0.2

27.6K 7.2K 4.1K
                                    

"Kak Seokjin, nama lo ngingetin kita sama seseorang tau," kata Beomgyu tiba-tiba.

Seokjin yang tengah mengelap meja menoleh sejenak, sebelum kembali ke aktivitasnya.

"Siapa? Tapi masih gantengan gue, kan?"

Beomgyu tertawa sambil pukul-pukul meja. "Haha! Ganteng sih, tapi yang satunya psikopat anjay."

Seokjin menoleh kaget, hal itu langsung membuat Yeonjun, Kai, Soobin, dan Sanha menatap Beomgyu tajam.

Beomgyu yang ditatap seperti itu kebingungan. "Kalian kenapa deh? Kalian kagum sama wajah tampan dan rupawan gue ini?"

Yeonjun mendesis kesal. "Beomgyu, Kak Seokjin kan gak tau masalah ini."

"HAH? OH IYA, YA AMPUN MAAF, SUMPAH GUE LUPA!"

Kai menepuk jidat. Astaga, kenapa mulut Beomgyu ember sekali?

"Psikopat? Ada yang namanya mirip gue tapi psikopat?" Tanya Seokjin seraya menghampiri kelima laki-laki tersebut. Lap tadi dia tinggalkan, dia terlanjur penasaran.

"Diceritain aja kali ya?" Tanya Kai pada Yeonjun.

"Ck, terserah."

"Lo yakin mau cerita masalah ini ke orang lain?" Tanya Soobin sambil berbisik. "Gue gak mau tanggung jawab ya kalo dia jahat juga."

"Apaan sih Bin, gue yakin kok Kak Seokjin yang ini baik," balas Sanha kesal. "Ceritain aja gak apa-apa."

Seokjin menarik kursi, lalu duduk dan mendengarkan cerita dari Kai.

"Langsung ke intinya aja ya, gue males inget masa lalu. Jadi, kita itu diteror oleh orang-orang yang merupakan bagian dari keluarga psiko. Nah, kita diteror lewat telpon, salah satu pelakunya itu dokter dan namanya sama persis kayak lo."

"Mukanya mirip gak?"

"Gak, muka Dokter Seokjin sama lo beda."

Seokjin ber-oh ria, dia kira mirip. Soalnya dia mau punya kembaran juga kayak Soobin sama Sanha. Dilihat-lihat, mereka berdua lucu kalau lagi bertengkar.

Seokjin tidak tahu saja kalau Soobin sama Sanha bisa tawuran pakai setan kalau sudah marah besar.

"Eh, gue baru kepikiran sama satu hal," sela Soobin tiba-tiba dengan senyuman anehnya.

"Kepikiran apa?" Beomgyu memiringkan kepalanya bingung. "Lo mikirin gue, ya?"

Wajah Soobin langsung datar. "Gak usah kepedean, gue gak ngomong sama lo, kompor meleduk."

Beomgyu merengut sebal. "Ish, lo mah gak bisa diajak bercanda. Kak Sanha, gue yakin kalo Kak Bin ikut stand up comedy pasti penontonnya pada emosi."

"Punya kaca, gak?"

"Udah woi, tadi lo mau ngomong apa?" Lerai Kai. Sepertinya sekarang dia menggantikan peran Taehyun sebagai pelerai perkelahian.

"Gue kepikiran satu hal, kalo Kak Seokjin yang bareng kita ini ternyata kenal sama Dokter Seokjin gimana?"

"OHH, MAKSUD LO KAK SEOKJIN PSIKOPAT JUGA?!" Seru Beomgyu heboh. "KALO DIA PSIKOPAT JUGA, BERARTI DIA YANG SELAMA INI TEROR KITA DONG?"

Apa reaksi Seokjin? Dia hanya diam dengan ekspresi tak suka, dengan pandangan mengarah kepada Beomgyu.





















































"Gue tau kalian habis dari makam Taehyun, gue kan ngawasin kalian terus."

Yeonjun marah. Lagi-lagi, telepon asing itu datang dan memancing emosinya.

"Tiga dari lima, tinggal lo dan Kai yang belum mati. Jadi, lo siapin diri aja deh, kalian kan gak tau kapan matinya."

"Lo siapa sih? Kenapa harus kita yang jadi target?" Soobin yang ikut marah akhirnya bicara juga.

Omong-omong, mereka berada di kosan. Sanha pulang ke rumah karena ada temannya yang datang, Soobin yang bosan di rumah memutuskan untuk ikut ke kosan, eh taunya malah ditelpon lagi.

"Aduh, lo mau cepet mati, ya?"

"Kenapa gak lo aja yang cepet mati, orang kurang kerjaan," balas Soobin pedas. "Inget ya, sampe kapanpun kita gak bakal takut sama ancaman-ancaman basi lo. Cih, beraninya main di balik telpon doang, pengecut."

"Lo berani sama gue? Lo gak inget apa yang terjadi seminggu yang lalu ketika lo nantangin gue? Beomgyu hampir mati kelindas truk kalau Yeonjun gak tolongin dia, jadi lo jaga omongan lo kalau lo gak mau hal yang sama keulang lagi."

"Kalimat yang sama terulang kembali, bla bla bla," sahut Beomgyu jengah dengan ekspresi kesal. "Pasti habis ini dia kirim email ke kita, udah hapal gue sama pola terornya."

"Bagus, kalo gitu siap-siap ya, selalu waspada dimanapun dan kapanpun. Haha!"

Pip!

"Tiga detik dari sekarang, pasti ada email masuk."

Benar saja, tiga detik kemudian muncul notifikasi email dari ponsel Soobin. Mereka tidak mau melihatnya, tapi mau tak mau harus dilihat kalau mau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.



New email!

Merah, kelam, ada di sekitar kalian



"Apaan sih? Ini clue atau cuma sekedar basa-basi?" Tanya Beomgyu emosi. "Otak gue gak nyampe woi, siapapun yang pinter coba jelaskan!"

"Gue rasa ini clue, mungkin?" Kai sendiri pun tidak yakin.

"Ini clue, tapi ini clue menunjuk kemana?" Soobin mengusak rambutnya frustasi.

Sementara itu, Yeonjun diam dengan berbagai dugaan di kepalanya, satu nama terlintas di benaknya.

Apakah clue itu menunjuk ke dia?
















Kalau kalian inget sesuatu,
pasti kalian tahu clue itu
menunjuk ke siapa :)

The Phone 3 | TXT ✓Where stories live. Discover now