9 ; I Have To Go

15.9K 1.5K 288
                                    


Malam ini Win benar-benar sangat bersemangat untuk segera sampai di kantor Bright

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam ini Win benar-benar sangat bersemangat untuk segera sampai di kantor Bright. Frank sudah menjemputnya sesuai permintaan Bright setelah itu dia akan kembali pulang karena hanya pergi untuk mengantar Win saja.

Tak ada rangka dan acara apapun Bright meminta Win untuk datang ke kantornya, sesuai permintaannya kemarin bahwa Bright hanya ingin mengabulkan keinginan yang belum terlaksana. Namun untuk ini mungkin juga masuk dalam rangka menghabiskan sisa waktu bersama Win seperti apa yang ayahnya katakan pada saat itu.

Bright sudah menyusun segalanya. Dimulai memberhentikan Win pada kelas musiknya, walaupun semalam mereka sempat berdebat namun Win akhirnya menurut apa kata sang pria.

Win menelepon ibunya, menangis seperti anak kecil yang tak dibelikan permen oleh sang ayah. Dia terlalu kecewa mengapa Bright tidak memberikan alasan yang pasti dengan tiba-tiba menyuruh Win keluar dari kelas musik. Lalu setelah ini, aktivitas apa yang harus dilakukan? Membereskan rumah seperti ibu rumah tangga, begitu?

"Aku tidak akan masuk, aku hanya mengantar"

Win mengangguk, "terimakasih Frank"

"Oke"

Setelah sampai akhirnya Win bisa masuk kedalam gedung dimana Bright selama ini bekerja.

Orang-orang yang berlalu lalang didalam gedung menyapa Win dengan baik karena mereka semua sudah saling kenal. Bukan hanya karena sebelumnya pernah bertemu, tapi Bright tak henti-hentinya menceritakan soal Win kepada semua karyawannya.

Oke, untuk sekarang Win harus segera sampai di lantai enam untuk bertemu Bright diruang kerjanya.

Dia merasa sedikit gugup, entahlah. Mungkin karena dia akan sering bertemu dengan orang-orang yang keluar masuk ruang kerja Bright dan mereka semua pasti menyorot pada Win.

"Mau kemana adik kecil? Mau naik lagi? Kamu tak akan menemukanku jika naik lift lagi"

Win tersenyum sumringah saat Bright menghampirinya, padahal dia baru saja ingin menaik lift lagi setelah ia rasa dia keluar di lantai yang salah.

"Aku menunggumu, kenapa lama sekali?" Bright merangkul pinggang Win, membawanya untuk segera masuk ke ruang kerja.

"Di jalan macet"

Mereka pun masuk kedalam ruang kerja Bright. Disana Win dapat melihat ruangan yang begitu rapi dan bersih. Dengan lemari buku di pojok jendela bak perpustakaan, juga sofa yang mungkin dapat dijadikan ranjang dadakan jika Bright merasa lelah. Semuanya tertata rapi tak sesuai dugaannya, padahal Bright jarang sekali berberes.

"Rapi sekali, siapa yang beres-beres?"

Bright menggaruk lehernya yang tak gatal, "Nevy"

Win terdiam saat nama itu disebut. Nama yang paling dia benci namun sebisa mungkin ia harus tetap terlihat baik-baik saja.

P o s s e s i v e || BrightwinWhere stories live. Discover now