidak mau penantiannya selama dua tahun menjadi sia-sia.

Jaemin memejamkan matanya, mencoba untuk tidur kembali.

Hayoo Jaemin, pilih yang mana?

Au ah, Jaemin bingung.

To be continued

Note :

Maaf pendek (╥_╥)
Chapter depan panjangin deh, inshaAllah

Ayo dong, yang jadi silent reader muncul sekali-kali. Pengen liat rupanya kayak apa hehe. Tenang, gue ga gigit kok. Aqu baik (づ￣ ³￣)づ
Vomment jangan lupa～(^з^)-♡