Nana mendengus.Dia mengusap rambut anak bungsunya "Jajan mulu.Padahal tadi Mamah sudah kasih kamu uang.Belum cukup juga?"

Jeongin merengut.Ia mengaitkan lengannya dengan lengan sang ibu "10 ribu cukup buat beberapa ciki doang,Ma.Jeongin pengen beli banyak"

Dari tempatnya,Minho menggeleng pelan "Makan banyak,tapi gak gendut-gendut"

"Eh?" Jeongin melepaskan tangannya kemudian menatap sang kakak "Emang kakak mau Jeongin gendut?"

"Boleh,biar tambah enak kalau kakak cubit kamu" Jawab Minho,dengan seringaian kecil

Jeongin mencebik kesal "Gak mau!"

Nana menghela nafas "Sudah,jangan diteruskan" ujarnya kemudian menghampiri bibi Kim yang sedang mengaduk adonan.Dia membantu sedikit sampai adonan dimasukkan kedalam oven

"Jisung sudah makan?" Tanya nya pada pemuda disampingnya.Sedari tadi anak itu hanya diam ketika yang lain bercanda

Jisung mengangguk kecil "Sudah,tante"

Nana tersenyum.Tangannya mengelus surai Jisung dengan lembut "Kalau capek,istirahat di kamar aja.Kuenya juga sudah jadi.Tinggal kasih hiasan sedikit"

"He'em"

Jisung beranjak dari duduknya.Dia berjalan menuju kamar,meninggalkan orang-orang yang masih sibuk mencari ide untuk dekorasi romantis nanti.Sebenarnya dia masih ingin membantu,bahkan kejutan ini merupakan usulan darinya.Tapi rasa pening di kepala dan pandangan yang tiba-tiba menjadi buram,mau tak mau harus mengurungkan niat baiknya.Lagipula dia tak ingin membuat semua orang khawatir

Jisung bersandar pada kepala ranjang.Berkali-kali dia memejam dan menggosok matanya,tetapi tak ada yang berubah

Dan untuk yang kesekian,dia menekan-nekan kedua matanya,hingga akhirnya cahaya silau mulai menyorot netra legam itu.Dia mengerjap perlahan

Huft

Akhirnya

Jisung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.Dari mulai jam dinding,foto,meja belajar,lemari dan lain-lain,bisa dia lihat.Semuanya terlihat jelas sekarang

Dia bingung,mengapa hal tadi bisa terjadi?Sejak kejadian kecil di toko,matanya jadi sedikit bermasalah.Mudah lelah dan tiba-tiba buram.Padahal sebelumnya dia tak pernah begini

_▪▪▪_

Younghyun menggandeng tangan sang istri memasuki rumah.Tubuhnya sudah sangat lelah dan pegal karena perjalanan jauh tadi.Jika saja dokter Suzy saat ini berada di kota yang sama,mungkin ia tak akan merasa seperti ini.Dokter cantik itulah yang nanti mungkin akan memberikan pengobatan pada Jisung

Ya

Memang kalian pikir untuk siapa dia rela menyetir selama berjam-jam,jika buka demi Jisung,putra bungsunya.Sesuai dengan apa yang sudah dia katakan,dia akan berusaha mencari pengobatan terbaik untuk anak itu.Dan salah satu usahanya adalah ini,menemui dokter Suzy yang sedang berada diluar kota

Yoona  menatap gurat lelah diwajah suaminya.Dengan pengertian dia membalas genggaman tangan besar itu dan mengelusnya perlahan.Atensi Younghyun pun seketika teralih.Melihat senyum teduh Yoona membuat hatinya menghangat seketika

"Terima kasih" lirih wanita  itu,yang dibalas anggukan dari Younghyun

"Sudah menjadi kewajibanku"

Keduanya melempar tatap dan menyunggingkan senyuman terbaik.Menyalurkan segala rasa yang tengah memenuhi hati keduanya.Mereka akan berusaha bersama,untuk kebahagiaan dan anak mereka tentunya.Apapun tantangan dan halangan didepan nanti,jika Tuhan mengizinkan,mereka akan lewati semuanya bersama

Dream Catcher ✓Where stories live. Discover now