Lisa pun menggedikkan bahu sebelum Rosé menarik tangannya untuk memasuki Gr*media tersebut.
"Dah pilih sana, Lis, yang cepet ya" ucap Rosé sambil melihat Lisa.
Tetapi, perempuan yang dipanggil itu malah terdiam dan memikirkan orang tadi. Hal itu membuat Rosé merotasikan bola mata sembari mendecak sebal,
"Ayoo" ajak Rosé sambil mendorong Lisa menuju rak buku.
Setelah memilih buku resep titipan Mama nya dengan buru - buru, tanpa basa - basi lagi Lisa segera berjalan menuju Kasir untuk membayar.
Namun, sesaat Lisa melihat buku Novel Mariposa, hal itu membuat dia berhenti berjalan. Cewek itu segera mengambil Novel itu.
Cerita ini seolah menceritakan kisah dia dengan Taeyong. Walau Iqbal tidak bandel dan lebih pandai dibanding cowok yang ia sukai.
Tapi, Lisa dengan Acha itu sama. Sama - sama mengejar seseorang yang tak mungkin digapai dengan mudahnya.
"Eh, tapi kalau dipikir - pikir hati Iqbal sama Taeyong juga sama. Sama - sama keras, sampe - sampe gue gak bisa masuk!" Lisa menjadi kesal.
Lisa pun kembali berjalan menuju Kasir.
"Sudah cukup, Kak, belinya cuma dua buku saja?" Tanya Mbak disana yang diangguki Lisa.
"Iya, Mbak, cuma segitu aja kok"
"Satu buku resep dan satu buku Novel ya, Kak,"
Namun, ketika Mbak kasir disana menyebutkan harganya. Ternyata uang yang dikasih Mama nya pun tidak cukup, sedangkan Lisa juga tidak membawa uang sekarang.
"Aduh, mbak. Uang saya gak cukuup" rengek Lisa membuat Mbak kasirnya menatap nya sedih.
"Yah, Kak. Mungkin Kakak bisa pilih buku resep lain yang harga nya pas sama uang saku Kakak,"
"Atau mungkin Novel ini bisa dibeli sama Kakak lain kali saja." saran Mbak kasir tersebut membuat Lisa mengangguk.
"Iya, maaf ya, mbak–"
"Eh, Kakak nya kekurangan uang ya?" Tanya seseorang dibelakangnya.
Tampaknya, Lisa pernah melihat orang itu tapi entah dimana. Lisa pun mengangguki pertanyaan tadi.
"Ini, Kak. Saya ikhlas ngasih karena ini juga uang dari temen saya hehe" ucap orang itu sambil menyengir.
Lisa pun menatap nya heran, "ha? Yang bener?"
"Iya, gak apa - apa, Kak. Saya habis ditraktir juga kok, rezeki saya itu. Toh habis itu gak merugikan untuk berbagi rezeki" ucap orang itu lalu memberi uang nya kepada Lisa.
"Semoga cukup ya, Kak."
"Makasih ya ehm," ucap Lisa yang bingung ingin memanggilnya siapa.
"Jeno, Kak"
"Oh iya, makasih ya, Jeno"
"Udah, Lis?" Tanya Rosé ketika Lisa mendekatinya.
"Udah kok. Yuk!" Seru Lisa lalu mengandeng tangan Rosé.
"Jennie nge chat gue tadi, katanya panci nya belum ketemu jadi dia putusin buat pulang aja, besok lagi nyarinya." Jelas Rosé.
"Loh, besok Senin?" Tanya Lisa heran,
"Aduh, kalau masalah besok - besok nya sih kurang tahu. Nanti kita tanya aja."
YOU ARE READING
ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔
FanfictionPutri Lalisa Anastasia, biasa dipanggil Lisa atau bisa juga Lili. cerewet, selalu semangat, baik, ramah dan semua energi positif ada didalam dirinya. Tapi, tolong kecualikan sifat gila nya. Lisa mempunyai delapan sahabat yang selalu setia berada dis...
《Stalker》
Start from the beginning
![ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔](https://img.wattpad.com/cover/220892877-64-k604932.jpg)