Tristan William Geovan

339 27 3
                                    


Jarum jam menunjukkan pukul 04.30 WIB.

Alarm ini membangunkan Delov yang masih sangat mengantuk, dia berfikir untuk kembali tidur tapi adzan subuh sudah berkumandang. Ia bangun dan segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Kemudian menunaikan shalat subuh. Setelah menunaikan shalat subuh Delov turun kebawah untuk menemui Mamanya.

Jam segini biasanya mama delov sudah berada di dapur untuk memasak menu sarapan pagi.

Dan benar saja begitu Delov pergi ke dapur ia sudah melihat mama nya yang sedang sibuk mencuci piring dan membersihkan alat alat masak.

Wanita bernama Sashikirana Natawijaya atau yang lebih akrab di sapa bu Kirana ini adalah Mama Delov.

"Eh, anak gadis mama udah bangun, rajin bener dah." Ujar Kirana.

"Iya dong mam, kan Delov anaknya rajin, kalo lagi kumat doang tapi, hehehe." Jawab Dealova.

"Dasar kamu." Ujar kirana.

"Hehe, mama mau masak apa mam?" Tanya Dealova.

"Mama mau masak nasi goreng buat sarapan sama nyiapin bekal kamu, papa, sama bekal buat adek kamu." Jawab kirana.

"Delov bantuin ya mam." Kata Dealova.

"Yaudah kamu kupas dulu itu bawang nya sama bumbu yang lain juga, abis itu di ulek yah, terus di goreng jangan sampai gosong, kalo gosong nanti aku tutuk loh kamu." Jawab kirana sambil memberikan perintah kepada Dealova.

"Buset galak bener mam." Jawab Dealova dengan sewotnya.

"Udah buruan kerjain katanya mau bantuin." Ujar kirana

"Iya mam, beloved ku yang bawel, cerewet, ngeselin tapi aku sayang." Ujar Dealova sambil mencium pipi kirana.

"My pretty girl." Ujar kirana sambil membalas ciuman putrinya.

***

Setelah selesai memasak, Delov pergi ke kamar nya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Delov punya kebiasaan sendiri, berganti baju sambil nyalain musik dan berjoget ria.

"Cendol dawet seger limang atusan nggak pake ketan, ji ro lu pat, tak gintang-gintang."

***

Dealova sudah siap dengan seragam nya, kemeja sekolah lengan pendek, rok selutut, dan dasi yang sudah terikat rapi, semuanya sudah siap.

Dealova memoleskan sedikit sentuhan make up natural, dan lip tint dengan warna pink yang tidak terlalu mencolok sebagai perona bibir.

Setelah siap delov segera pergi ke ruang makan dan di sana sudah ada bu Kirana, pak Andrean Natawijaya, dan juga si adik laknat Bryan Zaen Natawijaya, keluarga Natawijaya sudah duduk rapi di meja makan.

"Delov nanti kamu jadi berangkat sama papa?" Tanya Andrean memastikan.

"Mmm kayaknya nggak usah deh pa, soalnya delov di jemput sama temen." Jawab Dealova.

"Elah bilang aja lu mau di jemput ama pacar, ngaku deh lu." Kata Bryan dengan nada sewotnya.

"Heh bocil, diem aja lu tong anak kecil ga boleh ikut ikutan." Pekik Dealova.

"Buseeettt mak lampir marah." Ledek Bryan dengan ekspresi dibuat-buat.

"Dek lu belom pernah di gampar pake piring yah." Ujar Dealova sambil mengangkat piringnya yang siap di lempar ke arah Bryan.

"Wow auto kabur dah gua." Kata Bryan sambil bergidik ngeri.

"Sudah sudah, tom and jerry yang satu ini sukanya ribut terus." Ujar Kirana melerai kedua anaknya.

"Lahh namanya juga tom and jerry ya ribut terus lah mam, emang sejak kapan tom and jerry anteng." Jawab Bryan dengan santainya.

"Ngegas aja terus." Pekik Dealova.

"Sudah sudah habiskan sarapan kalian abis itu berangkat ke sekolah nanti terlambat." Ujar Andrean.

"Siap komandan." Jawab Dealova sambil memperagakan posisi tangan hormat.

***

Tin tin tin...

Suara mobil dari depan rumah Natawijaya.

"Siapa ya pagi pagi begini udah nglakson aja, tetangga ada yang beli mobil baru kali ya mau pamer." Ujar kirana.

"Yaelah ma itu mah pacar nya si Delov paling." Ucap Bryan.

"Emang kakak kamu udah punya pacar? emang ada yang mau sama tampang judes kek dia." Jawab Kirana melirik ke arah Dealova.

"isshh mama, aku ngambek nih." Ujar Dealova sambil mengerucutkan bibirnya.

"My pretty girl gak boleh ngambek atuh nanti cantik nya luntur." Goda Kirana.

"Hiyak-hiyak cantiknya luntur, bedak sekilo itu nanti kalo kehujanan luntur dah make up lu kak." Kata Bryan sambil meledek.

"Auto gue pecat lo jadi adek kandung!!!!!" Ujar Dealova kesal.

Ting tong...Ting tong...
Suara bel.

"Wah itu kayaknya yang tadi nglakson deh." Ujar kirana sambil berjalan ke arah pintu.

"Biar aku aja mam yang buka pintu nya." Ujar Dealova mencegah mamanya.

"Touch up dulu kak biar cakep." Ledek Bryan.

"Diem lu beo, brisik." Ujar Dealova sambil melotot ke arah Bryan.

***

Hari ini Delov di jemput Tristan, teman sekelasnya yang notabennya masih gebetan dan masih fase pdkt.

"Hai Tristan, good morning."

"Hai Del, morning."

"Hii tristin giid mirning, nyenyenye." Ujar Bryan sambil memonyongkan bibirnya.

"Gua sumpel pake tahu lu." Ujar Dealova.

"Gamau maunya pake tempe." Kata Bryan sambil nyengir.

"Bryan!" Teriak Dealova dengan nada kesal.

"Ups." Jawab Bryan, kemudian menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Bang tristan, gua nebeng ya bang." pinta Bryan.

"Ga boleh lu berangkat sono sama papa." Jawab Dealova dengan ketus.

"Heh lu dengerin ya kak, kalo belum muhrim tuh ga boleh berduaan nanti di tengah-tengah nya setan." Ujar Bryan dengan santainya.

"Kalo lu ikut lu setannya dong." Ketus Dealova.

"Ye ganteng-ganteng gini di bilang kek setan." Balas Bryan tidak terima.

"Udah gapapa Delov, kalo bryan mau ikut, kan SMP nya searah sama sekolah kita." Ujar Tristan.

"Mmm yaudah deh ayo berangkat Tris." Jawab Dealova.

"Kuy lah tan." Ajak Bryan dengan lagak belagunya.

"Buset dah tan ten tan ten." Sewot Tristan.

"Gaadaakhlak emang." Ujar Dealova, menghembuskan nafasnya kasar.

                               ***

Tiga puluh menit berlalu. Sekarang Delov dan Tristan sudah sampai di SMA mereka. Sekolah favorit bernuansa putih mewah dan merupakan gedung yang megah.
SMA GARUDA

Mereka berdua jalan sambil bergandengan tangan, meskipun belum resmi pacaran tapi mereka sudah sangat akrab, bahkan satu sekolah pun beranggapan bahwa mereka adalah couple yang cocok.

Tapi entahlah dengan Dealova. Ia merasa kalau hati nya belom bisa menerima jika Tristan harus singgah dan menetap. Ia masih nyaman dengan friendzone nya.

Sebenarnya, Tristan sudah beberapa kali menyatakan perasaannya. Namun, Dealova masih belum siap juga untuk menerima nya.

Mungkinkah takdirnya suatu saat nanti bukan dengan tristan?

Apakah akan ada orang baru yang hadir dalam kehidupan Dealova?

Wait.

DEALOVA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang