[16] - The Origin (1 of 2) : Our Different Way

6.6K 947 523
                                    

Soonyoung pikir hidupnya akan benar-benar berakhir untuk yang kedua kalinya setelah Libra merampas elemen udara miliknya. Tapi, untuk pertama kalinya ia merasa berterimakasih atas keberadaan Hoshi yang berbagi tubuh dengannya. Hoshi membantunya untuk bertahan sampai mereka bisa mengambil kembali elemen udaranya.

Pada awalnya, jiwa itu tidak memiliki nama. Mereka menamainya Hoshi sebagai pembeda antara jiwa Soonyoung dan jiwa yang tersasar di tubuhnya tersebut. Mereka bahkan tidak mengetahui keberadaannya sampai saat dimana Hoshi muncul secara tiba-tiba ketika Jihoon sekarat akibat terkena racun.

Selama ini, karena kekuatan Hoshi tidak terkendali dan dia dapat menyerang siapapun termasuk Jihoon, Soonyoung selalu berusaha untuk menahan agar Hoshi tidak bisa mengambil alih tubuhnya dan berlaku seenaknya. Bahkan, setelah Libra menyerangnya pun, Soonyoung tetap memegang kendali atas Hoshi. Namun, Soonyoung tahu kalau sesuatu telah terjadi pada emblem udara miliknya, ia bisa merasakan kehancuran emblem tersebut.

"Hei, Hosh..."

"Aku sedang sibuk. Nanti saja kalau kau ingin komplain."

"Tidak. Aku tidak ingin komplain."

"Apa? Katakan saja. Sejak kapan kau berbasa-basi kalau berbicara padaku? Bintang-bintang bodoh ini menyebalkan sekali!"

"Tolong jaga Jihoon untukku, ya. Terimakasih, Hoshi..."

.

Di atas gerbang Le Cirque des Reves malam ini, terdapat papan penanda besar, digantungkan tepat di atas jam, dengan jalinan pita. Tulisan di papan cukup tinggi untuk dibaca dari jarak jauh walaupun orang-orang lebih suka mendekat untuk membacanya.

Tutup Akibat Cuaca Buruk

Tertulis dengan huruf-huruf indah dan dikelilingi gumpalan-gumpalan awan kelabu jenaka. Orang-orang membacanya, terkadang sampai dua kali, lalu menoleh pada matahari senja dan langit jingga cerah sebelum menggaruk-garuk kepala. Mereka mengerumuni tanda itu, sebagian menunggu petugas mengambilnya dan membuka gerbang, tapi tak seorang pun tampak. Akhirnya, mereka membubarkan diri untuk mencari kegiatan lain guna menghabiskan malam.

Satu jam kemudian, hujan deras turun dan angin kencang menggetarkan dinding bergaris-garis tenda-tenda sirkus. Papan penanda di gerbang menari bersama angin, basah kuyup.

Tak jauh dari gerbang, tertutupi oleh kelambu tak kasat mata, Seungkwan berdiri bersisian dengan Vernon, memandangi calon-calon pengunjung mereka meninggalkan gerbang satu per satu. Vernon menengadah, melihat ke langit kelam di atasnya. Sudah beberapa kali kilatan petir terlihat di sana.

"Sebaiknya kita kembali sekarang. Jisoo hyung pasti mencari kita," tukasnya.

Seungkwan mengangguk. Ia tidak senang sama sekali karena karavan sirkus mereka kali ini dilanda banyak masalah sekaligus. Ketika Vernon menggenggam tangannya, mau tak mau ia ikut berbalik walaupun ia masih ingin melihat wajah-wajah mantan calon pengunjung sirkus.

"Setelah semuanya kembali seperti semula, aku mau kita buka sirkus di sini lagi, dua bulan penuh!"

Vernon tersenyum tipis. "Katakan itu pada Seungcheol hyung ketika dia kembali nanti, Kwannie..."

.

Apa yang sebenarnya menjadi esensi dalam kehidupan?

R.I.P : Le Cirque des RevesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang