ENAM

7.5K 289 2
                                    

Happy reading 😁

***

Semalam Marsha tidur di sofa ruang keluarga. Ia tak mau tidur satu kasur dengan Andrew. Ia masih marah dengan Andrew.

Kecewa? Iya, wanita mana yang rela ketika kehormatannya diambil secara paksa. Marah? Pasti, tapi untuk apa marah. Percuma, karena tidak akan mengembalikan keadaan. Sakit hati? Itulah yang Marsha rasakan saat ini, sakit hati karena dihina oleh orang yang telah mengambil kehormatannya secara paksa.

Badan Marsha terasa remuk karena semalam tidur di sofa. Ia berjalan kearah dapur untuk membuat sarapan. Hari ini ia akan membuat nasi goreng saja. Ia ingin Andrew cepat cepat berangkat kerja supaya ia bisa istirahat dikamar.

Andrew berjalan kearah dapur untuk sarapan. Ia melihat Marsha yang tengah sarapan di meja makan.

Hening. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Marsha yang telah sarapan pun bergegas membawa piring nya ke wastafel.

"Hari ini aku lembur, jadi pulang malam" ucap Andrew.

Marsha tidak merespon, ia berjalan kearah tangga menuju kamar.

Andrew tau Marsha sangat marah dengannya, maka dari itu ia mesti sabar.

***

Hooek hoekk hoekk

Marsha berlari kekamar mandi. Memuntahkan isi perutnya. Kepala nya terasa sangat berat, bahkan untuk jalan pun rasanya pening sekali.

Marsha langsung mencuci muka dan kembali kekasur. Memposisikan badannya untuk tidur.

Marsha bangun tidur hanya untuk makan dan shalat saja, setelah itu ia akan tidur kembali. Badan nya terasa sangat panas.

Sementara dilain tempat, Andrew tengah memikirkan cara agar Marsha mau memaafkannya. Ia tidak tahan bila Marsha mendiamkan nya seperti ini.

Andrew akui ia salah, tapi ia tidak suka bila ada orang yang dekat sekali dengan Marsha.

Sekarang sudah pukul 22.50. Andrew baru saja memarkiran mobil nya di halaman rumah.

Pasti Marsha sudah tidur pikir Andrew.

Saat membuka membuka pintu kamar, yang pertama kali ia lihat adalah Marsha yang tengah tertidur dikasur.

Ia berjalan kearah Marsha, menatap wajah damainya ketika tidur. Andrew pun mencium kening Marsha, menyalurkan segala perasaannya saat ini. Perasaan takut, khawatir.

Saat ia mencium keningnya, ia merasakan hawa panas dibibirnya. Marsha demam? Pikirnya

Diapun menempelkan punggung tangannya ke kening Marsha. Benar dugaannya, Marsha deman.

Ia pun turun kedapur untuk dan membawakan air dingin untuk mengompres Marsha. Setelah itu ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Marsha merasakan ada yang menempel di dahi nya, ia pun terbangun.

"Pasti si Andrew udah pulang " gumam nya menggunakan bahasa Indonesia.

Andrew yang telah selesai membersihkan diri pun keluar dari kamar mandi, ia melihat Marsha yang tengah melamun.

"Kenapa?"  tanya Andrew. Marsha langsung menoleh kearahnya.

Marsha masih diam saja, tidak menyahut ucapan Andrew. Ia sudah tidak marah lagi pada Andrew. Percuma marah, buang buang tenaga.

"Aku minta maaf ya Sha, aku ga bermaksud kayak gitu kek kamu. Aku kebawa emosi, aku gasuka kamu deket ama laki laki manapun. " ucap Andrew lembut.

"....." Marsha diam.

"Jangan diemin aku, Sha. Kamu boleh mukul aku, lempar aku dari lantai 2 ke bawah. Yang penting kamu maafin aku" lirih Andrew.

Marsha menatap mata Andrew "Udahlah gausah dibahas"

"Dari kapan kamu demam?" tanya Andrew khawatir

"Tadi siang"

Andrew pun naik kekasur untuk tidur. Ia memposisikan badannya memeluk Marsha "Aku peluk ya,Sha"
Marsha diam, dan menurut Andrew itu jawaban 'ya'

***

Biasanya Marsha yang bangun lebih awal dari Andrew, kini sebaliknya. Andrew tengah berada didapur, memasak bubur untuk Marsha.
Masakan Andrew tidak kalah enak dari para chef diluaran sana.

"Sha" panggil Andrew. Tidak ada sahutan. Marsha masih tertidur.

"Marsha" Andrew menepuk lengan Marsha pelan.

"Hm"

"Sarapan dulu"

"Males"

"Sedikit aja,Sha. Biar perut kamu ga kosong" bujuk Andrew

Marsha pun bangun dan memposisikan dirinya duduk.

"Bubur?" tanya Marsha menatap mangkuk yang ada di tangan Andrew.

"Iya,makan dikit aja ya. Biar ga kosong perutnya"

" Aku gamau bubur. Aku mau ketoprak "

"Ketoprak? Makanan apa itu? "

"Makanan Indonesia. Kamu beli sana, aku mau makan kalau ada ketoprak"

Andrew menghela napas panjang. Diapun membuka aplikasi Kuy-food. Memesan makanan ketoprak yang ada di dekat rumah nya. Tapi tidak ada yang jual ketoprak.

"Ga ada yang jual ketoprak, Sha"

"Yaudah aku gamau makan"

Andrew mengusap wajah kasar. Frustrasi dengan permintaan Marsha yang aneh. Mana ada yang jual ketoprak di kota New York. Itu makanan daerah yang berasal dari Indonesia.

"Ayolah Sha, makan dikit aja. Buburnya juga enak kok" bujuk Andrew.

"GAK MAU" ujar Marsha penuh penekanan.

"Terus mau kamu apa? Jangan bikin susah deh Sha" ucap Andrew dengan nada tinggi.

Hisk hisk

Marsha menagis mendengar suara Andrew yang membentaknya. Ia tidak selera untuk makan bubur, saat ini ia ingin ketoprak.

"Maaf Sha, maaf. Aku ga niat bentak kamu" ucap Andrew tulus

"Emang kalo mau marah harus pake niat? Ada doa niat untuk orang yang mau marah marah? Ngga kan! " Marsha pun ikut membentak Andrew

"Ini New York Sha. Ga ada orang yang jualan ketoprak. Kalaupun ada udah pasti aku beli" ucap Andrew frustrasi

"Yaudah kamu bikinin aku seblak aja"

Makanan apalagi itu?

"Seblak? Makanan Indonesia?" tanya Andrew dan Marsha menganggukan kepala.

"Cara bikin nya? "

"Kamu searching google aja"

"Oke" ucap Andrew

Akhirnya Andrew berjalan keluar kamar menuju dapur untuk memasak seblak.

"Ini cara buatnya gampang tapi kok susah banget ya"

"Marsha nyusahin banget sih. Tinggal makan bubur aja kok repot, si seblak kan pedes, ntar kalo lambung nya kenapa napa gimana,yang repot siapa. Ga diturutin marah marah" dumel Andrew.

TBC

Baby TwinsWhere stories live. Discover now