"Jim, kamu sudah mencintaiku?"
Pria itu menghela nafas pelan,
"Maaf, aku ragu, tapi aku benar-benar mengagumimu selama ini."
-24/01/2014-
.
"Chae, aku harus pergi. Dia telah kembali, kamu tau itu."
-11/02/2014-
•
-Sebuah takdir tak terduga yang Tuh...
"Gue mau ngomong sama lo, penting." Lisa yang ada di samping Chae tentunya mendengar dan langsung menyenggol Chae guna menggoda dia. "Bawa aja lagi, Jim. Sono sono jauh jauh. Jangan disini!" kata Lisa sambil melihat sekitar. Berpasang-pasang mata sebagian besar melihat ke arah mereka.
"Cari tempat yang private." goda Lisa, kedua alisnya sudah naik turun naik turun. . . "Mau ngomong apa, Jim?" tanya Chaeyoung. Sekarang dua insan itu sedang berada di rooftop. Sesuai kata Lalisa. Private.
Pria itu menarik nafas pelan sebelum mulai berbicara. "Gue gak tau mau mulai dari mana," kini manik pria itu menatap dalam gadis di depannya.
"Gue tau, suka sama seseorang dan gak mendapat balasan dari seseorang itu, emang gak enak."
"Maksud lo?"
"Gue... Gue janji bakal berusaha bales rasa lo. Ah maksud gue, ajarin gue biar bisa sayang sama lo. Dan lupain masa kelam gue. Gue janji bakal berusaha." kata Jimin tothepoint.
"ah! Soal itu.." kini Chaeyoung mengerti arah jalan obrolan ini kemana.
"Kalau itu.. Gue ragu, Jim. Gue gak yakin bisa bikin lo lupain masalalu itu. Dan soal, sayang ya? Huh gue bakal berusaha buat bikin lo nyaman sama gue. Makasih, Jim." kata Chaeyoung dengan senyum manis terukir cantik di wajahnya.
"Makasih? Buat apa, Chae?"
"Buat lo, karena udah mau berusaha bales rasa gue, gomawo!"
Jimin tersenyum, melihat gadis di depannya ini terlihat sangat senang, ikut senang rasanya.
"hahh?" . . Semenjak kejadian di rooftop itu, Jimin dan Chae menjadi amplop dan prangko. Jimin juga berusaha melupakan masalalunya. Chae pun selalu sebisa mungkin membuat Jimin nyaman, dan berhasil.
Tapi apapun itu, tak bisa dipungkiri. Jimin tetap saja kesulitan melupakan masalalu nya. Entahlah kenapa. Dia benci bahwa ia tidak bisa melupakan. . . Yeouido Park
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jim," panggil gadis bermarga 'park' itu. Dari suaranya tampak ia ragu ragu untuk berbicara.
"hm? Kenapa Chae?"
"Kamu..." "Kamu, sudah mencintaiku?" tanya gadis itu takut-takut. Ia bertanya tanpa memandang Jimin tak berani sambil terus berjalan menyusuri taman.
Namun, pria itu kini berhenti dari acara jalannya dan sekarang menatap dalam Chaeyoung-nya. Lalu dia membuang nafas secara kasar. Ia frustasi tak ingin jawabannya menyakiti gadis itu. Jimin meraih tangan Chaeyoung agar Chaeyoung bisa menghadapnya.