"Itu itu, ka Rio," wanita itu mengarah seseorang yang berjarak sepuluh meter. Tidak terlalu banyak yang mengelilingi. Mereka mengibas halaman buku mencari nama Rio.

"Ini ni, Rio," Dela menunjuk seorang yang menjabat sebagai seksi bidang pembinaan kreativitas keterampilan dan kewirausahaan.

Dela dan Kirana berlari dan mengantri barisan kedua. Barisan di depan sedang menyanyikan lagu Indonesia raya. Bagaimana dengan Kirana dan Dela? Mereka maju dua langkah dan menyodorkan buku setelah barisan pertama sudah selesai.

"Ka minta tanda tangan," kata Kirana ragu-ragu.

"Nama aku siapa?" Tanya Rio ke mereka.

"Rio Rafael, seksi pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan," jawab Kirana lancar.

"Kata siapa nama aku Rio? Nama aku Hilmi," Rio menunjukkan nametag nya, ingin mengelabui.

"Engga, aku inget ko tadi pas di deket gerbang sekolah, ada yang manggil kakak, Rio," jawab Kirana yakin.

Rio menatap lurus mata Kirana. Tangannya menengadah.

"Sini buku kalian," Kirana dan Dela tersenyum senang, tidak perlu susah payah untuk berdebat atau bernegosiasi dengan Rio. Lelaki itu mengecualikan Kirana.

"Kalian makan dulu gih, waktu istirahat nya engga banyak, dan nanti pulang sore soalnya,"

"Iya ka, makasih ka," kedua wanita itu mengambil balik buku mereka dan pergi. Lelaki ini baik, dari awal memang baik kepada Kirana, membela Kirana disaat Hilmi dan Adrian menyusahkannya. Dela dan Kirana berbalik ke kelas.

"Kita mau makan dulu ni?" Tanya Kirana.

"Iya makan dulu aja, gua laper tadi sarapan dikit soalnya," Mereka menaruh buku diatas meja dan mengambil uang dalam tas.

"Yuk,"

---

"Kita games, Cara mainnya, gua pegang pulpen dan bilang 'nama saya naya' pulpen ini akan berpindah, misalnya ke Adam," Naya memberikan pulpen tersebut ke Adam. "Dan Adam akan bilang 'nama saya Adam, saya dapet pulpen ini dari Naya' dan abis itu berpindah lagi ke Exel," Naya mengambil pulpen yang Adam pegang lalu berpindah ke Exel. "Dan Exel akan bilang 'nama saya Exel, saya dapet pulpen ini dari Naya, Adam' gitu ngerti engga?"

Naya menjelaskan secara singkat. Mereka mengangguk dan ada juga yang bilang 'mengerti ka'

"Oke kita coba ya," Naya memberikan pulpen itu seseorang yang duduk di bangku paling depan, orang itu berdiri.

"Nama saya Alya, saya dapat pulpen ini dari ka Naya"

"Gua nya jangan dihitung, yang gua kasih ini ke orang pertama," kata Naya. "Ulang," Naya memberikan kesamping Alya.

"Nama saya Firda," Naya mengambil pulpen itu dan memberikan secara random.

"Nama saya Sila, saya dapat pulpen ini dari Firda," Naya yang menggulirkan pulpen itu

"Nama saya Wawan, saya dapat pulpen ini dari Firda, Sila"

"Tunggu," kata Adam.

"Harus berurutan dari yang paling pertama, 'Nama saya Wawan, saya dapat pulpen ini dari Firda, Sila gitu,"

"Oh iya iya ka," kata Wawan.

"Gitu ya? Ngerti kan?" Tanya Naya.

"Ngerti ka," Naya berjalan kedepan kelas.

"Nanti yang kalah apa ni hukumannya?" Tanya Naya.

"Nyanyi,"

"Joget,"

"Salto,"

"Wah parah lu salto, kalo cewe gimana, pada terbang dong," sahut Exel, seisi kelas tertawa.

"Jajanin satu kelas aja," kata Adam.

"Boleh tuh, gimana? Lumayan perut kenyang," kata Exel.

"Boleh ka," Seisi kelas menyetujui usulan Adam.

"Sekalian PJ nya juga di beliin ya," kata Exel antusias.

"Siap ka,"

"Ayo kita mulai ya," kata Naya. "Dam, lu yang ngasih," Naya memberikan pulpen itu dan ditanggapi.

Adam berjalan mendekat. Kirana menerima pulpen itu dan berdiri.

"Nama saya Kirana," Naya melihat tidak suka.

Baru masuk udah sok terkenal, sok cantik. - Naya

Adam mengarahkan untuk pindahkan pulpen itu ke samping Kirana "Nama saya Dela, saya dapat pulpen ini dari Kirana,"

Adam memberikan benda panjang ke Exel, lelaki itu berdiri, ia kaget kenapa dirinya juga harus main. "Nama saya Exel, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela,"

"Nama saya Gilang, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel,"

"Nama saya Adam, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Exel, Gilang," Adam menunjuk dirinya sendiri.

"Nama saya Elinda, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel, Gilang, ka Adam,"

"Nama saya Candra, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel, Ka Adam,-"

"Salah, salah, salah," Candra menepuk dahinya.

"Ini nanti kita kumpulkan tiga orang ya biar agak ringan bebannya," kata Exel.

"Okey, lanjut ya," kata Adam. Naya mendekat dan menarik pulpen itu dengan sedikit paksa.

"Sini gua aja, lu mah engga bener," kata Naya.

"Engga bener dari mana?" Adam mengerutkan alisnya, perasaan ia tidak salah kenapa jadi di salahkan? Naya tidak menanggapi, ia lalu berkeliling mencari sasaran.

---

KIRANA (COMPLETED)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ