***
Nani sedang menunggu Anggia di parkiran, tidak selang lama Nani dikagetkan dengan suara Anggia yang tiba-tiba muncul dan berhasil membuatnya kaget.

“Cepet.” ucap Anggia yang membuat Nani jengkel dan kaget dalam waktu bersamaan, hampir satu jam ia menunggu tapi hanya bilang begitu tidak ada kata basa-basi.

“Kenapa muka lo?” tanya Anggia santai yang melihat wajah Nani yang sudah merah.

“Lo gak tau sih, dari tadi gue tuh kepanasan nungguin lo. Gue nungguin lo satu jam lebih woy! Terus lo datang-datang santai amat!” ucap Nani yang panjang lebar

“Ya santai kali, sewot amat lo.”

“Ya udah ayo, tapi gue ke sekolah tadi pake motor.”

“Anjir, gue udah nungguin lo satu jam disini kepanasan, terus sekarang kita ke mall pake motor. Panas Anggia.” keluh Nani.

“Dihh ngeluh mulu hidup lo mah, ya udah cepet ah.” ajak Anggia.

***
Sekarang mereka sudah sampai ditujuan.

“Turun Na, sudah sampai nih.” ucap Anggia yang memberhentikan motornya di depan mall.

“Gue mau parkirin dulu motor, lo tunggu di sini aja okey.” lanjutnya.

“Iyaa, awas lo kalau lama,” ucap Nani.

“Santaii, boss wkwkw” jawab Anggia sembari terkekeh dan melajukan motornya ke dalam parkiran.

***
“Kita mau kemana sih Gia?” tanya Nani.

“Gue mau beli buku dulu, bentar ya,” ucap Anggia.

“Yee kebiasaan, okey deh gue ngikut.”

***
Nani sedang berkeliling mencari buku yang akan ia beli, Nani tak kalah suka dengan buku sama seperti Anggia.

“Yeyy akhirnya gue nemu juga nih buku,” ucap Nani senang, tetapi pada saat ia ingin megambil buku tersebut tiba-tiba terdapat orang yang menariknya ke arah berlawanan.

“Sorry, gue duluan yang ngambil ini,” ucap Nani pada seorang wanita yang ternyata adalah Fitria.

“Oh sorry, ehh lo Nani kan?” tanya nya.

“Iyaa kenapa?”

“Lo kesini sama Anggia gak?” tanya sembari celangak-celinguk mencari sosok Anggia.

“Iya, dia sama gue,” ucap Anggia tiba-tiba dan langsung menghampiri keduanya.

“Hai Gia apa kabar?” tanya Fitria.

“Gue baik-baik aja kok,” ucap Anggia sebari tersenyum.

“Ehh gimana kabar lo sama Anggana?” tanya Fitria sebari tersenyum samar.

“Hah? B ... baik kok” ucap Anggia gelapan.

“Yakin?”

“Kenapa emangnya? Gak perlu basa-basi maksud lo apa nih?”

“Emm gimana ya, gue sih cukup bilang aja ya sama lo ati-ati, ntar kalau lo ditinggalin tiba-tiba sama dia udah siap belum?” tanya Fitria santai.

“Maksud lo apa sih Fit?”

“Yaa begitu,” ujar Fitria langsung melangkah meninggalkan Anggia dan Nani begitu saja

Anggia hanya terdiam mendengar perkataan Fitria, sedang mencerna dengan benar apa maksudnya. Namun, itu semua tetap saja nihil. Dan berhasil membuta Anggia terus memikirkannya.

“Aang, udah lah gak perlu dipikirin. Mending kita bayar buku dulu yu.” ajak Nani.

***
Anggia menaruh asal tasnya di meja belajar lalu membanting tubuhnya di kasur king size miliknya. Matanya terpejam mencoba merasakan lebih dalam kenyamanan kasur nya itu.

Tiba-tiba terbesit ingatan di toko buku tadi. Entah kenapa ada rasa kesal dan penasaran menyangkut di hati Anggia. Dia memukul pelan kepalanya sendiri mencoba menghilangkan ingatan itu.

“Sebenarnya, apa sih maksud si Fitria.”

“Aneh bet dah.” lanjutnya.

Ia pun menatap langit-langit jendela kamarnya, pikirannya masih kalang kabut entah kemana.

“Tapi ya dipikir-pikir, setelah terakhir kali ketemu Aa emang udah lama gak ngasih kabar.”

“Apa .…”

“Arghhh, stop! Gue gak mau berangan-angan yang tidak-tidak! Sudah lelah gue dengan semua ini.” teriak Anggia sebari meremas-remas rambutnya.

Anggia pun menarik selimutnya dan memejamkan matanya untuk terlelap tidur sebisa mungkin, meski sebenarnya ingatan tentang segalanya masih terus menghantui pikirannya.

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now