21 ⚫ panas

1.9K 534 145
                                    

"Gak ada akhlak banget, tadi pagi berantem sampe nangis-nangis, abis itu udah pacaran lagi," celetuk Haechan ketika Guanlin kembali ke markas.

Jinyoung mengangguk setuju, "Aturan gue gak usah lari-lari ngejar si nyai kalo akhirnya baikan juga."

"Ngerepotin lo berdua," tambah Haechan, "eh gak berdua, jadinya bertiga sama bos Jeno."

"Loh kok gue??" tanya Jeno, tidak terima karena namanya disangkutpautkan, padahal toh Guanlin dan Nakyung memang bertengkar karena ucapannya.

Jika Haechan tidak ingat bahwa Jeno adalah leader mereka, rasanya Haechan ini menampol Jeno bolak-balik, atas bawah, kanan kiri saking gemasnya. Pokoknya persis sekali dengan meme ini,

 Pokoknya persis sekali dengan meme ini,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nakyung mana?" tanya Haechan.

"Balik ke kelas, barusan dijambakin sama Felix, anjir, rasa-rasa pengen ngirim santet gue tuh," jawab Guanlin.

"Lah Felix kenapa lagi?" tanya Jeno.

Guanlin mengangkat bahu, "Gak tau dah, gue gak sengaja lewat terus ngeliat cewek gue dijambakinㅡya gitu deh."

Seisi markas sontak menghela napas mereka dan menyandarkan punggung mereka pada punggung kursi. Baiklah, "cewek gue", mpunya sudah mengonfirmasi sendiri gerakan bawah tanah yang selama ini dipertanyakan.

"Bah, 'cewek gue' katanya A'," ucap Haechan. "Bajingseng kamu tiang."

Sebenarnya, isi kepala Jinyoung sudah sangat panas semenjak ia dan Haechan menciduk Guanlin dan Nakyung di kantin barusan. Sungguh, jika ia tidak ingat bahwa Guanlin adalah temannya, ingin sekali Aa' menyeret Guanlin ke gedung olahraga dan mengajaknya berkelahi.

"Kita lagi megang kasus, kalo hubungan di antara kita panas begini gak bakal enak dipake mikir," Jinyoung menegakkan punggungnya, "dan kita juga harus hati-hati, jangan sampe masalah ini jadi bumerang buat kita."

"Jadi?" tanya Haechan. "Lagunya wawan kali judulnya bumerang."

Kali ini giliran Jinyoung yang ingin menampol Haechan. "Kita gak bisa nyelesaiin masalah orang kalo masalah di dalem tubuh kita sendiri belom kelar," pemuda itu menunjuk Jeno dan Guanlin secara bergantian, "pokoknya masalah lo berdua sama Nakyung harus selesai secepatnya."

Haechan menegakkan punggungnya, "Mumpung si nyai belom balik, ceritain awal mulanya gimana. Gue udah denger dari Jeno, tapi belom denger dari Guanlin."

Keadaan markas kembali menegang. Tak ada pilihan lain, Guanlin harus menjelaskannya semuanya, sendirian tanpa ada yang boleh ditutup-tutupi lagi.

Pemuda tinggi itu menghela napas, "Hhh, ya udah, iya, gue nembak Nakyung," Guanlin tiba-tiba merendahkan sudut matanya, hal ini jarang sekali terlihat dari sosok Guanlin, "gue minta maaf kalo kalian kecewa sama gue. Kalian boleh marah sama gue, tapi please jangan sama Nakyung."

"Bucin anjrit," celetuk Jinyoung. Rasa-rasa ingin mem-betot dan meremas-remas kepala Guanlin sudah hampir sampai di puncaknya, mengingat bagaimana Nakyung dibuat uring-uringan karena ulah si tuan muda.

"Ya terus gimana? Lo sih pake ngomong pas ada Nakyung," omel Guanlin pada Jeno.

Dahi sang pemimpin otomatis berkerut, "Kan gue cuma ngingetin??"

"Duh anjeng, gue sama Aa' mau ke kantin dulu lah, mau beli popcorn," ucap Haechan emosi. Belum apa-apa, Guanlin kembali memukul gederang perang.

Jinyoung menggebrak meja, saking tidak sabarnya. "Gak usah nyalah-nyalahin, lo berdua sama-sama salah!" serunya.

"Tarik napas dulu, A', Lin, Jen, jangan emosi gini dah," ucap Haechan menengahi, sedikit merasa khawatir kalau-kalau keduanya ㅡatau mungkin "ketiganya" termasuk Jinyoungㅡ kelepasan. Juga memori tentang konflik antara dirinya dan Jeno mendadak kembali muncul di benaknya.

Jinyoung kembali menghela napas, meskipun dalam hati ia terus mengomel tiada habisnya. "Ya udah, sekarang kita dengerin penjelasan kalian satu persatu dan gak boleh ada yang interupsi sebelum penjelasannya selesai. Guanlin udah mengonfirmasi kalo dia sama Nakyung pacaran, sekarang pendapat Jeno gimana?"

"Gue udah cerita tadi sama Haechan, gue gak masalah kalo emang Guanlin sama Nakyung bakal pacaran karena ya lo semua ngerti kan dari gerak-geriknya? Pas itu hari Kamis, gue cuma ngingetin Guanlin, kalo gue gak suka sama kelakuannya pas kita ngurus Sunwoo, gue ngingetin biar kejadian kayak gitu gak keulang lagi, bukan berarti gue ngelarang mereka, enggak," jelas Jeno panjang lebar. "Ya sekarang, masa gue mau ngelarang mereka pacaran gitu? Gue melanggar HAM dong."

Napas Jeno terlihat memburu, pun dengan tatapan matanya yang kian terlihat tajam. Haechan merasakan pembuluh darahnya yang kembali berdesir karena ini adalah kali kedua ia melihat Jeno semarah ini. Yah, meski perlu ia akui, Jeno kali ini seratus kali lebih menakutkan daripada saat Jeno marah padanya.

"Oke? Berarti masalahnya adalah Jeno ngerasa kurang nyaman sama sikap Guanlin, itu aja?" Jinyoung beralih menatap Guanlin, "lo gimana? Ada pembelaan apa kagak?"

Guanlin menghela napas, "Gue minta maaf karena gak profesional, gue tau kalo gak seharusnya gue pacaran sama Nakyung. Kalo kalian ngerasa gak pantes, gue bisa bilang ke Nakyung buat putus."

Haechan menepuk dahinya dengan keras. "Ya Tuhan, Alin, gak gitu," ucapnya seraya memijat puncak kepalanya, "tarik napas dulu, jangan emosi kayak gini. Jatohnya lo gak bisa berpikir jernih kalo masih kemakan emosi."

"Ya terus gimana?? Emang dari awal masalahnya gara-gara gue kan??" ucap Guanlin dengan nada tinggi.

Jinyoung kembali menggebrak meja, tak peduli jika tangannya masih panas dan perih akibat gebrakan yang pertama. "Udah, udah, gak usah ngegas!!" seru Jinyoung, kemudian kembali mengatur napasnya, berusaha untuk meredam emosinya, "justru kalo lo putus di saat kayak gini malah makin panas. Lo liat, kan, sejauh ini kita oke-oke aja kalo lo sama Nakyung? Kita udah setuju, jadi gue minta lo jangan gegabah."

"Ck, mana ada kalian bilang setuju?"

"Ck, mana ada kalian bilang setuju?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note. hadah ini bapaknya alejandro menguji keimanan neng dan Aa' banget. jadi alejandro itu ceweknya apa anaknya si alin?

 jadi alejandro itu ceweknya apa anaknya si alin?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jalan-jalan_di_show_room.jpg
mencari_pengganti_ale.jpg

STALEMATE: The Lost [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang