Revealed

5.9K 787 55
                                    

"okay! Done!"

Lisa tersenyum lebar dan menunduk hormat sesaat setelah sang photografer mengakhiri sesi pemotretannya.

Hari ini adalah hari terakhirnya menjalani pemotretan untuk sebuah majalah, hanya dirinya sendiri tanpa member lain.

"Good job, Lisa. Ku pikir pemotretan kali ini akan berakhir lebih lama dari yang kuperkirakan."

Lisa menunduk kecil kepada kepala staff, lalu tersenyum ramah. Ia berterimakasih sebelum kemudian mengangguk membenarkan.

"Terimakasih, tuan Kim."

Setelah menerima ucapan-ucapan selamat dari beberapa staff, ia lantas pergi keruang ganti untuk berganti pakaian dan menghapus makeupnya.

"Oh Lisa! Kau langsung pulang?"

Lisa yang hendak pergi tiba-tiba saja berbalik saat mendengar pekikan yang menyebut namanya. Disana penata rias dan beberapa staff menatapnya dengan tatapan tanya.

Lisa mengangguk ragu, "oh jangan terburu-buru, Tuan Kim mengajak kita semua makan malam untuk merayakan hari ini."

Lisa berpikir sejenak, kemudian menggeleng. Ia menolak secara halus ajakan para staff yang kini menunjukan guratan kecewa mereka.

Lisa jadi merasa tidak enak.

"Maafkan aku, tapi aku memiliki urusan yang sangat penting sekarang."

Penataran rias yang mengajaknya terlebih dahulu tadi mengangguk mengerti walau dengan wajah yang cemberut.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan, Lisa."

Lisa tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada semua orang yang dibalas lambaian tangan juga. Lalu kakinya kini benar-benar melangkah pergi dari ruangan.

"Dia benar-benar baik, aku beruntung bisa bekerja dengannya."

--

Lisa menatap wanita dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan, sedangkan yang ditatap hanya menunduk. Mereka duduk berhadapan, hanya saja sebuah meja kosong membuat jarak mereka terpisah.

"Kenapa kau ingin melakukan itu padaku?"

Wanita didepannya mendongak,menatap langsung pada manik bulat Lisa. Wajah penyesalan tercetak jelas diwajahnya, seketika Lisa merasa iba saat melihat betapa hitamnya lingkaran disekitar kantung mata wanita tersebut.

Ditambah dengan tubuhnya yang kurus tak terawat, membuat Lisa benar-benar tak tega. Walaupun sebenarnya, dihadapannya ini adalah orang yang pernah hampir membunuhnya beberapa bulan lalu.

"Bukankah sudah kubilang, aku tak menyukaimu."

Lisa tahu wanita dihadapannya ini separuh berbohong, maka dari itu Lisa meraih kedua tangannya yang berada diatasnya meja.

"Jika kau jujur, aku akan membebaskanmu dari tuntutan dengan syarat dilarang melakukan hal serupa padaku ataupun pada idol lain."

Wanita itu membulatkan matanya terkejut, Lisa menunduk sejenak sebelum kembali mendongak dan membuka suara.

"Aku ingin tahu apa yang membuatmu membenciku. Maka dari itu kau bebas dan dapat bertemu dengan ibumu lagi."

Mata wanita dihadapannya kini memanas,hatinya sibuk memikirkan 'apa benar dihadapannya ini seorang manusia, bagaimana bisa ia masih begitu baik dengan orang yang hampir saja membunuhnya?'

After an Accident | Jaelis [END]Where stories live. Discover now