RnS #14 pt.2

426 20 0
                                    

Ditambahkan, 17 Juni 2020

***

Chelsea menggenggam roti keju dan susu kotaknya sambil mengedarkan pandangan. Menemukan yang ia cari, gadis itu langsung berjalan mendekat.

Tanpa penjelasan yang disertakan, Chelsea menyodorkan bawaannya pada Rainer yang awalnya fokus memainkan ponselnya.

"Kak Rainer belum sarapan kan?" jelas Chelsea ketika kernyitan permintaan penjelasan dilayangkan.

"Gak mau." tolak Rainer sengaja hanya agar Chelsea memaksanya.

Tak sesuai ekspektasi, Chelsea tak begitu peduli. Gadis itu malah mengedikkan bahu menyatakan hak Rainer untuk memutuskan sebelum berbalik. "Yaudah."

"Eh, tunggu-tunggu." tahan Rainer meraih tangan kiri Chelsea.

Masih setia mengirit bicaranya, gadis itu hanya melayangkan tatapan tanya. Untungnya Rainer mengerti dan malah gemas mengingat bagaimana kemarin-kemarin Chelsea bawel sekali menghadapinya.

"Jamkos ntar lo mau latihan?"

Chelsea lantas menarik tangannya dari Rainer. "Kak Rainer nggak niat ngajak aku bolos lagi kan?"

Rainer terkekeh dan kembali meraih tangan Chelsea. Menggenggamnya.

"Enggak ada niatan sih, tapi kalau mau ya ayo."

"Enggak mau, Kak." tolak Chelsea panik sambil menarik tangannya lagi sebelum Rainer benar-benar membawanya bolos seperti kemarin.

Rainer lalu meraih susu kotak di tangan kiri Chelsea. Menusukkan sedotannya dan mengarahkan susu strawberry itu pada Chelsea.

"Lo juga belum sarapan kan?"

"Kan itu buat Kak-"

"Minum," titah Rainer tak ingin dibantah.

Dengan ragu, Chelsea menyambut pemberian  Rainer. Setelah dua atau tiga hisapan, Rainer menarik uluran tangannya, berniat meminum susu yang tadi ditujukan untuknya.

Mengerti niat Rainer, Chelsea menahan geraknya.
"Buat gw kan?" ulang Rainer saat tangannya ditahan.

"Tapi-"

Tak membiarkan Chelsea berargumen, Rainer dengan gaya sok tidak peduli nya itu tetap meminum susu dari sedotan yang sama.

Rainer menyembunyikan tawa nya melihat tatapan sedikit risau dari gadis manis di hadapannya. "Kenapa? Lo ada penyakit menular ya? Ih." candanya sok jijik sebelum melempar kotak susu yang telah kosong ke tempat sampah.

"Udah abis baru sok jijik." Rainer lagi-lagi terkekeh.

"Nanti pulsek gw tunggu di parkiran. Gak mentolerir keterlambatan." ujarnya dengan bahasa tinggi sembari beranjak.

"Mau ngapain lagi emangnya?"

Bukannya menjawab, Rainer meraih roti keju yang padahal ditolaknya. Membelah sebagian roti dan menyodorkannya ke depan bibir merah muda alami Chelsea.

Rainer & ChelseaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin