19 ⚫ akhirnya meledak

1.9K 540 40
                                    

note. adegan markas kita skip juga. silahkan buka habitual strange chapter 5 kalo muk bernostalgia.

 silahkan buka habitual strange chapter 5 kalo muk bernostalgia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gak usah ngatur gue,"

Nakyung menatap Guanlin dengan berapi-api, kemudian meninggalkan markas begitu saja. Rasanya janggal sekali melihat Nakyung bertingkah seperti ini, apalagi untuk Haechan yang benar-benar tidak memiliki gambaran akan apa yang sebenarnya terjadi.

Lain halnya dengan Jinyoung. Pemuda itu tahu pasti bahwa cepat atau lambat, hari ini pasti akan terjadi, yakni hari ketika emosi keduanya sudah berada di ambang batas. Bagaikan sebuah bom waktu, keduanya meledak dengan hebat hari ini.

"Nakyung!"

Seisi markas sontak panik. Di bawah meja, Haechan menyenggol kencang kaki Jinyoung yang duduk di depannya, memberinya kode mata untuk mengikuti langkah Nakyung.

Memahami kode dari Haechan, Jinyoung pun mengangguk dan segera berlari mengejar langkah gadis itu. Ia mengedarkan penglihatannya sejauh yang ia bisa untuk menemukan sosok Nakyung. Ia tidak mungkin pergi ke toilet karena toilet perempuan letaknya cukup jauh dari markas, maka pilihannya antara tangga, balkon, atau lapangan.

"Eh, liat Nakyung gak?" tanya Jinyoung pada sembarang siswa yang lewat.

"Nakyung? Tadi ke bawah kayaknya," jawabnya.

Fix, Nakyung ada di lapangan. Jinyoung lantas berlari menuruni tangga dan kembali mengerahkan fokusnya, mencari Nakyung secepat mungkin meskipun saat ini adalah jam KBM yang pastinya tidak ada banyak orang di lapangan.

Sebuah punggung yang tak asing tertangkap oleh netra Jinyoung. Melihat bahunya yang sedikit lesu dan bergetar, laki-laki itu langsung tahu jika itu adalah Nakyung. Dengan langkah hati-hati, Jinyoung berjalan mendekati gadis itu yang tengah terisak.

"Kyung?" panggil Jinyoung.

Nakyung tidak menjawab, gadis itu menelungkupkan wajahnya. Tak butuh waktu lama bagi Jinyoung untuk tahu bahwa ada yang salah dengan Nakyung.

Gadis itu menangis, setelah sekian banyak sisi kuat yang ia tunjukkan selama ini.

Dari balik tembok lorong, Haechan menyaksikan semuanya, bagaimana Nakyung menangis di bangku lapangan hingga akhirnya Jinyoung menenangkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari balik tembok lorong, Haechan menyaksikan semuanya, bagaimana Nakyung menangis di bangku lapangan hingga akhirnya Jinyoung menenangkannya. Ia merasa kasihan sekali pada gadis itu, pasti rasanya campur aduk sekali.

"Chan,"

Jeno datang dan menepuk pundak Haechan, bergabung dengan laki-laki itu untuk memantau Nakyung dari lorong. "Gue jahat banget gak sih? Sumpah, gue gak kepikiran kalo bakal seserius ini," ucapnya secara tiba-tiba pada Haechan.

Haechan menolehkan kepalanya, mendapati posisi sang leader di sebelahnya. "Guanlin mana?" tanya pemuda itu, bagai tidak mendengar ucapan Jeno sebelumnya. 

"Gak tau, gue tinggal di markas," jawab Jeno. "Gue ngerasa buruk banget anjir bikin anak orang nangis, padahal gak ada hubungannya juga sama gue."

Baiklah, kesadaran Haechan sudah kembali ke bumi. Jeno bilang apa tadi?

"Ya gimana gak ada hubungannya, anjir, lo gak inget apa muka lo seserem apa kalo udah serius," balas Haechan. "Pas lo marah sama gue aja rasanya gue kek pengen ngilang."

"Kapan gue marah sama lo?" tanya Jeno, dahinya berkerut.

Haechan mengibaskan tangannya dan kembali memantau Nakyung, "Fak, dah lah lupain aja."

Jeno menyejajarkan posisinya dengan Haechan, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. "Padahal gue cuma niat ngingetin aja, kalo pun emang mereka mau pacaran juga silahkan aja, gue juga gak bisa ngelarang, kan?" ucapnya.

Haechan kembali melirik Jeno, "Emang lo bilang apa mereka?"

"Bukan mereka, cuma Guanlin doang," koreksi Jeno, "gue cuma minta dia buat tetep profesional, karena yah gue kurang suka aja ngeliat tingkah dia selama kita ngurus kasusnya Sunwoo kemaren."

"Guanlin bilang apa? Dia bener-bener pacaran sama Nakyung?? Alig, gerakan bawah tanah," ucap Haechan.

Jeno mengangkat bahu, "Gualin gak sempet ngomong apa-apa, gue juga langsung pulang karena udah capek banget. Gue akui, sore itu gue lagi gedeg-gedeg-nya liat Guanlin, makanya pas liat mereka lagi tuh gue asal nyeplos aja."

Mata Haechan memicing, ia merasa aneh dengan jawaban Jeno. "Pas sama Guanlin, lo ngomongnya gak pake emosi, kan? Terus gimana ceritanya Nakyung sampe tau? Kok lo bisa tau kalo mereka ada sesuatu?" tanyanya bertubi-tubi.

"Santai anjir, berasa kriminal banget gue," keluh Jeno. "Sama kayak lo lah, diem-diem gue juga ngamatin satu sama lain. Entah gimana, pokoknya gue kayak tau banget mereka ada sesuatu dan sebelum keadaan mulai chaos, gue panggil Guanlin buat ngomongin ini."

Ilmu cocoklogi Haechan kembali mengetuk-ngetuk otak sang pakar, bagai memaksa untuk dikeluarkan. "Bentar, gue mau mengaplikasikan ilmu cocoklogi gue... Lo ngomong sama Guanlin pas hari Kamis, balik dari markas, iya apa iya?" tanya Haechan, menginterupsi penjelasan Jeno.

Laki-laki itu mengangguk, "Iya, di hari yang sama pas kita nyari Sunwoo. Kalo gak salah, gue sempet keceplosan ngomong 'gue udah bilang,' ke Guanlin pas ada Nakyung, mungkin dari situ dia tau dan mulai berantem."

"Kapan? Kapan lo ngomong gitu? Ngapain juga lo gaada angin gaada ujan tau-tau ngomong gitu??" 

"Lah, udah lupa lah gue," ucap Jeno cepat. "Tapi setelahnya gue gak tau apa-apa lagi ya, mereka berantem juga bukan salah gue."

"Iya, jelas bukan salah lo, tapi salah omongan lo," cibir Haechan. "Semoga Nakyung mau cerita lah, paling kagak sama si Aa' noh."

note

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

note. terjawab ya kenapa nakyung bisa tau-tau mewek bareng Aa'.

siapa yang telanjur percaya sama konflik badut belajar bareng?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

siapa yang telanjur percaya sama konflik badut belajar bareng?

STALEMATE: The Lost [✔]Where stories live. Discover now