Sabar, Hanan.

Bukannya apa-apa sih. Karena jujur saja, panggilan itu masih terdengar aneh dan juga canggung. Mungkin, dirinya belum terbiasa saja.

Apalagi sekarang posisi mereka berdua sedang berada di rumah kakak perempuannya tersebut, yang dimana misalnya mba Anin sampai tau bisa-bisa dia yang bakalan di introgasi habis-habisan.

Kan, sama aja itu mah namanya bunuh diri ditempat. Dan dia tidak mau hal itu terjadi, matilah dia.

Amit-amit.

Lagi pula, dia tidak ingin berbohong lebih banyak lagi mengenai Liandra kepada kakaknya tersebut. Dan dia melakukan hal itu pun karena Liandra yang mengintilinya sejak di kampus secara terus menerus, sehingga dirinya yang tidak tega dengan terpaksa mengatakan kalau bocah smp yang merupakan adik sepupu dari temannya itu membutuhkan tempat menginap, lantaran temannya sedang tidak bisa balik di kost-an pada saat itu. Jadi dia sengaja membantunya dengan membawa Liandra untuk memberikan tumpangan.

Dan untungnya, dia cukup bisa untuk meyakinkan seorang mba Anin. Walaupun kakak perempuannya itu terlihat tidak begitu percaya atas alasan yang tidak masuk di akal tersebut.

Hanan mencoba untuk buka aplikasi chat, lalu melihat pesan yang kemarin telah dia kirimkan dan ternyata belum ada balasan barang satupun dari Aksel disana.

Bahkan, statusnya itu belum juga di read alias masih tahap delivered

Lagi, dia hanya bisa menghembuskan napas perlahan.

Rupanya menunggu itu emang nggak enak ya...

.
.
.

Pukul 08.47 pagi.

Akhirnya ada balasan juga dari seseorang yang sedari tadi ditunggu-tunggu, malahan Hanan sempat mengira bahwa tipikal pangeran kampus seperti Aksel tidak akan mau membalas chat yang merupakan dari orang asing dan bahkan tidak dikenal sama sekali seperti dirinya sama sekali.

Namun, kenyataannya tidaklah demikian.

Aksel : lo sengaja bikin hoax kaya gini tuh biar gue notis lo ya?

Aksel : NORAK TAU!

Walaupun, balasannya sangat menyebalkan...

Dan dia mencoba untuk bersabar ketika melihat isi balasan pesan dari si pangeran kampus itu.

You : Anaknya sendiri yg ngaku.

You : Klo lo gak percaya lo bsa telpon dan nanyain ke anaknya langsung. Gmn?

Sent.

Selesai mengirimkan balasan pesan untuk Aksel, dirinya langsung mengarahkan tatapan sinis ke bocah smp yang terlihat sibuk sendiri dengan ponselnya itu. Mungkin, sedang bermain games.

Dan jujur saja Hanan jadi merasa kesal sendiri karena gara-gara bocah tersebut sekarang dirinya lah yang disangka pembuat hoax sama si Aksel Aksel itu.

Aksel : BODO AMAT 

Aksel : DAN GUE GAK PEDULI

Aksel : berhenti gangguin gue!

What the hell!

Kali ini Hanan mengumpat tepat di layar ponsel miliknya, dan langsung mengeluarkan aplikasi chat begitu saja.

Btw Aksel gak peduli sama lo, jadi berhenti merengek buat ketemu sama dia. Ok?” Dia berkata dengan penuh penekanan atas tidak pedulinya Aksel terhadap bocah di hadapannya itu, sementara Liandra yang mendengarnya langsung memasang wajah memelas.

Who Are You?जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें