03 ⚫ mobil siapa?

3.5K 806 187
                                    

Memang dasarnya anak laki-laki, kalau sudah tidur pasti tidak tahu waktu. Karena masih berada di masa dispensasi, the lost dapat menikmati waktu akhir pekan mereka dengan bonus meliburkan diri di hari Jumat. Jarum pendek di jam dinding hampir menunjuk pukul sepuluh pagi, tetapi tidak ada satupun di antara dua pemuda ini yang tampak terbangun dari mimpi indahnya.

drrttt drrrttt

Jinyoung menjadi orang pertama yang terbangun di pagi itu—err, entahlah, sudah hampir siang. Laki-laki itu menegakkan punggungnya dan menggaruk pelan puncak kepalanya. Dalam keadaan setengah sadar, ia memaki entah ponsel siapa yang dengan kurang ajarnya mengganggu tidurnya.

"Chan, bangun, Chan," Jinyoung memukul-mukul tubuh Haechan dengan guling miliknya, "bangun cuk hp lo bunyi!"

Mata Haechan langsung membelalak sempurna mendengar seruan Jinyoung. Dengan kesadaran yang masih mengawang, Haechan menggerakkan tangannya meraba-raba atas nakas, mencari ponselnya.

"Halo," ucap Haechan. "Ih atuh, teh, Echan kan masih dispen, lagian kepseknya juga udah ngerti kok. Iya, teh, beneran gapapa Echan bolos mah. Iya, teh."

"Kenapa?" tanya Jinyoung.

"Dikira bolos, ini si teteh bacot bener nelponin mulu tapi gaada yang ngangkat," jawab Haechan.

"Semua orang kan tidur, anjeng, siapa juga yang mau ngangkat," Jinyoung bangkit dari kasur dan berjalan ke arah pintu kamar, "gue laper, pengen ngopi. Lo ngopi gak?"

"Boleh dah," jawab Haechan.

Jinyoung mengangkat jempolnya dan kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menuju dapur rumah keluarga Bae. Punggung mama Jinyoung menjadi pemandangan pertama yang laki-laki itu lihat seiringan dengan langkah pertamanya di dapur pagi itu. Dalam diam, Jinyoung mendudukkan diri di kursi meja makan dan memperhatikan mamanya sedang sibuk dengan peralatan dapur serta makanan yang telah terhidang nikmat di atas meja.

"Loh, baru bangun, ‘a?" tanya mama Jinyoung.

Laki-laki itu mengangguk, "Iya, ma. Barusan pulang jam tiga."

" ‘A, itu depan mobil siapa sih? Kamu yang bawa?" tanya mamanya lagi.

Astaga, Jinyoung baru ingat jika ia membawa sebuah benda dengan harga kurang ajar ke rumahnya. "Iya, ma, itu mobilnya Guanlin, katanya suruh ‘aa bawa pulang aja, motornya ‘aa di rumah Guanlin," jawab Jinyoung.

"Ooh, kirain. Mama kaget pagi-pagi buka pintu ada mobil gede banget, mana parkirnya ngaco lagi, tuh mobilnya papa gak bisa keluar," lanjut mama. "Haechan bangunin tuh, ajak makan, jangan langsung ngopi ya, ‘a. Mama mau ke tetangga dulu."

Berlalulah mama Jinyoung dari hadapan sang ‘aa. Tidak seperti teteh Haechan yang membombardir adiknya dengan pertanyaan seputar membolos, mama Jinyoung justru sebaliknya dan beliau mendukung aktivitas Jinyoung dengan the lost, meskipun bolak-balik membolos dan dispensasi adalah konsekuensinya.

"Wadaw asik banget," manik mata Haechan membulat melihat banyaknya makanan yang terhidang di meja makan, "makasih, mamanya pacil."

"Gak ada akhlak lo masih aja manggil-manggil gue pacil," dengus Jinyoung. "Makan sini, mama gue masak macem-macem."

"Woow, tentu saja kapten!" seru Haechan dengan penuh semangat.

Laki-laki itu menarik kursi di sebelah Jinyoung dan mulai menyendokkan berbagai macam makanan ke dalam piringnya. Keduanya makan dalam diam, sebelum teori cocoklogi Haechan kembali muncul di benaknya.

" ‘A,"

"Hm,"

"Menurut lo, Guanlin sama Nakyung ada apa-apa gak sih?"

Jinyoung hampir saja tersedak makanannya karena kaget mendengar pertanyaan Haechan. Tidak ada angin, tidak ada hujan, bisa-bisanya laki-laki bawel itu tiba-tiba membicarakan Nakyung dan Guanlin.

"Mana gue tau lah, kan lo sendiri yang bilang gue gak punya jiwa pengamat," jawab Jinyoung.

"Kali aja lo merasakan hal yang sama gitu loh, ‘a. Gue ngerasa aneh aja sih ngeliat mereka akhir-akhir ini. Yang paling keliatan tuh kalo pas kita lagi kumpul di markas terus ada yang tanya pendapat, misalnya nih gue abis jelasin opini gue, terus pas abis nanya tuh si Alin pasti ngelirik ke Nakyung," jelas Haechan panjang lebar. "Gue tuh yakin banget mereka ada sesuatu, soalnya ilmu cocoklogi gue bilang begitu!1!1!1!"

Haechan menjelaskan teorinya dengan semangat yang menggebu-gebu, sedangkan Jinyoung justru sebaliknya. Sambil menyendok makanannya, Jinyoung mengangkat bahu. "Gak usah ngurusin urusan orang kali, Chan. Mau ada apa-apa juga kan urusan mereka," balasnya. "Oh ya, Nakyung udah ada yang jemput belom, cuk."

Laki-laki itu bangkit dari kursinya, melangkah kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya. Tiba-tiba ia merasa denial tentang teori Haechan, meski jika pun Nakyung dan Guanlin memang ada 'apa-apa' maka tidaklah mengherankan, mengingat keduanya memang lebih banyak terlibat bersama.

Bahasa kasarnya 'sih, Guanlin itu menang di segala aspek, terutama di aspek sugih banda. Ah, tidak, tidak, Nakyung bukan orang yang seperti itu. They tend to stick each other, mungkin itu alasannya.

"Gimana, ‘a? Nakyung udah ada yang jemput?" tanya Haechan setelah Jinyoung kembali ke meja makan.

Jinyoung mengangguk, "Udah, sama Jeno."

Haechan tiba-tiba melepas alat makannya dan menyandarkan punggungnya pada punggung kursi. Ia tiba-tiba menghela napas, "Sumpah sih, ‘a, kemaren gue liat Jeno jadi ganteng banget sama si ale, gue aja tersepona."

"Jancuk, cari cewek sana lo, bahaya kelamaan jomblo," sungut Jinyoung, mengingat bagaimana ia menjadi korban atas kejombloan sahabatnya ini.

"Btw, ‘a," Haechan menegakkan punggungnya, memelankan suaranya, "Gak nyangka gue, di rumah berani cursing."

Jinyoung menolehkan kepalanya, memastikan bahwa mamanya belum pulang. "Kan lagi sendirian, kalo ada orang lain mah mana berani gue jancuk jancukan," bisik Jinyoung.

" ‘A hayo mulutnya, mama denger loh,"

" ‘A hayo mulutnya, mama denger loh,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

note.
nakkung-alin shipper dan nakkung-ale shipper akan ak beri kalian asupan di buku ini /insert emot badut/

oh ya, diem-diem si eneng mengibarkan bendera jeno-ale shipper (lalu alin dan motor jeno merasa pundung, wkwkwk).

btw kalian belom jawab, pengen ngepoin apa dari the lost? :(

STALEMATE: The Lost [✔]Where stories live. Discover now