ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔

《Stalker》

"Eh, lo pada gak mau beli menu Mekdi yang baru nanti?" Tanya Irene.

"Irene mau beli? Sekalian traktir." Senyum Rosé penuh arti.

Irene pun menghela napas, "lo kira gue sekaya itu?"

"Ayam aja sekalian, Rene." Sahut Seulgi.

"NAH, gue setuju kalau masalah ayam mah." Timpal Jisoo.

"Enggak, enggak, enggak! Mending gue gak usah nanya tadi!" Seru Irene yang tetap fokus kepada jalanan.

Hingga selama perjalanan itu pun suasana mobil terus diisi dengan kebisingan suara kesembilan gadis itu yang bernyanyi.

"Udah sampai!" Seru Irene setelah memarkirkan mobilnya di Basement.

"YEAY!" seru kedelapan sahabatnya.

"Yuk, kita langsung aja!" Ucap Wendy yang diangguki semuanya.

•■•■•■•■•

"Eh, Taeyong!" sapa seseorang lalu melakukan tos bersama Taeyong.

"Yoi," ucap Taeyong.

"Udah lama lo gak kesini, Yong. Sibuk lo?" Kekeh teman nya.

"Iyalah, orang sibuk 'kan beda." Balas Taeyong.

"Sa ae lo"

"Mural lo gimana, Yut?" Tanya Taeyong sambil menduduki tong sampah besar yang terbalik.

"Mural gue? Tiap tahun juga membaik" ucap Yuta dan Taeyong menganggukinya.

"Kalau lo, Jaem?" Tanya Taeyong kembali membuat Yuta menyikut Jaemin yang berada disebelahnya.

"Ah, biasa aja kalau gue mah, Bang. Gak bakal bisa sekeren Bang Yuta" ucap Jaemin.

"Tapi, Yong. Baru aja kemarin dia bikin mural lagi. Muralnya keren itu cuk" timpal Yuta.

"Iya? Di daerah mana tuh? Dikejar polisi kaga?" Tanya Taeyong sambil terkekeh.

"Bersyukur gue masih bisa kabur, Bang" jawab Jaemin.

"Sa ae lo Dilan KW," Yuta menoyor kepala Jaemin.

"Lagian dia bikin mural ditempat yang emang dilarang, udah gitu tempatnya 'kan banyak polisi gitu." Jelas Yuta sambil menggeleng.

"Yang lain mana?" Tanya Taeyong lagi dan lagi.

"HAUS YA ALLAH"

Baru saja Taeyong bertanya demikian, dua bocah yang ia cari pun muncul.

"Ngapa lo, Chan, Jen?" Tanya Jaemin membuat Jeno menatapnya tajam.

"Buta lo, mata lo. Biasa, habis kejar - kejaran sama polisi. Haus gue anjir" keluh Jeno lalu duduk disamping Taeyong.

"Nih minum." Ucap Yuta lalu melempar dua botol ada Haechan juga Jeno.

"Wah, makasih, Bang!" Seru Haechan yang diangguki Yuta.