22. Pembicaraan dengan Shizhu

Start from the beginning
                                    

"Aku.. kita.. baru saja berbaikan, tapi kau akan pergi meninggalkanku?"

Liu Xingsheng tersenyum lebar. "Apa sebaiknya kita melakukan hubungan suami istri dulu sebelum aku pergi?" Godanya.

Li Xian segera menarik diri. "Jangan harap aku akan melakukannya."

"Kau istriku, sudah sepantasnya aku meminta hakku."

"Tidak, sebelum kau menjadikan aku istrimu satu-satunya."

Liu Xingsheng terdiam, kemudian mengembuskan nafas pelan. "Aku akan segera berangkat."

Li Xian menekuk wajahnya, bahkan Liu Xingsheng tidak mau menuruti permintaannya, pada akhirnya dia bukan menjadi satu-satunya wanita yang di cintai Liu Xingsheng.

Apa dia sanggup berbagi suami? Bahkan dengan status Liu Xingsheng yang kini menjadi Pangeran, sangatlah wajar jika dia memiliki istri lebih dari satu.

Li Xian meringis membayangkan dirinya harus terus terjebak dalam pusara kehidupan menyebalkan ini.

"Jangan terlalu di pikirkan, aku hanya mecintaimu." Ucap Liu Xingsheng melihat kesedihan di wajah Li Xian.

"Maafkan aku, aku hanya belum terbiasa dengan keadaanku saat ini. Aku lupa bahwa kau adalah Pangeran kerajaan, yang sangat wajar jika mempunyai banyak selir." Sindir Li Xian menunduk lesu.

Liu Xingsheng tersenyum, menarik dagu Li Xian agar mendongak dan memberikan kecupan di bibirnya.

"Aku akan melakukannya jika kau sudah siap." Bisiknya tepat di depan wajah Li Xian.

Mau tak mau Li Xian mengangguk, hingga kemudian dia kembali merasakan bibir Liu Xingsheng yang melumat bibirnya dengan lembut.

***

Seakan teringat dengan gulungan kertas yang di berikan oleh seorang tamu misterius saat itu, Li Xian yang tengah memainkan panah menghentikan aktifitasnya.

"Linda, dimana gulungan kertas yang di berikan pria itu?"

Linda yang berdiri di sisinya berfikir sejenak. "Akan aku carikan Putri."

Tak berapa lama Li Xian duduk di kursi sambil membuka gulungan kertas tersebut.

Bersiaplah untuk sesuatu yang besar Yang Mulia.

Linda juga Li Xian tampak bingung setelah membaca kalimat itu, keduanya saling tatap.

"Apa anda kenal pria itu Putri?"

Kepala Li Xian menggeleng. "Tapi aku pernah melihatnya bertemu dengan selir Shizhu di belakang istana."

"Apa ini salah satu rencana selir Shizhu, Putri?"

"Aku belum bisa memastikannya Linda, tapi kita harus segera mencari tahu apa yang tengah direncanakan oleh Shizhu."

Linda mengangguk. "Aku setuju Putri."

*

"Ada apa kau mengunjungiku?" Tanya Shizhu ketus ketika melihat kedatangan Li Xian di kediamannya.

"Bukankah kita bersaudara, sudah sepatutnya aku mengunjungimu bukan?"

Shizhu membuang muka dan berdecih kecil, dia benar-benar benci berpura-pura baik dengan Li Xian.

"Aku tahu apa yang ada di otakmu, tidak perlu berpura-pura baik denganku. Aku juga tahu tujuanmu untuk menggulingkanku dari posisi Permaisuri. Tidak perlu sungkan untuk mengakuinya." Ujar Li Xian dengan santainya, meneliti tiap sisi kediaman Shizhu.

Shizhu mendengus. "Memang seharusnya kau tahu itu sejak lama, dan kau seharusnya juga sadar diri."

Li Xian mengangguk. "Aku sadar bahwa kesalahan terbesarku adalah meminta Pangeran untuk menikahimu juga. Mungkin saat itu aku belum melihat sisi burukmu, tapi kini aku sadar bahwa kau sama sekali tidak menghargai aku juga ayah sebagai keluargamu."

"Sudah terlambat." Sela Shizhu acuh.

"Untuk itu mari kita lanjutkan sampai tuntas, jangan pernah ragu untuk melakukan apa yang telah kau rencanakan untukku."

Shizhu menatap tajam ke arah Li Xian. "Apa maksudmu?"

"Aku tahu kau bersekongkol dengan seorang pria, entah apa yang kau janjikan sebagai imbalannya sehingga dia mau menuruti keinginanmu. Tapi aku ingatkan satu hal, jika kau bermasalah denganku, jangan libatkan oranglain yang tidak bersalah untuk memuluskan niatmu. Jangan kau ganggu orang-orang yang tidak tahu apapun untuk membalasku. Cukup lawan aku, jangan libatkan yang lain." Tukas Li Xian masih dengan raut wajah datar, sangat jelas bahwa dia mengatakan semuanya dengan tenang dan tanpa emosi.

Berbanding terbalik dengan Shizhu yang tampak geram, menahan emosi yang meluap. "Jadi kau sudah mengetahuinya? Lalu.. apa rencanamu? Kau akan mengadu pada Pangeran, atau Kaisar?" Tantang Shizhu mencibir.

Li Xian tersenyum kecil. "Sudah aku katakan, jangan libatkan orang lain dengan masalah ini. Aku tidak akan memberitahukan Pangeran atau siapapun. Biarkan mereka mengetahuinya sendiri, karena sebaik-baiknya kau menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga."

"Sepintar-pintarnya kau menghapus jejak, ada beberapa hal yang tidak kau ketahui bahwa kau telah membuka jalan orang lain untuk menemukan bukti itu."

Kedua bola mata Shizhu melebar. "Aku pastikan kau menerima balasannya Li Xian, aku sungguh membencimu." Hentaknya menggeram marah.

Li Xian tertawa kecil. "Aku sungguh menantikan kata-kata itu keluar dari mulutmu selir Shi."

"Pria itu memang utusanku, jadi bersiaplah untuk hal besar yang sudah aku siapkan sebagai kejutan untukmu. Dan saat itu tiba, kau pasti akan pergi dari istana atau bahkan dari dunia ini." Balas Shizhu tersenyum menyeringai.

Tubuh Li Xian terkesiap, meskipun dia sudah bisa menebak apa tujuan Shizhu, tapi mendengar kalimatnya membuat ingatan Li Xian memutar pada kejadian dimana Shizhu dengan teganya mengutus hewan peliharaannya untuk menerkamnya hidup-hidup.

"Jangan pernah coba-coba kabur dari pantauanku, karena dimanapun kau berada aku akan mengejarmu."

Li Xian menatap dingin ke arah Shizhu. "Aku pastikan kau tidak akan bisa membunuhku untuk yang kedua kalinya." Desisnya lirih.

"Aku tunggu saat itu tiba, jangan salahkan aku jika pada akhirnya justru kau yang akan di depak keluar dari istana ini." Balasnya tak kalah tajam.

Li Xian bangkit dan pergi meninggalkan kediaman Shizhu.

Shizhu menatap tajam kepergian Li Xian. "Bagaimana jika Pangeran sendiri yang menghunuskan pedang di tubuhmu Li Xian." Ucapnya tersenyum miring.

.

.

.

***

Wow.... Bersiaplah...
Siap untuk apa thor?
Nggak tahu, aku suka tempe. 😝

See you bai bai,
12 Agustus 2020
Saskavirby

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now