Chapter Thirteen - Goat Demon

Comenzar desde el principio
                                    

"Kau boleh pergi sendiri jika kau mau..." komentar Arthit. "Tapi, kau tidak akan selalu beruntung setiap kali..." ia menyeringai.

"Dia benar, kau akan mati jika pergi sendiri...dengan kondisimu saat ini, ayo duduk..." pinta Kong.

Sarawat berpikir sejenak dan mengangguk.

Tine menghela nafas panjang, lalu meletakkan tas Sarawat di lantai, memapah pria itu untuk duduk di kursi.

Sementara Kong menutup pintu, dan tidak sengaja melirik Arthit sekilas dan segera mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah karena malu.

Arthit dan Kong bergabung dengan keduanya di meja setelah beberapa saat. 

Tine mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video wawancara terhadap walikota tentang rencana merevitalisasi area kumuh. Di dalam video terlihat seekor kambing berlari masuk ke dalam sebuah gang dan dikejar oleh anak - anak.

"Ini adalah Distrik Klong Toey..." ia menjelaskan dan mencoba mengingat- ingat. "Aku pernah tinggal disana dulu, dan di sana ada sebuah klinik aborsi illegal, kurasa mereka pasti pergi klinik itu..."

Sarawat seraya memandangnya curiga. "Untuk apa mereka ke klinik aborsi?"

"Untuk mengobati tangan fanboy yang di potong...." Tine seraya membungkam mulutnya sebelum menyebut nama Arthit.

"Kau bilang apa?" seru Sarawat. "A-apa yang terjadi?"

Kong seraya memandang Tine dan bertanya – tanya bagaimana ia bisa tau, bukankah ia tidak ada di lokasi saat itu terjadi, pikirnya.

Ia lalu mematung sejenak, menghubungkan seluruh kejadian di kepalanya. Di mulai dari saat ia berhalusinasi melihat Tine menjulurkan lidah ular padanya di hari pertama, lalu Sarawat bercerita bahwa ia mengejar Tine di tangga dan terjatuh, karena mengira bahwa ia adalah siluman.

Selanjutnya Tine diculik oleh siluman lembu, lehernya jelas – jelas membiru, namun ia masih bisa tertawa dan bercanda. Lalu saat mereka berhasil mengalahkan siluman lembu, Tine tidak masuk kuliah selama beberapa hari karena sakit. Dan yang terakhir, Tine tiba – tiba menghilang setelah ke toilet, ia pun mencurigai kalau sesungguhnya ular besar itu adalah jelmaan Tine.

"Er...." Tine memutar otaknya cepat untuk menjelaskan. "Baiklah...aku ingin mengakui sesuatu..."

"Mengakui apa?" tanya Sarawat gusar.

"Saat di villa, siluman itu ingin memotong lidahku, jadi aku segera mengambil sebuah pisau daging untuk melindungi diri..."

Sarawat mendengarkan dengan serius.

"Aku sangat ketakutan lalu mengayunkan pisau dengan panik saat mereka mencoba mendekat dan tidak sengaja memotong tangan fanboy itu..." tutur Tine, sambil membayangkan scene film horror di kepalanya. "Lalu segera melarikan diri saat siluman itu menolong temannya dan bersembunyi di bawah tangga sampai polisi datang, aku tidak mengakuinya karena aku takut dipenjara telah melukai orang..." Tine beralasan.

Sarawat tidak berkomentar, ia mencoba mempercayai ceritanya yang tidak masuk akal tersebut sedangkan Kong tau bahwa ia jelas berbohong dan Arthit tidak berkomentar, ia hampir mendapat serangan jantung beberapa saat lalu.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Tanpa membuang – buang waktu, mereka pun menuju lokasi yang disebutkan oleh Tine dan membagi menjadi dua kelompok. Sarawat dan Tine mengunjungi klinik dengan alasan ingin berobat, sedang kan Arthit dan Kong berjaga diluar.

"Maaf, soal kejadian kemarin..." ujar Arthit dengan ragu-ragu pada Kong, membuka percakapan.

"Tidak apa-apa ..." balas Kong, wajahnya memerah tanpa alasan. "Aku hanya terkejut kau tiba-tiba bersikap seperti itu padaku..."

IND - The Reason of Reborn - ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora