"Tidak apa-apa sayang, Mom tidak melamun. Kenapa tidak ikut makan malam dan sarapan? Kau sakit nak?" tanya lembut Anastasya

"Tidak mom, kemarin malam aku melakukan video call dengan Briana hingga lupa waktu. Terus tadi pagi aku terlambat bangun" cengir polos Angel pada sang ibu

Tentu saja Angel tidak mengatakan jika semalaman ia menangis dan meratapi nasibnya hingga subuh. Tapi ia tidak sepenuhnya berbohong, kemarin ia memang curhat pada sang sahabat, Briana Roselyn Nolan. Briana begitu setia mendengarkan semua cerita Angel selama berjam-jam. Untunglah disaat terpuruk seperti itu ia masih memiliki seseorang untuk tempatnya berkeluh kesah. Angel dan Briana telah bersahabat sejak dibangku junior high school. Mereka sama-sama menyukai dunia fashion dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kampus yang sama.

"Kalau begitu sebaiknya kau sarapan dulu sayang, apa mau Mom siapkan?"

Angel mengigit bibir bawahnya menahan gumpalan air yang telah menggenang di pelupuk matanya. Ia benar-benar terharu mendengar perkataan ibunya, lidahnya kelu seketika. Rasanya tidak tega mengatakan jika ia ingin meminta ijin untuk melanjutkan pendidikannya di Paris.

"Tidak apa-apa Mom, nanti saja. Sekarang aku ingin mengatakan sesuatu padamu" kata Angel pelan

Ia berdeham sebentar, setelah menetralkan detak jantungnya dan menenangkan diri Angel melanjutkan lagi ucapannya.

"Begini Mom, aku ingin melanjutkan kuliahku di Paris. Apakah boleh? Mom tahu kan jika aku sangat menyukai dunia fashion dan modelling, jadi aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku bahkan telah menerima beasiswa di salah satu kampus terbaik disana" imbuh Angel lagi sambil menatap wajah muram Anastasya

Angel jadi ikut sedih ketika melihat raut wajah sendu ibunya. Ia tahu jika sang ibu tidak bisa berjauhan dengan dirinya, bahkan sangat menyayangi dan memanjakannya. Namun ia telah bertekad harus bisa mengejar mimpinya. Angel akan membuktikan pada semua orang terutama Max jika ia bisa menggapai cita-citanya menjadi seorang model terkenal. Ia tidak ingin diremehkan lagi hanya karena statusnya yang anak angkat.

Masih terekam jelas diingatannya saat Max mencemooh dan merendahkan Angel di depan Faye. Menatapnya jijik seolah ia virus mematikan yang harus dihindari. Ini kesempatan bagi Angel untuk meraih impiannya sekaligus untuk menghindari Max serta calon tunangannya itu. Angel takut jika tidak segera pergi dari sini ia malah akan semakin terpuruk dan menderita. Ya, Angel memang tidak berbohong. Ia telah menerima beasiswa di salah satu sekolah mode terbaik di kota Paris, yaitu Ecole De La Chambre Syndical.

Anastasya mengelus kepala sang putri lembut penuh kasih sayang. Ia sangat mencintai Angel, ia bahkan tidak bisa memikirkan jika harus berjauhan dari putri kecilnya. Berkali-kali ia menghela nafas gusar, ia juga tidak ingin egois dengan menahan Angel disini. Bagaimana pun ia tahu Angel mempunyai mimpi menjadi seorang model terkenal dan ia mendukung hal itu.

"Baiklah sayang jika memang itu keputusanmu. Mommy dan Daddy hanya bisa mendukungmu nak, walau itu berat untuk kami tapi asal kau bahagia kami pasti akan ikut bahagia" lirih Anastasya

Angel pun segera bangkit dan memeluk sang ibu dengan erat, ia bahkan tak segan untuk menangis hingga sesenggukan. Ia tidak peduli jika dibilang cengeng, ia hanya ingin menumpahkan segenap perasaannya pada wanita yang sangat ia sayangi ini.

"Terima kasih banyak selalu mendukung dan menyayangiku dengan tulus Mom. Aku sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian. Maafkan aku jika tidak bisa menghadiri acara pertunangan kak Max, karena lusa aku harus berangkat ke Paris"

"Tidak apa-apa sayang, mungkin ini yang terbaik untuk kita semua. Mom juga tidak ingin kau bersedih, Mom dan Dad sudah tahu perasaanmu yang sebenarnya pada Max. Kau harus kuat ya sayang" Anastasya ikut meneteskan air matanya

I'm Always Be Yours (END)Where stories live. Discover now