Hari ini Eunji kurang beruntung. Tadi siang dia ketahuan tidur di pelajaran matematika minat. Mana gurunya galak banget lagi. Dan sudah bisa ditebak cewek itu kena gertak habis-habisan dan rela pulang terlambat karena gurunya memberikan tugas tambahan yang harus dikerjakan di sekolahan saat semua pelajaran sudah berakhir.
Tapi untungnya Eunji tidak sendiri. Ada Serim yang setia menemaninya. Saat diatanya kenapa mau-maunya pulang telat, jawabannya, "gabut gue. Paling di rumah juga ketemunya sama Kak Woojin doang." Eunji senang-senang aja, soalnya jadi ada yang mememani.
"Berani banget sih, lo tidur di pelajarannya Bu Siti. Udah tau galak juga," tanya Serim memecah keheningan.
"Ya, namanya juga ngantuk tak tertahankan. Lagian juga biasanya juga nggak ketahuan. Lagi apes aja hari ini," jawab Eunji sekenanya sambil tetap fokus pada pekerjaannya.
"Kebiasaan lo," Eunji tidak menjawab lagi karena terlalu fokus pada pekerjaannya. Tukang tidur gini Eunji lumayan jago matematika.
"Nah, udah selesai!" seru Eunji sambil melempar pulpennya ke arah buku. Lalu dengan segera membereskan buku-bukunya. "Hehe, sori ya lama."
"Gapapa. Lo gapapa pulang naik bus sendiri? Mau ikut gue, nggak?" tanya Serim.
"Nggak usah lah, udah biasa pulang sendiri juga." Eunji beranjak dari duduknya. "Lo nunggu di depan, kan? Kuy barengan." Serim mengangguk dan mengikuti langkah Eunji di depannya.
Di depan ternyata mobil jemputan Serim sudah menunggu. Serim sekali lagi menawarkan untuk pulang bersama yang tentu saja ditolak oleh Eunji. Dan akhirnya Eunji menunggu di halte sendirian sambil mendengarkan musik setelah mobil Serim melaju meninggalkan sekolah.
Sayup-sayup Eunji mendengar suara percakapan antara dua orang. Eunji melepas headsetnya, siapa tau dia salah denger dan ternyata di sekitar sini nggak ada orang. Nanti cerita ini jadi ganti genre dadakan. Untungnya Eunji nggak salah denger karena ternyata di depan gerbang sekolah nggak jauh dari halte ada dua orang, cowok-cewek, dan kayaknya lagi debat.
"Kayaknya anak sekolah sini, deh. Nguping ah, lumayan dapet bahan ghibah baru," gimana ya, udah jadi kebiasaan cari bahan ghibah. Eunji mendekati mereka tapi tetap bersembunyi di balik pohon dekat gerbang. "Anjir, ternyata Yiren sama Jaemin. Apakah akan terjadi prahara rumah tangga?"
Ya, yang sedang berdebat itu Jaemin dan Yiren. Eunji udah deg-degan, soalnya hawa-hawanya itu kayak mau putus gitu. Siapa tau kan Eunji bisa bantu Jaemin move on dari Yiren terus perlahan-lahan masuk ke dalam hatinya. Ea.
"Lo kalo nggak punya perasaan ke gue kenapa nerima gue? Lo sengaja mau nyakitin gue? Gitu?" itu suara Jaemin.
Yiren yang di depan Jaemin menghela napas. "Nggak gitu Jaem. Lo aja nembak gue di tengah lapangan gitu. Harusnya lo berterima kasih sama gue karena udah nyelamatin lo dari rasa malu. Kalo gue nolak elo alamat lo bakal ngerasa malu sampe lulus."
Wah, kurang ajar ni cewek -Eunji.
"Rasa malu apanya? Emang kode gue ke elo masih kurang jelas? Emang ngapain gue ngajak jalan tiap hari, chat setiap hari kalo gue nggak ada perasaan sama lo? Gue juga pernah bilang suka sama lo tapi lo nya malah sok-sokan nggak denger dan ngalihin pembicaraan."
"Iya, gue tahu, gue salah. Gue juga nggak nyangka bakal di tembak sama lo di tengah-tengah lapangan kayak gitu. Gue pikir-"
"Lo pikir perasaan gue main-main? Nggak, Ren, gue udah suka sama lo semenjak lo pacaran sama Kak Mark. Dan gue pikir kalaupun emang lo langgeng sama Kak Mark seenggaknya gue diberi kebebasan untuk mencintai. Tapi akhirnya lo putus sama Kak Mark dan gue merasa punya kesempatan. Tapi ternyata perasaan gue nggak berbalas."
YOU ARE READING
End Part | Jaemin
Fanfiction"Sekarang kita emang cuma temen, gak tau di masa depan," >start : 160420 >finish : ©parkminee2020
