02

4 0 0
                                    

Hai kak, author come back nih

Maaf baru bisa update

Semoga nyaman ya dengan ceritaku

Maaf kalau cerita ini garing

SELAMAT MEMBACA




Di depan api unggun, di bawah gelapnya malam, dan diantara dinginnya angin malam, membuat malam ini terlihat terkesan. Beberapa tenda yang di dirikan dengan penerangan hanya sebatas dari api unggun, disinilah aku merasakan kehangatan dan kenyamanan yang sebenarnya. Diantara kerumunan orang hanya dia yang paling menawan. Sosoknya selalu membawa keteduhan. Sayangnya, aku hanya dapat memandang walau ingin sekedar berbincang.

"naya ayo kita latihan untuk penyulutan api unggunnya, bentar lagi acaranya dimulai nih"

"oke nanti aku nyusul ke sana, aku mau manggil yang lainnya dulu."

Setelah mendapat panggilan dari pratama, aku bergegas mencari petugas penyulutan yang perempuan.

Setelah semuanya terkumpul kami melakukan gladhi bersih. Gladhi bersih berjalan dengan lancar hanya perlu 2 kali latihan karena sebelumnya kami sudah berlatih selama kurang lebih 3 minggu. Sepanjang latihan tadi kak Arga berada di belakangku. Sebenarnya aku sudah gugup berada di dekatnya. Namun aku harus menutupinya agar gladhi kali ini dapat berjalan baik.

Setelah persiapan yang matang akhirnya apel api unggun dapat dimulai. Saat apel sudah selesai semua mengitari api unggun yang tengah menyala-nyala. Semuanya bersenang-senang di malam ini. bernyanyi, bermain dan bercanda bersama. Akupun terlarut dalam suasana ini.

Hingga pada hari terakhir perkemahan, semua panitia termasuk peserta sedang membersihkan kawasan perkemahan, mulai dari mengemasi tenda, barang-barang dan membersihkan sampah-sampah. Saat aku membongkar tenda dapur tentunya dibantu beberapa panitia lainnya dan beberapa alumni yang datang. Disaat aku sedang mengumpulkan pancang, aku tak sengaja tersandung kedepan oleh tali tenda. Mungkin aku akan jatuh jika tidak ada yang menolongku. Namun aku terkejut saat sebuah tangan memegang lenganku. Saat aku menengok melihat siapa orang yang menolongku, ternyata ia adalah kak Arga.

"lain kali hati-hati ya dek"

"a a ah iyha kak, maaf."

Aku segera membenarkan posisiku karena posisi yang terlalu dekat dengan kak Arga membuat aku terlihat sangat gugup.

"kamu nggak apa-apa kan?"

"cuman kesandung kok kak. Aku nggak apa-apa." Aku hanya tersenyum kaku melihat kak Arga.

"emm aku permisi dulu kak. Masih ada tugas lain."

Aku langsung pergi dari tempat itu tanpa menunggu jawaban dari kak Arga.

Dari kejadian sederhana itulah aku mulai berharap lebih dengan kak Arga. Aku mulai mencari tau semua tentang dia. Sampai aku dapat nomor nya dan berakhir chattingan dengan kak Arga. Mungkin aku yang terlalu melebih-lebihkan namun memang aku merasa suatu kenyamanan bila mendengarnya ataupun sekedar bertukar kabar lewat medsos.

Dan kejadian itulah yang sekarang membuat aku sadar bahwa tak semua sapaan akan berujung sebuah hubungan, dan tak semua obrolan berujung sebuah keterkaitan.

Flashback off

"nay jangan bengong aja ini dimakan. Pesenan lo nih"

Aku tersadar dari lamunan panjangku 3 tahun yang lalu. Setelah itu kami segera makan dan kembali ke kelas.

Saat perjalanan ke kelas ada panggilan kepada peserta MOS untuk segera berkumpul di lapangan. Kami langsung menuju ke lapangan.

Setelah beberapa penjelasan dari OSIS untuk acara besok, semua peserta di bolehkan pulang untuk istirahat.

Kenyamanan HatiWhere stories live. Discover now