16 ; Dream

12.2K 1.1K 171
                                    

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"

Ibu!"

"Iya Win, ada apa?"

"Bu, aku bermimpi phi Bright lagi, Bu! Mimpi kalau tadi malam dia mengusap kepalaku sebelum aku tidur"

Ibu Win tersenyum, "kamu rindu dia, jangan mengelak lagi"

"Aneh!"

Win menggeliatkan badannya sambil menguap, menghela nafas ketika cahaya silau dari luar jendela membuat matanya tak dapat melihat dengan jelas.

Pagi-pagi dia sudah dibuat kesal sendiri karena bermimpi Bright lagi, juga cahaya yang selalu masuk tanpa izin dari luar jendela, itu selalu membuatnya kembali mengingat akan sosok Bright yang selalu ia klaim sebagai sebuah cahaya.

Sekarang dia harus segera bergegas ke tempat musik karena akan ada acara disana. Acara ulang tahun Luke yang dia rayakan dan mengundang semua murid musiknya.

Dan tentu saja sekarang penampilannya harus terlihat lebih menarik dari yang biasa.

"Tidak biasanya kamu pakai kemeja hitam, Win"

Sang ibu menghampiri ketika Win selesai mandi dan menyetrika kemeja hitamnya sendiri.

Jarang bila Win memakai pakaian kemeja dengan warna gelap. Jadi, itu sedikit dipertanyakan oleh ibunya.

"Hari ini kelas musik libur tapi diganti dengan acara ulang tahun"

"Acara ulang tahun tapi pakaianmu seperti akan pergi ziarah ke kuburan"

Win melirik sang ibu dengan tatapan sebal, "kan Win harus terlihat tampan, Bu! Tahu aja dapat jodoh disana kan"

Seketika senyuman sang ibu luntur begitu saja saat mendengarnya.

Sudah sejak Win memutuskan untuk pisah dari Bright, pria itu selalu berasumsi bahwa dia juga akan menemukan seorang pengganti yang jauh lebih baik dari Bright.

Untuk soal Luke, itu hanya soal kesalahan pahaman saja. Walaupun saat itu Luke sempat menyatakan perasaannya bahwa dia terbawa suasana dan teriring oleh waktu, dia benar-benar menyukai Win.

Namun tentu saja Win menolak walaupun tak bohong jika dia merasa nyaman dengan kebaikan yang Luke beri selama ini. Seolah-olah menggantikan sosok Bright yang selalu sibuk saat dulu.

"Sekarang kamu di jemput Luke?"

"Iya"

Ibunya menghela nafas, menghampiri Win lalu mengelus lengan pria yang kini belum memakai baju itu.

"Dengarkan ibu. Dulu Bright menyuruh Luke menjagamu karena dia mempercayainya. Kamu ingat kan, Bright itu sulit percaya pada seseorang apalagi hal yang terkait dirimu. Sekarang kamu jadi dekat dengan Luke. Ibu tidak melarang tapi tidakkah kamu berpikir bahwa kamu sudah mematahkan kepercayaan Bright kepada seseorang?"

P o s s e s i v e || BrightwinWhere stories live. Discover now