"Pagi Bunda!" seru Eunji sembari menuruni tangga dengan semangat. Yang dipanggil menoleh dan tersenyum. "Pagi juga Eunji,"
"Pagi apanya. Dah telat, nih. Buruan sarapannya," itu suara Han Jisung, kakak laki-laki satu-satunya.
"Santai sih, kak. Masih jam enam ini," balas Eunji santai sambil menggigit setangkup roti bakar.
"Kakak ada janji. Tunggu di mobil ya. Bunda, Jisung duluan," Jisung langsung bersalaman dengan Bunda dan keluar rumah. Mengabaikan Eunji yang terburu-buru mengunyah rotinya.
"Ya udah Bunda, Eunji berangkat dulu,"
Bunda hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya. Terselip doa dalam hati agar mereka selamat.
Sampai di halaman, Eunji melihat mobil merah kakaknya sudah berjalan perlahan meninggalkan gerbang. Dengan panik Eunji langsung berlarian sambil teriak-teriak kayak orang kesetanan. "Kak Jisuungg!! Tungguin kakkk!!"
Mobil berhenti. Dan kepala Jisung muncul di jendela yang terbuka, "Makanya buruan, dek,"
"Ish, lagian katanya nunggu di mobil tapi udah ngacir aja," keluh Eunji saat sudah duduk manis di samping kakaknya. Dalam hati Eunji merutuki kakaknya ini.
Hening sepanjang perjalanan. Eunji masih kesal dengan kakaknya sedangkan Jisung fokus pada kemudinya dan enggan membuka percakapan.
"Udah sampe. Turun sana," celetuk kakaknya yang membuyarkan lamunan Eunji. Eunji melihat ke jendela dan mengangguk, lalu bersalaman dengan kakaknya.
"Iya, ini aku turun. Hati-hati, kak,"
Eunji segera menuju kelasnya. Sesekali membalas sapaan teman-temannya yang sedang duduk-duduk di koridor. Sampai di kelas, Eunji disambut dengan pemandangan cringe. Ada Serim dan Woojin, kakak Serim sekaligus mantan kakak kelas mereka yang sudah lulus, sedang mengobrol di bangku mereka.
"Hilih, pagi-pagi udah rusuh di bangku orang. Emang boleh, ya, masuk ke dalam kelas?" celetuk Eunji mengganggu kebersamaan mereka berdua.
Woojin melihat ke arah Eunji yang menatapnya galak, "Sirik aja lo. Makanya cari pacar sana,"
"Apa hubungannya coba. Sorry ya, gue banyak peminatnya, tapi guenya yang gak minta sama mereka. Udah balik kampus sono, kursi gue, nih," usir Eunji sambil menunjuk kursinya yang diduduki Woojin.
Woojin bangkit dan segera meninggalkan mereka berdua, "Iye, iye, gue pergi, nih. Galak amat jadi manusia,"
Eunji melempar tasnya ke meja dan duduk di kursinya, "Bisa-bisanya kakak lo bobrok kek gitu. Beda sama lo,"
"Gue juga nggak tau. Lagian ngapain, sih, tadi kakak gue diusir?" tanya Serim bete.
"Lah kan ini kursi gue. Gue berhak dong, mengusir siapapun yang duduk di kursi gue tanpa izin,"
Serim hanya memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini terlalu savage untuk dilawan.
"Eunji udah berangkat belum? Woi, Eunji!" dari arah pintu seorang anak laki-laki masuk dan langsung meneriakkan nama Eunji. Eunji menoleh ke sumber suara, dan ternyata itu Jaemin.
"Gue disini woy! Nggak usah pake teriak-teriak segala. Masih sodaraan sama tarzan lo, ya," balas Eunji sekenanya.
Mendengar suara Eunji, Jaemin langsung mendekati bangku Eunji. "Ngatain lagi lo. Mana kas kelas yang lo bawa? Mau buat fotocopy, nih,"
"Yah, kagak bawa gue. Lagian mendadak banget, sih?"
"Tau tu, Pak Andi yang nyuruh gue. Terus ini gimana, dong. Bisa kena marah gue kalo pagi ini belum ada fotocopy-annya," Jaemin menunjukkan kertas yang ia bawa.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
End Part | Jaemin
Фанфикшн"Sekarang kita emang cuma temen, gak tau di masa depan," >start : 160420 >finish : ©parkminee2020
